Di Hinterland Gas Melon Dijual Rp 25 Ribu, Itupun Cepat Habis

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Distribusi gas melon melalui Pelabuhan rakyat, Sagulung menggunakan perahu ke wilayah hinterland. (Posmetro.co/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO: Muhammad, warga Pulau Temoyong, Kota Batam mengatakan, di sejumlah pulau di pinggiran Pulau Batam, juga mengalami kelangkaan gas melon.

    “Bukan hanya kami saja yang sulit cari gas, tapi warga pulau lain seperti Pulau Tanjung Planduk, Pulau Pecung, Pulau Jeri, Pulau Jalo, Pulau Selat Nenek dan beberapa pulau lainnya masih sulit cari gas,” tegasnya.

    Muhammad menjelaskan, di Pulau Temoyong memang ada yang jual gas, tapi tidak seperti pangkalan. Harganya pun jauh dari harga normalnya, yakni Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per tabungnya.

    “Itu pun cepat habis. Begitu datang, warga sudah ngantri,” ucapnya lagi.

    Ke depannya, Muhammad berharap agar pemerintah memberikan kemudahan bagi warga Pulau, khusunya untuk mendapatkan gas.

    “Seperti di Pulau Buluh, di sana ada dua pangkalan. Sekali datang, totalnya ada 200 tabung gas. Datangnya dua kali seminggu, itu pun cepat habis,” tutupnya.

    Yanto, pemilik pangkalan Gas di Kampung Bintang, Batuaji mengaku masih sulit mencari gas. Sebab stok gas yang masuk ke pangkalannya sangat  berkurang.

    “Dulunya, sekali datang mencapai 60 tabung. Tapi sekarang datangnya udah 50 unit, seminggu 3 kali datang,” tuturnya.

    Yanto melanjutkan, gas yang ada di pangkalannya hanya dijual kepada warganya saja. Jika ada warga luar yang datang, maka gas itu tak bakalan dijual.

    “Warga saya aja udah ngantri, apalagi kalau warga luar datang. Tak mungkin dikasih itu,” tutupnya.(jho)