Jelang Acara Mandi Safar di Lingga, WN Singapura dan Malaysia Booking Penginapan

    spot_img

    Baca juga

    Sekdaprov Adi Pimpin Upacara Hari Peringatan Otonomi Daerah ke-28 Tahun 2024

      KEPRI, POSMETRO: Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Adi Prihantara,...

    Gubernur Kepri Lantik PPIH Embarkasi Batam, Tekankan Pelayanan Prima Jamaah Haji

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, melantik...

    Bersama Wujudkan Keluarga Kepri yang Sehat dan Sejahtera

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menghadiri Puncak...

    Festival Indera Sakti, Jadikan Suasana Malam di Penyengat Semakin Gemerlap

    KEPRI, POSMETRO: Gemerlapnya Pulau Penyengat di malam hari semakin...
    spot_img

    Share

    H. Muhammad Ishak saat memandikan salah satu anak saat acara Mandi Safar tahun lalu. (Posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Pemkab Lingga melalui Dinas Kebudayaan kembali menggelar salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia yang telah ditetapkan pemerintah pusat tahun 2018 yang lalu, yaitu tradisi Mandi Safar memang sampai sekarang sudah menjadi warisan tradisi masyarakat pada Rabu (23/10).

    Tahun ini, pemandian sakral secara adat dan tradisi tersebut akan fokuskan di Balai Adat Melayu, Kabupaten Lingga di Jalan Raja Muhammad Yusuf Daik Lingga. Dan juga dihadiri warga negara dari Singapura dan Malaysia.

    Dipindahkannya lokasi dari replika Istana Damnah ke Balai Adat Melayu disebabkan replika yang biasa dulu dilaksanakan setiap tahun dalam rencana akan digunakan sebagai kantor/ sekretariat sementara karena kantor tersebut akan direhab tahun ini.

    Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, H Muhammad Ishak menyampaikan, pelaksanaan Tradisi Mandi Safar yang dilakukan di Balai Adat Melayu merupakan sebagai kegiatan pembuka, selanjutnya masyarakat melaksanakannya di berbagai tempat wisata.

    “Di Balai Adat itu, acara pembukanya secara sakral oleh Pemerintah Kabupaten Lingga. Setelah itu terpulang ke masyarakat, apakah ingin mendatangi Pemandian Lubuk Papan, Air Terjun Resun, Pantai Mempanak, Pantai Pasir Panjang serta beberapa tempat pemandian wisata lainnya yang ada,” ungkap H. Muhammad Ishak, Senin (14/10).

    Masyarakat bisa memilih dimana mereka ingin pergi mandi Safar pada hari itu, sambung orang nomor satu di Lembaga Adat Melayu Kabupaten Lingga ini lagi, bahkan ada yang mandi di rumah saja sesuai dengan panduan doa yang sudah ada untuk bermunajat pada Allah SWT yang memang sudah ada sejak Kesultanan Lingga dulu.

    “Tradisi Mandi Safar sudah kita kemas, yang di awali dengan pawai budaya berkendaraan yang akan diikuti anak-anak yang akan dimandikan sebagai simbolis,” terang Ishak.

    Kalau untuk pelepasan pawai, pelepasannya dari Masjid Jami’ Sultan Lingga, sebutnya lagi, yang ditandai dengan pawai budaya mengelilingi Kota Daik dan menuju Perkampungan Damnah di Jalan Muhammad Yusuf Daik Lingga.

    Lanjutnya lagi, tiba di pintu masuk gerbang Perkampungan Damnah, dilanjutkan lagi pawai budaya dengan berjalan kaki menuju Balai Adat Melayu.

    “Pembukaan Tradisi Mandi Syafar tahun ini, selain akan dihadiri para jemputan dan masyarakat Kabupaten Lingga, juga akan dihadiri para tetamu dari luar daerah dan luar negeri,” imbuhnya.

    H Muhammad Ishak juga mengaku, kalau pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga agar kegiatan dapat dijadikan sebagai salah satu objek Wisata Budaya Kabupaten Lingga dan perlu dipromosikan.

    “Insya Allah, informasi dari Pak Raja Fahrullrazi, sebagai Kadis Pariwisata, beberapa tamu dari Singapura dan Malaysia akan hadir, bahkan di antaranya ada yang sudah memesan kamar penginapan di Daik Lingga, untuk melihat langsung prosesi Mandi Safar Adat Melayu Lingga,” pungkasnya.(mrs)