Berkompetisi di Batam Atau Istirahat

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Amsakar Ahmad saat diskusi di Metro Forum.

    >>>Metro Forum Bersam Amsakar Achmad, Wakil Walikota Batam

    NAMANYA terus disebut-sebut sebagai calon Walikota Batam. Meskipun jadwal Pilkada masih dua tahun lebih lagi. Agenda pemilihan serentak kepala daerah seluruh Indonesia itu masih tanggal 27 November 2024 nanti.

    Tapi tak apa. Toh Amsakar Achmad perlu naik kelas. Dari Wakil Walikota ke Walikota. Sudah dua periode menjadi wakilnya HM Rudi.

    Setia mendampingi Walikota Batam yang tak terkalahkan itu. Yang mendapat suara begitu signifikan di Pilkada kemarin.

    Pasangan ini begitu harmonis. Begitu mesra dan kuat. Padahal begitu banyak kisah pasangan pemimpin daerah yang retak. Renggang. Bahkan baru saja dilantik sudah terdengar hubungannya memanas. Tak mesra lagi. Tak sejalan lagi. Sehingga bikin pusing pemilihnya.

    Tapi tidak dengan pasangan ini. Kedua pemimpin ini rukun. Sejalan. Sehingga, kepercayaan masyarakat Batam yang begitu banyak memilihnya terbayar.

    Hasil kerjanya cukup memuaskan. Berbagai infrastruktur dibangun. Terutama jalan. Jalan di Batam kini lebar-lebar.

    Tapi kisah memang tak harus terus mulus. Hingga beberapa bulan terakhir ini, desas-desus keretakan keduanya sedikit terdengar. Di berbagai obrolan kedai kopi tokoh-tokoh politik. Tokoh-tokoh masyarakat. Dan tidak ketinggalan rekan-rekan wartawan. Menyebut, ada cerita yang kurang sedap.

    Siapakah pengganti Rudi nanti? Mungkin pertanyaan inilah yang menyebabkan isu keretakan muncul. Ada yang menyebut, Marlin Agustina Rudi yang bakal menjadi kandidat pengganti. Istri Rudi. Yang menjadi Wakil Gubernur Kepri saat ini. Tapi, sebagian lagi berharap Amsakarlah yang layak melanjutkan estafet pembangunan di Batam ini.

    Rudi sendiri digadang-gadang akan berhadapan dengan Gubernur Inkumben, Ansar Ahmad untuk memperebutkan Kepri 1. Lantas ada kabar menyebut, kalau Amsakar akan “dibajak” untuk mendampingi Ansar Ahmad. Jelas saja situasi terasa semakin menghangat.

    Bahkan spekulasi terkahir yang terdengar, Amsakar akan didorong maju di Lingga atau menuju DPR RI. Spekulasi ini dilakukan sebagai langkah politik, yang isunya untuk memuluskan jalan Marlin untuk duduk di Batam 1.

    Metro Forum POSMETRO, Selasa (28/6) sore menjawab semua kabar yang simpang siur itu. Amsakar Achmad meluangkan waktu di tengah kesibukannya sebagai Wakil Walikota Batam, untuk meluruskan semua isu ini. Ia pun blak-blakan Bersama Direktur POSMETRO Hariyanto, berikut kutipan diskusinya;

    Bagaimana soal pembagian tugas selama dua priaode bersama HM Rudi, menjadi Wakil Walikota Batam yang saat itu, persentase kemenangannya sangat tinggi?

    Jelas. Amanah di undang undangn mendifinisikan detail mana tugas kepala daerah dan wakil kepala daerah. Kepala daerah yang meliputi semua rukun semua kewenangan daerah. Prinsipnya, harus terbagi habis per level pemerintahan. Pemerintah pusat memiliki beberapa wewenang, seperti yang dijelaskan dalam Pasal 10  Ayat 3 UU No.32 Tahun 2004, disebutkan bahwa urusan pemerintahan yang merupakan kewenangan pemerintah pusat terdiri dari 6 urusan, yaitu: 1. Politik luar negeri, 2. Pertahanan, 3. Keamanan, 4. Yustisi, 5. Moneter dan fiskal nasional dan, 6. Agama.

