Sejarah Pembangunan Waduk dan Sumber Penyediaan Air di Batam 

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Waduk Duriangkang.

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam memiliki beberapa waduk yang fungsinya hanya untuk menampung air baku, dan diolah menjadi air bersih dan disuplai kepada warga Kota Batam.

    Waduk-waduk tersebut dikelola oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam,  dan tersebar di beberapa wilayah di Kota Batam.

    Berikut daftar waduk di Kota Batam:

    1. Duriangkang memiliki volume sebesar 78.180.080 m3 dengan kapasitas 2.122,53 liter per detik.

    2. Muka Kuning, volume 12.270.000 m3 dengan kapasitas 284,35 liter per detik.

    3. Sei Harapan, volume 3.600.000 m3 dengan kapasitas 210, 91 liter per detik.

    4. Sei Ladi, volume 9.490.000 m3 dengan kapasitas 240,68 liter per detik.

    5. Tembesi, volume 41.876.080 m3 dengan kapasitas 600 liter per detik.

    6. Rempang, volume 5.166.400 m3 dengan kapasitas 232 liter per detik.

    7. Nongsa, volume 720.000 m3 kapasitas 34,82 liter per detik.

    “Dari waduk inilah masyarakat Batam memperoleh pasokan air selama ini,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar, Selasa (3/11).

    Katanya, dari sekian waduk, waduk Duriangkang merupakan waduk paling besar dari seluruh waduk yang ada di Batam. Tentunya waduk ini menjadi perhatian khusus dibandingkan waduk-waduk lainnya.

    Tidak heran jika waduk ini menjadi penyuplai terbesar air yakni mencapai 70 persen untuk masyarakat dan seluruh aktifitasnya.

    Waduk ini dibangun mulai 1990 dan dioperasionalkan pada 2001, lokasinya berada di dalam kawasan hutan lindung. Sayangnya, area waduk ini, kerap dimanfaatkan aktifitas ilegal.

    Seperti beternak, membuat keramba ikan, memancing, berkebun, dan lainnya. Bahkan ada yang menebang pohon-pohon secara ilegal di daerah tangkapan air di sekitar waduk.

    Namun, kini aktifitas tersebut sudah ditertibkan. Jika tidak dilakukan tindakan tegas terhadap pelaku aktifitas ilegal itu, dikhawatirkan Waduk Duriangkang akan rusak. Seperti Waduk Baloi yang sudah menjadi toilet umum.

    Ia menjelaskan, beberapa waduk lain mulai beroperasi pada era BJ Habibie adalah Sei Harapan. Waduk Sei Harapan beroperasi pada tahun 1979. Dengan kapasitas 210 liter per detik. “Waduk ini pertama kali dibangun dalam masa Ibnu Sutowo pada tahun 1969,” katanya.

    Kala itu, waduk tersebut waduk sementara dengan dam (bangunan peninggi) sementara serta WTP temporer, dibangun untuk memenuhi kebutuhan air di Pertamina Sambuyang. Kemudian dibangun secara permanen. Dana APBN yang telah dikeluarkan untuk prasarana air minum hingga tahun 1983 berjumlah Rp 9.290.674.000. (cnk/adv)