PELNI Sebagai Harapan Perantau Berlayar Ke Kampung Halaman

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Kapal KM Kelud milik PELNI saat bersandar di pelabuhan Batu Ampar beberapa waktu lalu. (Foto-hbb)

    BATAM, POSMETRO.CO: Manfaat kehadiran PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) cabang Batam, Kepulauan Riau menjadi berkah bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan maupun pulau terluar.

    Hal ini turut dirasakan Esebius Sara. Bagi, pria berusia 35 tahun itu, moda transportasi laut jadi andalan untuk mencapai kampung halamannya di kota yang terletak di pesisir selatan Pulau Flores, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

    PELNI menjadi tumpuan bagi kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini yang dirasakan pria yang akrab disapa Randy tersebut. Momen pulang kampung sangat jarang dilakukan bapak anak satu itu.

    Selain faktor jarak yang cukup jauh, persoalan biaya perjalanan juga menjadi persoalan ketika ingin merayakan hari besar bersama keluarga. Randy mengungkapkan untuk mencapai kampung halamannya di Ende, dibutuhkan waktu selama sepekan. Berangkat memboyong istri dan anak sambil menikmati pengalaman selama perjalanan.

    Randy menceritakan untuk bisa sampai ke kampung halamannya, ia memesan tiket kelas ekonomi dengan harga Rp700 ribu untuk satu kali perjalanan. Agar bisa tiba di kampung asalnya ia cukup membayarkan Rp2,1 juta sudah termasuk biaya perjalanan untuk tiga orang. Kapal besar berukur besar tersebut menjadi andalan masyarakat pulau seperti dirinya.

    Kemudahan moda transportasi PT PELNI turut dirasakan karena dari segi biaya jauh lebih murah dan terjangkau kantong. Sebagai pekerja swasta tentu ia harus memperkirakan besar biaya yang harus dikeluarkan.

    “Selain soal biaya, juga kalau bawa barang atau oleh-oleh untuk keluarga bisa agak banyak. Sebab kami jarang pulang kampung, jadi benar-benar sangat membantu dalam menghubungkan kembali kami dengan kampung halaman,” ujar Randy.

    Menggunakan KM Umsini ini terbilang sangat pas di kantong masyarakat berpenghasilan menengah. Ia menceritakan saat momen tertentu sering terjadi lonjakan harga transportasi. Jika menggunakan armada udara, membutuhkan Rp2,6 juta untuk sekali perjalanan. Angka ini berlipat-lipat bila dibandingkan dengan armada milik PELNI.

    “Untung ada kapal PELNI di Batam. Sehingga tetap bisa ke kampung halaman dengan keluarga kecil saya,” ucapnya sembari tersenyum.

    Hal senada juga diutarakan Ika, warga asal Anambas yang saat ini bekerja di Batam. Menurutnya, kondisi transportasi laut milik PELNI menjadi angkutan yang menghubungkan ia dan keluarganya. Perempuan, 34 tahun ini mengaku ketika kembali ke kampung halamannya selalu menggunakan KM Bukit Raya.

    KM Bukit Raya berlayar kurang lebih 18 jam dari Anambas ke Pelabuhan Kijang, Bintan. Salah satu ketakutan saat berlayar adalah kondisi cuaca. Untuk wilayah Kepri musim angin Utara adalah kendala saat berlayar.

    “Kalau musim Utara, kami warga Tarempa terbantu. Karena, kapal ukuran sedang tidak jalan dan harga pesawat juga cukup mahal. Dan kapal ini punya kekuatan saat melawan ombak di laut, jadi ini kapal yang sudah jadi andalan kami sejak lama,” terangnya.

    Saat ini terdapat lima rute terpadat yang dilayani oleh kapal penumpang PELNI, yaitu rute Pulau Batam – Belawan dengan jumlah penumpang sebesar 4.622 pelanggan, Kupang – Larantuka (3.500), Manokwari – Sorong (2.784), Jayapura – Biak (2.664), dan Jayapura – Serui (2.603).

    Sedangkan lima rute terpadat pada kapal perintis meliputi wilayah Manokwari – Biak dengan jumlah penumpang sebesar 625 pelanggan, Tua Pejat – Teluk Bayur (613), Ternate – Mayau (594), Makassar – Reo (406), Tua Pejat – Sikakap (398).

    “Dalam memberikan pelayanan dimasa peak season Nataru ini, PELNI selalu memperhatikan dan menerapkan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat termasuk pelaksanaan 3 M selama pelayaran berlangsung agar perjalanan para pelanggan aman dan nyaman,” tegas Sodikin, Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT PELNI melalui rilisnya waktu lalu.

    PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini telah mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas.

    Selain angkutan penumpang, PELNI juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah 3TP di mana kapal perintis menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas.

    PELNI juga mengoperasikan sebanyak 20 kapal Rede. Sedangkan pada pelayanan bisnis logistik, kini PELNI mengoperasikan 4 kapal barang, 8 kapal tol laut serta 1 kapal khusus ternak. (Habibi)