Cerita Haru Muazin Masjid di Karimun yang Jual Ginjal

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    KARIMUN, POSMETRO.CO : Air mata pria paruh baya ini terus membasahi pipinya, kerutan di wajahnya pun menambah aura lesunya.

    Tak jarang sesekali ditarik nafasnya dalam-dalam. Panas matahari pagi pun menerpa kulitnya.

    Ely Kristianto (59) nama pria itu,  pria yang tinggal di warga Teluk Air Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, ini menjadi perhatian setiap warga yang lewat di depan pintu masuk pelabuhan domestik Tanjungbalai Karimun.

    Ironisnya lagi ia berdiri di depan rumah dinas Bupati Karimun sambil menenteng karton putih didadanya bertuliskan Jual Ginjal, pada Sabtu (29/6).

    Ternyaya Pria paruh baya itu rela menjual ginjal, untuk mendapatkan biaya pengobatan anak keduanya yang kini terbaring lemah di rumahnya.

    Anaknya bernama Landra Dwi Guna (23). Ia kini menderita penyakit tumor otak. Eli seolah tak lagi mampu menahan kesedihannya, pria yang sehari-harinya berkerja sebagai muazin di salah satu musala di Kelurahan Tanjungbalai Kota itu, terus berdiri menjajakan ginjalnya dan berharap mendapatkan uang untuk menyembuhkan putra keduanya.

    “Saya tak tahu lagi mau kemana, mau gimana, saya butuh biaya untuk pengobatan anak saya yang sakit tumor otak,” cerita Eli.

    Eli menceritakan, anaknya tersebut menderita penyakit tumor otak sejak satu tahun lalu. Sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit beberapa hari, namun karena terkendala biaya, ia terpaksa kembali dirawat dirumah sejak satu minggu belakangan ini.

    “Anak saya sekarang di rumah, tidak ada biaya berobat. Hanya obat seadanya. Badannya sudah kurus kering saat ini dan terbaring lemah, saya gak mampu apa-apa lagi,” tukasnya sambil mengusap air matanya.

    Sebelumnya, Eli memeriksakan anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah. Disana, anaknya sempat medapat perawatan beberapa hari.
    Namun, sayang, diperkirakan keterbatasan biaya membuat pihak Rumah Sakit memulangkan anaknya.

    Eli juga bingung kenapa anaknya disuruh pulang oleh pihak runah sakit, karena tidak diberi keterangan apa-apa.

    “Kemarin dirawat, tapi pihak rumah sakit suruh pulang. Katanya anak bapak sudah bisa pulang. Tapi Rumah sakit tidak memberikan keterangan bagaimana kondisi anak saya,” tuturnya lagi mengingat kekecewaannya itu

    Eli mengakui hingga saat ini ia masih menunggak pembayaran di rumah sakit. Itu dilakukannya lantaran tak lagi punya uang.

    “Masih ada utang pembayaran Rp 14 juta lagi belum saya bayar,” katanya.

    “Dengan jual ginjal ini saya berharap dapat uang agar bisa bayar hutang, dan berobat anak saya lagi,” ujarnya.

    Aksi Eli pun mendapat perhatian dari sejumlah kalangan, Anggota DPRD dari Partai PKB, Nyimas Novi Ujiani pun langsung mendatangi rumah korban, Sabtu malam.

    Ia pun langsung berkoordinasi dengan rumah sakit. Nyimas pun langsung meminta agar korban bisa kembali dirawat di RSUD M Sani. Atas usaha Nyimas, korban pun langsung di bawa kembali ke RSUD untuk mendapat perawatan sekitar pukul 18.20 Wib.(ria)