Jembatan Barelang, Warisan Alm BJ Habibie yang Terpatri

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Jembatan Barelang, Batam (posmetro/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO : Mulai dibangun dari tahun 1992 hingga 1998, Jembatan Barelang menjadi pilot project yang diprakarsai ratusan insinyur Indonesia.

    Proses pembangunannya memakan waktu enam tahun. Selaku pemerakarsa, Bacharuddin Jusuf Habibie sama sekali tak mempekerjakan tenaga ahli asing saat itu. Tentunya hal itu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

    Jembatan Barelang merupakan singkatan dari Batam, Rempang dan Galang. Nama itu merupakan tiga dari nama enam pulau yang disambungkan oleh Jembatan Barelang, termasuk Pulau Tonton, Pulau Nipah dan Pulau Galang Baru di Kepulauan Riau.

    Jembatan Barelang tidak hanya menjadi warisan infrastruktur bagi kota Batam, tetapi juga menjadi warisan ilmu. Bagi pegawai BP Batam, Jembatan Barelang adalah laboratorium hidup, dimana setiap jembatan yang dibangun menggunakan 6 teknologi yang berbeda.

    Kepala Pengelolaan Lahan BP Batam, Imam Bachroni, juga menceritakan pengalamannya saat pembangunan jembatan tersebut. Dimana ketika terjadi kesalahan dalam proses pembangunan tidak dijadikan permasalahan justru dijadikan pembelajaran untuk menemukan solusi yang lebih baik.

    Pembangunan jembatan ini menggambarkan kecanggihan teknologi infrastruktur, serta sebagai laboratorium ilmu bagi Putra Bangsa.

    Jembatan satu, merupakan jembatan yang dibangun oleh BP Batam pada saat itu Otorita Batam, dengan teknik cable stayed. Jembatan ini disebut-sebut mirip dengan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat.

    Sementara, Jembatan 2 sepanjang 420 meter ini dibangun dengan teknik Balance Cantilever Box Gierder, Single Box. Lalu, Jembatan 3 merupakan jembatan yang dibangun dengan tipe segmental concrete box girder dengan tipe pondasi abutment.

    Jembatan 4 dibangun dengan teknik Balance Cantilever hampir sama dengan Jembatan 2. Jembatan 5 merupakan jembatan busur dengan konstruksi beton bertulang pertama di Indonesia.

    Terakhir jembatan paling ujung, Jembatan 6 menggunakan teknik asbrit atau setengah lingkaran. Barelang itu benar-benar laboratorium hidup, dari enam jembatan itu dipilih 6 itu tipenya beda. (cnk/adv)