Soal Laporan WHO Bahwa Covid-19 Bukan dari Lab Wuhan, Ini Respons AS

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan AS berharap dapat mengkaji data yang tercakup di laporan WHO tersebut yang dirilis pada Selasa (9/2). (Vox)

    POSMETRO,CO: Amerika Serikat langsung merespons laporan tim dari WHO di Wuhan yang mengatakan bahwa Covid-19 bukan berasal dari laboratorium di sana. AS berharap dapat mengkaji data yang tercakup di laporan WHO tersebut yang dirilis pada Selasa (9/2). Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

    Dilansir dari laman Jawapos.com Kepala tim WHO yang menyelidiki asal mula Covid-19, Peter Ben Embarek, mengatakan kelelawar masih menjadi sumber potensial dan bahwa penularan virus melalui makanan beku merupakan sebuah kemungkinan yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Dia mengesampingkan kebocoran dari laboratorium.

    Terkait hal itu, Psaki mengatakan kepada awak media bahwa pemerintah tidak terlibat dalam rencana dan implementasi penyelidikan tersebut dan ingin melakukan tinjauan independen atas temuan tersebut beserta data yang mendasarinya. Psaki menambahkan bahwa meski AS bergabung lagi dengan WHO, sangat penting agar pihaknya memiliki tim ahli sendiri di lapangan.

    Sebelumnya, Tim WHO yang dikirim ke Wuhan, Tiongkok, Selasa (9/2) mengungkapkan hasil penyelidikannya. Sayangnya, mereka belum bisa mengidentifikasi hewan apa yang menjadi penyebab munculnya virus SARS-CoV-2 serta yang menjadi perantara ke manusia.

    Peter Ben Embarek mengungkapkan, proses identifikasi binatang masih dilakukan. Tidak adanya kelelawar di daerah Wuhan meredupkan kemungkinan penularan langsung dari binatang tersebut ke manusia. Kelelawar selama ini diduga sebagai awal penyebar virus yang mengakibatkan pandemi global itu. ”Kemungkinan penularan dari spesies perantara,” ujarnya seperti dikutip Agence France-Presse.

    Kelinci, musang, dan tikus bisa menjadi perantara penularan. Mereka akan menjadi titik masuk untuk penyelidikan selanjutnya.

    Embarek juga mendukung pernyataan Tiongkok bahwa tidak ada bukti jika wabah Covid-19 di Wuhan terjadi sebelum Desember. Dia juga menampik teori pandemi terjadi karena adanya kebocoran di laboratorium virus milik Tiongkok di Wuhan. ”Kebocoran laboratorium ini bukan hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian ke depan,” tegasnya.

    Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa virus itu juga tidak berasal dari Wuhan. Ia bisa saja berasal dari wilayah lain yang terbawa lewat produk-produk makanan beku. Sebab, virus SARS-CoV-2 bisa bertahan di kondisi dingin dan beku.

    Paparan itu juga sekali lagi mendukung teori yang digaungkan Tiongkok. Yaitu, virus mematikan tersebut berasal dari luar negeri lewat makanan beku yang diimpor. ”Tapi, kami belum bisa memahami apakah virus (di makanan beku) itu bisa langsung menular ke manusia dan dalam kondisi apa hal itu bisa terjadi,” terang Embarek.

    Tim WHO tinggal selama sebulan di Wuhan. Dua pekan di awal dihabiskan di ruang isolasi. Setelah itu, mereka mengunjungi berbagai lokasi. Termasuk pasar ikan tempat kali pertama virus SARS-CoV-2 terdeteksi. Beberapa lokasi yang mereka kunjungi sempat dikritisi media. Salah satunya adalah pameran propaganda, tempat Tiongkok merayakan pulih dari pandemi.(***)