Desa Wisata Pengudang di Bintan, Berpotensi Jadi Wisata Halal

    spot_img

    Baca juga

    Sekdaprov Adi Pimpin Upacara Hari Peringatan Otonomi Daerah ke-28 Tahun 2024

      KEPRI, POSMETRO: Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Adi Prihantara,...

    Gubernur Kepri Lantik PPIH Embarkasi Batam, Tekankan Pelayanan Prima Jamaah Haji

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, melantik...

    Bersama Wujudkan Keluarga Kepri yang Sehat dan Sejahtera

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menghadiri Puncak...

    Festival Indera Sakti, Jadikan Suasana Malam di Penyengat Semakin Gemerlap

    KEPRI, POSMETRO: Gemerlapnya Pulau Penyengat di malam hari semakin...
    spot_img

    Share

    SEKRETARIS Daerah (Sekda) Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Ronny Kartika menyebut Desa Pengudang potensial dikembangkan menjadi salah satu objek wisata halal di daerah tersebut.

    “Pengembangan wisata halal di Desa Pengudang, tentu akan menawarkan konsep nuansa wisata baru di Bintan,” kata Sekda Ronny Kartika kepada wartawan.

    Pernyataan Sekda ini, sejalan dengan kebijakan Gubernu Kepri Ansar Ahmad, dalam penetapan daya tarik wisata yang telah dituangkan dalam SK Gubernur. Desa Pengudang masuk dalam salah satu daya tarik wisata, tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepri Nomor 1263 tahun 2022 tentang, Destinasi Pariwisata, Kawasan Strategis Pariwisata dan Daya Tarik Wisata Provinsi Kepri.

    Gubernur Ansar Ahmad mengatakan, penetapan itu bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat. “Meratakan kesempatan berusaha dan optimalisasi potensi ekonomi dan karakteristik daerah,” ujarnya.

    Ronny Kartika menyebutkan, pengembangan wisata halal di Desa Pengudang akan diimplementasikan serta dikaji secara lebih komprehensif dengan melibatkan pihak-pihak terkait.

    Menurutnya konsep wisata halal bisa diimplementasikan melalui ketersediaan home stay rumah penduduk serta daya tarik kuliner tradisional lokal di Desa Pengudang.

    Konsep wisata halal juga merupakan konsep wisata yang ramah wisatawan muslim atau moeslim friendly. Hal ini menjadi sebuah branding yang pas untuk Desa Pengudang yang penduduknya mayoritas muslim.

    Di sisi lain, katanya, Desa Pengudang memiliki pemandangan pedesaan yang hijau dan alami dengan dikelilingi pemandangan laut.

    “Bahkan banyak wisatawan asing saat ini yang mau tinggal dari dua hingga delapan hari saat datang ke Bintan,” ujarnya.

    Potensi Desa Pengudang ini menjadi wisata halal seusai pula dengan suasan desa dan budaya Melayu sendiri.

    Bukti bahwa desa wisata ini begitu layak untuk dijadikan tujuan wisata kuliner, lihat saja saat Pengudang Seafood Festival kembali digelar di Desa Pengudang, Minggu (19/11) silam.

    Berbagai kuliner dari seafood dan hidangan tradisional seperti Barongko, Lapalapa dan Burasak disajikan.

    Event ini ternyata sangat menarik perhatian wisatawan asing. Tujuan event ini untuk mengenalkan potensi sumber daya alam (SDA) dan masyarakat yang ada di Desa Pengudang.

    Dia berharap, dari kegiatan ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Pengudang.

    Kades Pengudang, Kamali mengatakan, berbagai makanan dari hasil laut dan hasil kreasi UMKM yang ada di Desa Pengudang seperti cinderamata dipamerkan dalam festival ini.

    Memasuki kawasan ini, sudah disajikan pemandangan yang memanjakan mata. Di sebelah kanan sudah menarik perhatian, birunya air laut sejuah mata memandang. Dan di sebalah kiri, hamparan padang ilalang yang menghijauh terhampar dari ujung ke ujung. Yang tak kalah asinya, memandangi rumah-rumah panggung nelayan yang mulai tampak.

    Desa Wisata Pengudang adalah sebuah desa pesisir yang berada di daerah terluar di Pulau Bintan. Kawasan ini merupakan desa wisata yang berbasis masyarakat dan lingkungan. Di desa ini mempunyai tiga ekosistem andalan, yaitu padang lamun, terumbu karang dan bakau. Menjadi satu kesatuan potensi maritim yang layak untuk dilestarikan dan dikembangkan. Serta berpijak pada kearifan lokal masyarakat pesisir.

    Kementrian pariwisata juga menuliskan, di kawasan yang Merupakan sebuah desa wisata edukasi konservasi terkait pengembangan ekowisata mangrove, terumbu karang dan bakau serta spesies mamalia langka “dugong”. Dengan kondisi tiga ekosistem yang relatif baik menjadikan kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi padang lamun dan kawasan perairan wisata.(aiq)