    Selebihnya dibagi levelnya masing masing.Konteks tugas wakil kepala daerah, itu utamanya mewakili kepala daerah. Ada juga urusan yang saya kerjakan sendiri. Penegentasan kemiskinan, terkait persoalan percepatan penangan stunting. Lalu LPTQ. Saya juga ketua kwartir cabang mengurus Pramuka. Inilah kewenagan menurut undang-undang.

    Tapi Pak Wali (Walikota) bisa menugaskan atau mewakilkan tugas lain. Karena begitu banyaknya tugas beliau. Semisal ketika Pak Wali ada acara, tapi harus rapat, bisa ditugaskan atau diwakilkan ke kita.  Selain itu alhamdulillah. Selama satu priode, lalu priode kedua apa yang akan kami kerjakan bersama sama sudah jelas. Jadi tidak ada yang merasa satu tidak difungsikan di peemerintah daerah. Saya juga harus tahu batas kewenangan saya. Ketika ada satu informasi yang saya terima, kita harus sampaikan ke Pak Wali, untuk kata putusannya.

    Ini pelajaran juga bagi kita semua. Karena ada yang priode pertama yang baru dilantik sudah terpecah. Namun, pasangan HM Rudi dan Amsakar Achmad begitu terlihat harmonis?

    Saya merasa seluruh kebijakan Pak Wali dilakukan secara terbuka. Karena tadi, dari sisi tata kelola administrasi semua sudah sangat jelas. Misalnya ada satu kebijakan yang beliau buat selalau ada disposisi ke sekda atau ke asisten terkait. Itu kita lakukan konsisten selama tujuh tahun. Kalau tadi disebut, ada hubungan antara kepala daerah dan wakil yang sengkarut tata kelola pemerintahan, itu disebabkan karena ada pemahaman yang belum selesai. Ada persoalan ambisi atau obsesi tertentu. Ketika ada gesekan komitmen yang tidak terpenuhi.

    Kalau saya bersama Pak Wali komitmennya sama. Bagaimana membuat daerah berkembang baik, dan masyarakat harus merasa tidak salah memilih orang. Ketika ada sengkarut, itu sebenarnya menjadi simbol, memimpin satu jadi dua saja belum clear, bagaimana memimpin rakyat. Ini namanya membuka aurat kita. Tapi ini sebenarya soal persepektif. Ini hanya soal sudut pandang. Saya tidak melihat, ada hal yang membuat kita gaduh. Batam ini baik-baik saja. Tapi rasanya kok mau kiamat. Bahkan ada pilkada serentak seluruh Indonesia. Ada hal rekan rekan media jika mau me-elaborasi lebih dalam, kenapa disini seperti ini? saat ini di luar sana, orang lebih larut ke pilpres.

    Ini penting bagi publik. Justru kita harus menenangkan situasi. Justru Pak Wali yang harus menenangnkan stuasi. Seolah kita dalam posisi yang dihadap hadapkan. Tapi ini harus diklarifikasi.

    Ada kabar di masyarakat Rudi-Amsakar sedang tidak baik-baik saja ?

    Ini klarifikasinya. Tidak ada persoalan. Kami masih baik-baik saja. Tiap pertemuan masih biasa saja. Bergurau. Polanya masih seperti abang dan adik. Bahwa ada langkah politik tertentu, ini masalah politik. Kenapa harus merasa membangun rivalitas. Kalau menurut saya, kalau ada banyak yang bergerak, dan muncul di permukaan, itu simbol negeri kita ini tak kekurangan kader. Biar saja berproses secara natural. Amsakar maju juga tergantung nasib ini, bukan masalah partai politik atau yang lain.

    Tidak ada masalah. Kami bergurau gurau saja dengan Pak Wali. Kita harus membangun pemerintahan ini atas pemekiran. Kita ditakdirkan untuk mengurus masyarakat. Tidak boleh ada urusan yang lain. Bahwa masyarakat ini memberikan suara sangat signifikan, selayaknya kami membalas budi dengan memberikan kerja terbaik. Kerja baik, hanya bisa dilakukan bila mana ada singkronisiasasi penyelenggara pemerintahan. Terutama di top level. Alhamdulillah banyak kerja hebat dahsyat yang kita persembahkan.

