Menjelajah Pulau Penyengat Mengenal Sejarah & Menikmati Kuliner

    spot_img

    Baca juga

    Sekdaprov Adi Pimpin Upacara Hari Peringatan Otonomi Daerah ke-28 Tahun 2024

      KEPRI, POSMETRO: Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Adi Prihantara,...

    Gubernur Kepri Lantik PPIH Embarkasi Batam, Tekankan Pelayanan Prima Jamaah Haji

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, melantik...

    Bersama Wujudkan Keluarga Kepri yang Sehat dan Sejahtera

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menghadiri Puncak...

    Festival Indera Sakti, Jadikan Suasana Malam di Penyengat Semakin Gemerlap

    KEPRI, POSMETRO: Gemerlapnya Pulau Penyengat di malam hari semakin...
    spot_img

    Share

    MENYEBUT nama Pulau Penyengat, pastilah di benak kita akan terbayang sebuah destinasi wisata budaya dan religi yang memberikan pengalaman dan pengetahuan yang cukup berharga. Tapi, sangatlah sayang jika kita berkunjung ke Pulau Penyengat ini, hanya menikmati budaya dan sejarahnya saja. Cobalah kita kita lebih luas lagi menexplore Penyengat.

    Tenang, pengunjung yang menjejakkan kaki di pulau seluas 2,4 km persegi ini. Kita akan menjelajahinya. Tiba di Penyengat, dermaga dengan beberapa kapal kayu penyeberangan yang sigap memanjakan mata. Ada aroma asap ikan yang tengah dibakar, menggoda penciuman. Siap menggoyang lidah.

    Dari Tanjungpinang, sekitar 15 menit, menuju pulau kecil menggunakan kapal motor yang isebut pompong. Menaiki kapal kayu bermesin motor ini, disajikan dengan deretan bangunan permukiman penduduk yang berdiri kokoh di atas air laut serta deburan ombak yang menerjang.

    Dermaga dengan ornamen khas Melayu bernuansa kuning dan hijau menyambut. Becak motor berjejer menunggu penumpang. Tak jauh dari dermaga, terlihat sebuah masjid dengan warna kuning mencolok dengan kubah yang gagah mengucapkan selamat datang. Bangunan itu adalah Masjid Raya Sultan Riau.

    Masjid peninggalan masa Kerajaan Riau-Lingga ini menjadi salah satu lokasi para pengunjung untuk berfoto serta menunaikan ibadah shalat lima waktu. Di masjid inilah, pengunjung merasakan nuansa melayu dan mendapatkan pengetahuan tentang budaya dan sejarah.

    Bergeser ke lokasi lain. Kita berkeliling menuju Benteng Pertahanan Bukit Kursi. Di sini juga kental akan sejarah. Benteng ini masih berkaitan dengan kerajaan Riau-Lingga yang menjadikan benteng terbesar di Pulau Penyengat ini sebagai pusat pertahanan pada masa Yang Dipertuan Muda ke-IV, Raja Haji Fisabililah. Di Benteng ini, masih menyimpan meriam-meriam yang ada di sudutnya.

    Di sisi lain Pulau Penyengat, terdapat sebuah balai desa adat yang diberi nama Balai Adat Indera Perkasa, gedung yang menghadap ke laut ini bakal memanjakan
    pengunjung dengan nuansa Melayu dan sarat akan sejarah masa lalu.

    Balai yang terdiri atas balai utama, dikelilingi lima balai kecil ini memiliki pekarangan yang cukup luas sehingga mampu menampung cukup banyak tamu untuk
    acara-acara besar.

    Melihat lebih dekat di balai utama, terdapat deretan karya sastra berupa puisi yang disebut Gurindam 12. Tersemat di dinding pintu masuk balai. Gurindam ini
    merupakan puisi Melayu lama karya Raja Ali Haji yang dikenal sebagai sastrawan serta Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat.

    Berkeliling ke lokasi lain yang jaraknya tidak terlalu jauh, pengunjung dapat berwisata religi di makam Engku Putri Raja Hamidah dan Raja Ali. Makam ini rupanya menjadi salah satu lokasi wisata religi yang kerap didatangi wisatawan.

    Terkait seni budaya di Pulau Penyengat, terdapat prosesi khas Melayu, yakni prosesi tepuk tepung tawar yang dilakukan pada acara-acara tertentu ini memiliki makna yang mendalam dan lekat akan doa.

    Tradisi ini merupakan prosesi adat Melayu Riau peninggalan raja-raja terdahulu yang biasanya dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas terkabulnya satu keinginan atau usaha.

    Mencicipi Kuliner Khas Penyengat
    Nah, untuk melepas penant setelah berkeliling, kurang lengkap rasanya jika belum menikmati sajian khas setempat. Di Pulau Penyengat, lokasi kuliner sangat mudah dijumpai dan tak jauh dari dermaga kedatangan.

    Pulau ini menyuguhkan kenikmatan makanan laut yang masih segar dengan bumbu racikan khas seperti ikan bakar dengan bumbu merah. Sangat nikmat disajikan dengan sambal terasi dan sambal acar. Pilihan lain yakni masakan asam pedas.

    Sebelum menyantap makanan utama, marilah menikmati dulu otak-otak ikan bakar yang dibungkus dengan daun kelapa. Otak-otak ikan berwarna merah dan memiliki aroma khas daun kelapa yang membungkusnya. Varian otak-otak ikan pun ada dua macam, ada yang terbuat dari ikan dan sotong.

    Pulau Penyengat yang berada di dalam gugusan Kepulauan Riau ini rupanya kerap kali dikunjungi wisatawan asal Malaysia dan Singapura. Hal ini tak lepas dari
    kerterkaitan dari sisi sejarah masa lalu, yakni kerajaan Riau-Lingga.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, jumlah wisman yang berkunjung ke provinsi itu pada Mei 2023 tercatat sebanyak 52.430 wisman asal
    Singapura, kemudian sebanyak 15.647 wisman asal Malaysia. Disusul 4.806 wisman India, kemudian 3.854 wisman Tiongkok, serta 2.102 kunjungan wisman Filipina.

    Jumlah kunjungan wisman ke Kepri pada Mei 2023 juga mengalami peningkatan sebesar 316,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022.

    Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Guntur Sakti pun berharap, ke depannya pulau yang telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional ini mampu menarik kunjungan wisman dan wisnus lebih banyak lagi. Pulau Penyengat sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya Nasional.

    “Sebagai pulau bersejarah dan banyaknya karya sastra, zaman dulu sebagai sumber bahasa kita, bahasa Melayu, salah satunya Gurindam 12 serta banyaknya
    situs sejarah,” ujarnya.

    Pulau Penyengat pun masuk dalam daftar daya tarik wisata dalam SK Gubernur Kepri, Ansar Ahmad sejak 2022 lalu.(aiq/*)