Apri Vs Awe Perang Program

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Bupati Bintan, Apri Sujadi berdiskusi dengan jajarannya. Foto:aiq

    BINTAN, POSMETRO.CO: Apri Sujadi, Bupati Bintan yang saat ini menjalani cuti karena keikutsertaannya di Pilkada Bintan menegaskan bahwa, sebanyak 6.000 lebih nelayan Bintan, sudah memiliki asuransi nelayan.

    Apri Sujadi juga menyebutkan bahwa Program Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) atau biasa disebut dengan Kartu Asuransi Nelayan, masih terus berjalan.

    Hal ini sesuai dengan petunjuk teknis dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) RI, selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang teralokasi dalam APBN. Bahkan, terdapat beberapa kriteria kepesertaan dan syarat kepesertaan nelayan, untuk bisa diberikan bantuan premi asuransi bagi nelayan itu.

    “Program itu sudah sejak lama digulirkan dan hingga saat ini program tersebut masih berjalan. Selama 4 tahun berjalan sudah sekitar 50 persen lebih nelayan atau sekitar 6.000 an yang sudah ter-cover program tersebut. Kita juga salurkan santunan senilai Rp824 juta untuk 8 nelayan,” ujarnya, Selasa (29/9) siang.

    Menurutnya untuk kriteria nelayan akan diprioritaskan bagi nelayan kecil dan juga nelayan tradisional dengan syarat memiliki kepesertaan Kartu Nelayan dan berusia setidaknya maksimal 65 tahun. Kriteria lainnya, yaitu tidak pernah mendapatkan bantuan asuransi lainnya, serta tidak memiliki dan memanfaatkan alat tangkap yang dilarang oleh Peraturan Pemerintah.

    Untuk realisasi hingga per Desember 2019, sudah sekitar 6.000-an lebih Nelayan di Kabupaten Bintan yang sudah terproteksi Asuransi Nelayan dari 11.000 an nelayan tangkap, untuk tahun 2020, program terhenti dari pusat karena Covid 19.

    “Program itu memiliki beberapa kriteria, dan masih terus kita lakukan usulan proteksi nya. Kalau nelayan kita asli Bintan, nelayan tangkap ada sekitar 11.000-an, kalau ditambah buruh Perikanan mungkin saja secara keseluruhan bisa mencapai sekitar 15.000 an. Tapi rata-rata buruh nelayan bukan warga bintan,” tegasnya.

    Dikatakannya juga bahwa besaran variasi nilai manfaat per nelayan berupa santunan kecelakaan akibat aktivitas penangkapan ikan, sebesar Rp 200 juta (apabila meninggal dunia), Rp 100 juta (apabila menyebabkan cacat tetap), dan Rp 20 juta (untuk biaya pengobatan).

    Bahkan, tak hanya saat melakukan aktivitas penangkapan ikan, nilai manfaat asuransi juga mencakup kecelakaan di luar itu. Adapun untuk cangkupan asuransi diluar aktivitas penangkapan ikan, besaran nilai santunan dengan krikeria, per orang mendapatkan santunan Rp 160 juta (apabila meninggal dunia), Rp 100 juta (apabila mengalami cacat tetap), dan Rp 20 juta (untuk biaya pengobatan).

    Sementara itu, calon Bupati Bintan, Alias Wello memastikan, jika terpilih sebagai Bupati Bintan pada Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2020 mendatang, menjanjikan semua nelayan tradisional di Kabupaten Bintan akan terlindungi asuransi.

    “Kalau soal asuransi nelayan, saya tutup mata aja. Sebab, saya sudah punya pengalaman manis mengasuransikan 8 ribu nelayan di Lingga,” tegas Alias Wello, Selasa (29/9).

    Penegasan itu disampaikan Alias Wello saat menerima Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Bintan, Syukur Harianto bersama jajaran pengurus lainnya.

    Menurut pria yang akrab disapa AWe itu, sebetulnya jumlah nelayan Lingga yang sudah dilindungi asuransi ada 10 ribu orang. Sebab ada 2 ribu lainnya diasuransikan melalui APBN.

    “Soal komitmen, jangan ragu lagi. Sekali lagi, soal asuransi nelayan di Bintan, saya pastikan ada seperti di Lingga,” katanya.

    Sementara itu, Ketua KNTI Bintan, Syukur Harianto mengaku sudah lama mendengar sepak terjang AWe dalam memproteksi keselamatan nelayan tradisional di Lingga.

    “Kami sudah lama mendengar bagaimana pak AWe melindungi nelayannya melalui asuransi di Lingga. Makanya, kami ingin konfirmasi langsung. Beda sekali dengan Bintan,” katanya.

    Pria yang akrab dipanggil Buyung Adli itu berharap, pemimpin Bintan ke depan memiliki kepekaan terhadap nasib para nelayan tradisional.

    “Pada tahun 2018 lalu, masih ada 2.000 orang nelayan Bintan yang diasuransikan. Meskipun anggarannya dari APBN. Tapi, sejak tahun 2019 sampai saat ini, sudah tak ada sama sekali,” katanya.

    Buyung yang saat ini juga menjabat sebagai Plt. Ketua KNTI Provinsi Kepri mengatakan, berdasarkan data tahun 2017, jumlah nelayan di Bintan mencapai 13.361 orang.

    “Diperkirakan, ada kenaikan sekitar 15 persen atau 2.000 orang. Jadi, tahun ini jumlah nelayan kita sekitar 15.365 orang,” bebernya.(aiq)