Rumah Warga Mensemut Kena Abrasi Terancam Roboh, Yayasan Kajang Temui BPBD Lingga

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Salah satu rumah warga di Pulau Mensemut kena abrasi, tercancam roboh. Foto: ist

    LINGGA, POSMETRO.CO: Yayasan Kajang mendatangi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lingga, Kamis (12/11). Kedatangan Yayasan Kajang yang bergerak di bidang sosial untuk Suku Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kabupaten Lingga ini untuk melaporkan masalah abrasi air laut yang terjadi di Pulau Mensemut, Desa Penaah, Kecamatan Senayang.

    Pulau Mensemut yang dihuni 18 Kepala Keluarga (KK) kesehariannya bekerja sebagai nelayan tradisional yang bermukim di pulau tersebut, khawatir roboh karena ancaman abrasi bibir pantai.

    Kedatangan Ketua Yayasan Kajang Kabupaten Lingga Densi Diaz di sambut langsung Plt. Kepala BPBD Kabupaten Lingga Oktanius Wirsal, dan menceritakan ancaman abrasi yang mengancam rumah warga Pulau Mensemut.

    “Abrasi semakin parah yang terjadi di Pulau Mensemut. Saya khawatir kalau tidak ada tindakan cepat dari pemerintah, sebab pengikisan air laut terus mengancam rumah Suku KAT Pulau Mensemut sekarang ini,” kata Densi Diaz.

    Dia mengaku, banyak lagi rumah warga yang akan roboh, apalagi sekarang memasuki musim angin Utara, angin dan gelombang sangat kencang, sudah pasti pantai terus terkikis oleh air laut.

    “Harapan saya, ada solusi buat masyarakat Suku Asli (KAT) di sana, mengingat Pulau Mensemut semakin hari semakin mengecil digerus oleh air laut akibat abrasi,” sebutnya.

    Karena Yayasan Kajang kerap mengurus Suku KAT, Densi sedikit bercerita, beberapa bulan yang lalu ia pernah ke Pulau Mensemut mendampingi Kementrian Perikanan Jakarta. Ketika itu, rumah Ketua RT kurang lebih 15 meter dari bibir pantai, sekarang ini tersisa kurang lebih 1 meter lagi pengikisan air laut sampai ke rumah Pak RT dari bibir pantai.

    “Saya sangat khawatir sekali menghadapi musim Utara. Mohon ampun pada Allah SWT, bukan saya mendahului kuasa-Nya, tapi apa salahnya kita berjaga-jaga, sebab yang akan di hadapi kedepan gelombang disertai angin akan kuat,” ujarnya.

    Harapan saya pada BPBD, sambung perempuan berjiwa sosial ini lagi, supaya ada solusi cepat dari pemerintah sebelum hal yang tidak di inginkan bersama itu terjadi, khususnya di Pulau Mensemut.

    “Alangkah baiknya kita tanggulangi sebelum terjadi, ibarat kata, sedia payung sebelum hujan,” imbuhnya.

    Plt. Kepala BPBD Kabupaten Lingga Oktanius Wirsal membenarkan adanya laporan Ketua Yayasan Kajang Kabupaten Lingga ke BPBD, terkait abrasi yang terjadi di Pulau Mensemut Desa Penaah Kecamatan Senayang.

    Pengakuan Bu Densi, kata Okta, Kepala BPBD Lingga H. Abdul Khatab pernah menghimbau supaya masyarakat tidak membangun rumah di tepi pantai.

    “Kabar yang di sampaikan Ketua Yayasan Kajang, masyarakat ingin pindah, tapi pasilitas mereka harus di siapkan, agar tidak lagi bermukim di bibir pantai,” kata Okta, Kamis (12/11).

    Memastikan adanya kejadian itu, BPBD akan menurunkan tim ke lapangan untuk melihat langsung sekaligus membuat kajian, setelah itu baru membuat langkah apa yang tepat dalam mengatasi persoalan tersebut dan sekaligus berkoordinasi dengan pihak Desa Penaah.

    “Insya Allah kita akan menurunkan tim secepatnya, supaya apa yang menjadi keluhan warga kita di sana (Pulau Mensemut) dapat teratasi melalui kajian dan solusi yang akan dibuat, setelah itu baru dilaporkan pada atasan,” tukasnya.(mrs)