    Harmonisasi itu kita jaga tidak di lingkup internal saja. Kesimpulannya, Bapak Walikota dan Pak Wakil sedang baik baik saja.Saya meyakini, bahwa hasil tidak akan membohongi kerja keras. Bila saya misalkan niat untuk maju (Calon Walikota 2024) saya harus berkerja keras untuk itu, tidak perlu menggesek satu sama lainnya. Ngapain membuang energi ke arah yang negatif, karena masih banyak jalan ke arah positif. Kenapa harus gaduh.

    Dua priode sama HM Rudi banyak pembangunan infrastruktur. Kan masyarakat ingin itu berkesinambungan. Untuk bisa berkesinambungan itu seperti apa?

    Sebenarya apakah kebijakan akan diberlakukan berkesinambungan. Tergantung siapa yang akan meneruskan kedepan. Sebatas ini, jika pertanyaan ini ditujukan kepada saya, kebijakan kami dengan Pak Wali memang kebijakan yang harus dilanjutkan. Karena kita yang menyiapakan. Ini perlu penyelesaian. Capaian yang kita raih, mesti harus diteruskan. Keberlanjutan pembangunan ini harus dijaga. Konsistensi kebijakan ini penting. Tapi saya berpikir, apa cuma Amsakar? Tidak.

    Ada  banyak kader di Batam, yang siap melanjutkan estafet. Jadi jangan mempersoalkan hal itu. Politik tidak usah dibangun dengan cara rivalitas. Bisa dibangun dengan cara hormat dan bermartabat, tidak dibangun dengan menjelek-jelekkan satu sama lain. Karena ini hubungan dengan semua orang. Kita membangun ini secara santun tidak perlu menyakiti satu sama lainnya. Inilah saya sebut; Jalan Politik Amsakar Achmad.

    Di kancah nasional, Ganjar survei popularitasnya tinggi. Tapi seolah-olah belum disrestui partainya. Di Batam juga sepertinya seperti itu?

    Yang terjadi dengan Ganjar dan Batam, ini komparasi berbeda level. Terlalu jauh antara bumi dan langit. Saya memiliki keyakinan politik, semuanya akan baik baik saja. Insting saya mengatakan begitu. Dalam arti ketika Amasakar tak maju, itu yang terbaik. Kalau maju pun, itu juga yang terbaik. Doa saya di rakaat akhir salat, “Ya Allah seandainya menjadi Walikota ini baik bagiku, baik bagi keluargaku, baik bagi masyarakatku, baik bagi bangsa dan negaraku mohon buka jalannya untukku. Tapi kalau dia tidak baik bagiku, bagi  keluargaku, bagi masyarkatku, bagi bangsa dan negaraku, jelas saja, tutup saja jalannya untukku.”

    Karena siapa bilang jabatan ini membawa semua manfaat. Tidak sedikit orang yang kemudian memiliki kekuasaan, memberikan kemudaratan. Sehingga kaji kaji makrifatnya, kalau kemudian ini memang bukan hak saya, selalu ada cara untuk kita tolak. Kalau ini hak saya, selalu ada jalan untuk jadi. Saya paling percaya pada persoalan rentak takdir hidup saya.

    Karena sesungguhnya Amsakar Achmad ini bercita cita menjadi dosen. Sudah banyak yang saya perloleh dari kampus. Tapi rupanya takdir saya tidak disini. Rupanya Allah ingin, pada tahun sekian akan menjadi Wakil Walikota. Bahwa tidak selamanya dalam persepsi kita baik, dalam realitasnya itu akan baik, belum tentu. Belum tentu akan berbanding lurus. bahwa yang terbaik itu sesungguhnya adalah apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah.

    Apa yang harus kita laukukan, bagaimana menjaga hati supaya tidak rusak oleh konstelasi politik ini. Bagaimana menjaga hati supaya tidak berpraduga. Tidak harus membuat kita krasak krusuk tak tentu arah.

    Tapi takdirkan perlu dijemput?

