Protes Warga Terkait Reklamasi Hutan Bakau di Sei Nayon

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Lori bawa tanah dari depan southlink masuk area reklamasi di Sei Nayon, Bengkong.

    BATAM, POSMETRO.CO :  Reklamasi pesisir Sei Nayon di Kecamatan Bengkong, Kota Batam dengan cara menimbun hutan mangrove atau bakau diduga ilegal. Masyarakat nelayan yang memprotes kegiatan tersebut diacuhkan.

    “Dampaknya sangat merugikan nelayan bang, ikan pada lari karena airnya keruh,” ujar Fuad salah seorang warga tempatan, Kamis (16/12).

    Ia mengatakan, karena adanya reklamasi itu, biota laut terganggu, nelayan tradisional sudah tidak bisa lagi mencari ikan di dekat lokasi tersebut.

    “Dan terpaksa area mencari ikan jauh ke laut sana,” ucapnya sembari mengatakan, dilemanya akan menambah biaya BBM. “Dan belum tentu mendapat ikan,” ujarnya.

    Menurut warga lainnya, reklamasi itu terus dilakukan dari pagi hingga malam hari.

    “Dari pagi hingga jam 10 malam bang lori ini menimbun,” kata seorang warga saat di temui di lokasi reklamasi.

    Saat lori dengan ban 6 dan 10 itu melintas di jalan dekat lokasi penimbunan, debu-debu pun berterbangan, sehingga mengganggu pandangan pengendara yang melintas. Akibat pekatnya debu, para pengendara berteriak.

    “Wow debunya, tidak ada o**k kalian,” ujar pengendara motor saat melintas di jalan dekat penimbunan tersebut.

    Edy, warga Bengkong juga menyayangkan, aktifitas penimbunan yang mengorbankan hutan bakau yang sudah tumbuh besar. Selain sebagai setempat kembang biak biota laut, juga menjaga dampak abrasi.

    Untuk menjaga keberadaan hutan mangrove Presiden Joko Widodo mencanangkan penanaman mangrove di Batam. Beberapa waktu pun turun ke laut untuk menanam bakau.

    “Hujan-hujan pak Jokowi bela-belain menanam bakau di Pulau Setokok, Barelang, tapi malah ini bakau yang sudah ada dan besar ditimbun pula,” kata warga.

    Pantauan di lapangan, lori beroda 6 dan 10 dari pagi dan malam menimbun lahan reklamasi di Sei Nayon. Lori tanah itu berasal dari wilayah Kabil dan Tiban Lama atau di depan jalan lapangan golf Southlink.

    Dari bukit tersebut tanah dikeruk. Padahal lokasi itu merupakan proyek peningkatan jalan tahap 1 BP Batam. Kenapa, tanah potong bukit itu digunakan untuk menimbun lahan reklamasi di Sei Nayon?

    Terpisah, Sudiman selaku pelaksana lapangan PT Bina Riau Sejahtera, kontraktor proyek peningkatan jalan oleh BP Batam yang dikonfirmasi belum lama ini, kepada media ini, membenarkan jika tanah yang dibawa lori itu diambil dari lokasi proyeknya tersebut. Bahkan dirinya mengetahui, jika tanah itu untuk menimbun bakau di Bengkong.

    “Orang itu yang mengambil sendiri tanah itu, karena kami tidak ada tempat lagi untuk membuang tanah itu, ” ucap Sudiman.

    Katanya, pihaknya merasa terbantu karena ada yang membawa tanah itu dari proyek tersebut.

    “Orang itu yang menyediakan lorinya, kami yang menyediakan alat beratnya,” kata pria ini dengan suara pelan.(waw)