2020, Pertumbuhan Ekonomi Kepri Diprediksi 5,1 Persen

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri. (Posmetro.co/waw)

    BATAM, POSMETRO.CO: Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) diprediksi akan tumbuh 4,7 sampai 5,1 persen di tahun 2020. Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Fadjar Majardi, pada pertemuan tahunan, di Hotel Radisson Batam, Senin (16/12).

    “Sementara di tahun ini ekonomi Kepri diangka 4,89 persen di triwulan III dari target 4,6 sampai 5 persen,” ujar Fadjar.

    Ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi di tahun ini dinilai lambat, disebabkan ekspor Kepri masih berorientasi dari negara Singapura, sehingga solusinya mencari pasar ekspor baru.

    “Dikarenakan, ekonomi Singapura melambat, ekonomi Kepri juga melambat. Peningkatannya lambat, walau tetap positif,” imbaunya.

    Diperkirakan secara tahunan, ekonomi Kepri akan berada di angka tengah antara 4,65 dan 4,8 persen. Salah satu pendorongnya dari domestik. Seperti dari konsumsi rumah tangga dan net ekspor, karena meningkat.

    “Investasi termasuk ikut, tapi naik turun. Ini sangat membantu,” ulasnya.

    Fadjar menilai, kekuatan ekonomi Kepri masih industri yang berbasis di Batam. Bahkan untuk industri Sumatera, Batam masih kekuatan terbesar disektor industri. Kondisi industri di Batam juga diprediksi membaik tahun depan. Hanya saja, dinilai tidak signifikan.

    “Pastinya Batam basis industri paling kuat. Di Sumatera 95 persen industri itu ada di Batam,” tutur Fadjar.

    Menurutnya, dengan adanya kekuatan industri di Batam. Maka disarankan dilakukan penguatan pasar ekspor. Penguatan dilakukan dengan mencari pasar baru.

    Apalagi terkait perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat, diakui secara ekonomi memberikan dampak lebih baik untuk Kepri. Ini terlihat dari ekspor Kepri. Tapi menurun itu lebih ke produk komponen mesin. Kalau bangunan masih jalan, walau menurun sedikit.

    “Paling banyak ke Singapura, walau ekonominya tumbuh turun sampai 0,1 persen dan ekspor menjadi turun,” terangnya.

    Sementara, Asisten Ekbang Pemprov Kepri Syamsul Bahrum mewakili Plt Gubernur Kepri, Isdianto mendukung target pertumbuhan ekonomi ke depan. Melihat angka tersebut ini membuktikan Kepri masih kuat.

    “Yang harus disadari kemampuan kita mengatasi masalah, daya tahan. Menemukan sumber baru, jadi harus kreatif dengan optimisme,” pesannya.

    Pertemuan tahunan ini dihadiri pengambil kebijakan di Kepri, mulai dari Pemprov Kepri, Pemko/Pemkab di Kepri, BPK, pengusaha dan lembaga pemerintahan lain. BI Kepri juga memberikan penghargaan kepada sejumlah instansi yang sudah membantu dalam pertumbuhan ekonomi di Kepri.(hbb)