    Terus berusaha. Yang hari ini kita lakukan selama rentang tujuh tahun ini, berlangsung dengan baik baik saja. Dan komunikasi yang kita bangun di ruang publik baik baik saja. Lalu dalam kesempatan dengan maysarakat juga baik baik saja. Saya melihat gini, masyarakat Batam adalah masyarakat yang cerdas. Melihat hasil survei, kesimpulan saya adalah bahwa masayrakat Batam adalah masyarakat yang cerdas berpolitik. Dan masyarakat Batam juga, adalah masyarakat yang cerdas mengolah calon calon. Kalau diberi oke, tapi pilihan sudah ada di hati. Itu kecerdasan secara alami, tidak usah kita buat risau. Bukan berarti saya tak berupaya menjemput takdir.

    Saya sampaikan ke Pak Wali, bahwa madhab politik kita sama. Bahawa tegak lurus atas bawah. Partai sama. Saya tanya Pak Walim, mohon petunjuk, apa langkah yang perlu dipersiapkan? Pak Wali mengatakan, silahkan saja Am (Amsakar Achmad) berjalan bergerak semua. Itu artinya tidak ada permasalahan. Lalu kalau ada uapaya untuk menaikkan elektabilitas, kan ini masih banyak jalan. Masih banyak sekali. Cerita politik ini, kan lebih seru didiskusi ketimbang di realitas.

    Bicara politik ada panggung depan ada panggung belakang. Anda bisa bilang, baik baik saja. Tapi masyarakat tidak tahu panggung belakang?

    Bahwa permainan ini bisa dimainkan dengan berbagai peran. Bisa disetting berbagai panggung. Mau di belakang mau depan, silahkan. Saya berada di garis yang saya yakini; Pertama, kami dengan Pak Wali masih garis lurus. Sampai tahun ketujuh ini biasa-biasa saja. Saling memperkuat satu sama lain. Bahwa setiap orang memiliki hak politiknya. Partai politik kami ini juga saya yakini masih melihat realitas mana yang masih terukur. Kalau secara logika politiknya itu yang masih masuk akal. Kalau ada yang terjadi di luar logika itu, itu berbarti masih ada jalan yang ditutup. yang ditutup sang maha sutradara.

    Kalau Di Nasdem menentukan calon pilkada, apakah popularitas, atau yang lain?

    Sudah berkali kali kami dirakornas, raker, berbagai event mulai tingkat kami selalu mengukur berdasarkan survei. Ketum ketika akan memutuskan siapa akan maju sebagai apa, itu ukurannya survei berdasarkan lembaga yang sahih. Lembaga yang tingkat margin erornya kecil. Jadi faktor untuk maju yang paling penting adalah bagaiaman penerimaan di publik.

    Kalau kemudian masyarakat tidak menghendaki kita, tidak perlu juga kita paksakan untuk maju. Partai Nasdem yang saya lihat, yang terukur dari sisi itu. Bahkan dari jauh jauh hari, kita sudah mulai.

    Sepertinya ada tembok tebal tinggi yang akan mengadang Amsakar Achmad untuk maju ke Walikota? Beberapa tokoh menyebut, Amsakar hanya perlu berani?

    Amsakar maju tahap pertama, judulnya Rudi terkaya Amsakar termiskin. Amsakar maju melepaskan posisi ASN. Keberaniaan seperti apa lagi? Maju kedua juga tidak apa apanya. Yang paling penting ketika memutuskan sebuah hal, dia mesti selesai dengan kalkulasi logika. Saya akan putuskan itu. Dan jika saya sudah mutuskan saya tidak akan pernah mundur lagi, itu yang paling penting. Ada orang yang cepat mutuskan, kemudian galau mencari jalan. Tapi ada orang yang berhati-hati memutuskan, setelah kalkulasinya selesai, jalan dia mudah. Ada kedua tipikal itu, maka tipikal yang kedua itu ada pada Amsakar Achmad.

    Selama kalkulasinya terlalu prematur, maka bayi yang akan lahir adalah bayi yang mungkin saja sumbing, mungkin ada yang bermaslaah. Kalau kelahiran yang dipaksakan prematur itu. Oleh sebab itu, jangan bahasanya telampau bernafsu mengambil langkah yang salah. Lebih bagus memutuskan pada memonteum yang tepat. Dan mudah mudahan menyenangkan semua. Kalau ada persoalan ada tembok dan macam macam, kita hadapi kemudianlah.

    Seperti apa hubungan Amsakar Achmad dan HM Rudi?

    Amsakar masuk ke kancah (politik) ini dibawa Rudi. Selaknya Amsakar mesti mengerti cara berterimakasih yang benar. Kedua, bahwa Amsakar maju ke sini menanggalkan atribut ASN. Pastilah HM Rudi juga telah memikirkan masa depan Amasakar. Saya berpikir ini tidak akan sesederhana itu. Dua hal ini menjadi pengikat paling penting bersama kami. Sehingga saya harus menjaga Pak Wali, dan Pak Wali pun menjaga saya. Ini hal hal yang substansial. Amsakar tahu dirilah.

    Pak Wali ini adalah maestro. Dalam membaca konstelasi politik. Kepri dan Batam. Ketika dari pengusaha menjadi politisi masuk PKB beliau jadi. Lalu meloncat ke Wakil Walikota, beliau pun jadi. Lalu kemudian menjadi Walikota. Setelah itu berupaya, banyak dorongan dari banyak pihak; Ibu (Marlin) maju bersama Pak Ansar, juga jadi. Lalu bagaiaman caranya Pemko dan BP (BP Batam) tak sengkarut, exoffisio Alhamdulillah beliau jadi.

    Kalau di ruang publik ada perdebatan, tak masalah. Ada hal hal yang memang harus kami luruskan. Diantara kami berdua, kami yang paham, merasakan. Sesungguhnya Pak Wali itu sudah memulai karirnya dipemerintahan dari wakil walikota. Sekarang jalan tahun kedua sudah 12 tahun Rudi berkomunikasi dengan Amsakar. Amsakar berkomunikasi dengan Rudi. Apakah kami mesti dicentang prenangkan oleh eskalasi yang ada? Tidak. Itu biarlah kami berdua yang tahu soal itu.

    Jadi untuk meluruskan berbagai isu di luar. Kemana untuk 2024?

    Pilihan yang ada di hati saya, saya akan berjuang untuk berkompetisi di Batam satu. Kalau kemudian itu tidak jadi, saya lebih memilih istirahat. Bisa masuk ke kancah profesional. Menyalurkan hobil lama yang hilang menjadi dosen. Tidak perduli lagi dengan penghasilan, apa salahnya berbagi dengan cara yang lain. Sederhananya, opsi saya itu ada dua. Satu maju yang kedua istirahat. Tak ada opsi untuk menjadi wakil A, wakil B (Calon Wakil Gubernur) di provinsi. Tetapi sekiranya membantu suara untuk calon calon kami, akan saya bantu. Misalnya di DPR RI. Inikan jalan pengabdian juga. Karena banyak sekali foto yang bereda dengan siapa siapa. Kalau saya kemudian tidak bisa masuk dengan berbagai keterbatasan, saya memutuskan istirahat, menjadi rakyat biasa, ke kancah preofesional.

    Di tengah kesibukan sebagai Wakil Walikota, Sebenarnya apa yang dilakukan setelah lepas dari tugas-tugas harian, saat berada di rumah bersama keluarga?

    Aktivitas di luar dinas wakil walikota, main catur sama satpol yang bertugas di rumah. Kesehariaan dengan keluarga terbatas. Pulang ke rumah mendekati Magrib. Saat itulah meluangkan waktu makan bersama keluarga. Ada sedikit waktu bicara. Tapi kurang rutin juga berlangsung. Saat pagi hendak berangkat ke kantor, ini juga menjadi waktu bersama istri. Contoh Ramadan. Waktu berbuka bersama keluarga cuma di hari pertama saja. Selebihnya kegiatan Safari Ramadan. Nah, saat anak-istri tidur, saya gunakan waktu untuk membaca. Karena saya tidak bisa tidur di bawah pukul 12 malam.

    Atau saat sedang enggan membaca, saya pergi ke pos satpol di rumah untuk bermain catur. Bermain Catur salah cara saya untuk melepaskan sejenak kepenatan setelah kesibukan sehari-hari.***