Curhat Siswi SMP di Batam Terjebak Prostitusi Online…

    spot_img

    Baca juga

    Pendaftaran Fuel Card 5.0 Sudah Mulai Dibuka, Ini syaratnya

    BATAM, POSMETRO.CO : Pendaftaran Fuel Card 5.0 sebagai kartu...

    Rudi Tekan PT Adhi Karya Terkait Pengerjaan Masjid Agung Harus Selesai Tepat Waktu

    BATAM, POSMETRO.CO : Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus mendorong...

    Halal Bihalal Keluarga Besar Legiun Veteran RI Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Berlangsung di Hotel Golden View Bengkong,...

    Bolehkah Menikung di Area Blindspot? Ini Penjelasannya!

    BATAM, POSMETRO: Saat berkendara, kita sering dihadapkan dengan situasi...

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...
    spot_img

    Share

    Cantik (nama samaran) saat diamankan di kantor polisi. (Posmetro.co/jho)

    SEJAK kecil, Cantik (nama samaran) sudah bercita cita jadi dokter. Impiannya itu pun sudah ia persiapkan sejak dini. Sejak duduk di bangku kelas 1 SD hingga kelas 6 SD, perempuan yang tinggal di kawasan Batuaji itu selalu masuk rangking sepuluh besar dan pernah dapat rangking 3.

    Memasuki bangku SMP semester 1, Cantik masih mempertahankan prestasinya. Bahkan di sekolahnya ia termasuk idola karena wajahnya yang di atas rata-rata.

    Tapi, kedua orang tua Cantik sudah lama tak akur (broken home). Tentu saja ada tekanan batin yang dirasakan Cantik, apalagi dialah anak pertama.

    Nah, di saat kondisi seperti itu, Cantik malah terpengaruh dengan teman sekolahnya. Bolos di saat jam belajar sudah biasa baginya. Bahkan ia berteman dengan orang-orang tak jelas asal usulnya. Pacarnya pun sering gonta ganti.

    “Saya diajak sama teman. Awalnya saya takut bolos, tapi karena sudah keseringan, saya pun terbiasa,” ucapnya.

    Bagi bocah kelahiran 19 Maret 2005 itu, tak pulang rumah sudah hal yang biasa. Bahkan ayahnya pernah melaporkannya ke pihak kepolisian. Terkait laporan orang hilang.

    “Begitu di lapor, saya ditemukan oleh polisi. Namun saya kembali kabur dari rumah. Capek terus cariin aku, akhirnya ayah tak perhatikan aku lagi,” sebutnya.

    Terlepas dari perhatian orang tua, akhirnya Cantik merelakan kehormatannya direnggut sang pacar.

    “Aku berpikir memberikan kehormatan menjadikan pacar saya semakin setia. Ternyata pacar saya malah pergi setelah menyisakan bekasnya,” sesalnya.

    Tapi kesedihan kehilangan perawan tidak lama bagi Cantik. Di sekolah, ia masih bisa bolos dengan temannya yang sudah duluan ‘rusak’.

    Memasuki semester 2 saat duduk di kelas 1 SMP, Cantik akhirnya dikeluarkan karena sering bolos. Sedangkan orang tuanya tak mau tau lagi. Apalagi Cantik sudah sering tak pulang rumah.

    “Saya sudah ngekos, jadi ayah saya tidak tahu keberadaanku lagi,” tuturnya.

    Hidup mandiri dan serba bebas tentu membutuhkan uang. Akhirnya, seorang teman Cantik yang juga masih di bawah umur menawarkan ‘pekerjaan’ menjadi memuaskan nafsu om-om.

    “Saya ditawarkan pekerjaan dan saya sudah tahu pekerjaan itu adalah pemuas seksual. Tapi itu saya lakukan demi mendapatkan uang tuk beli baju dan kebutuhan,” ucapnya.

    Awal melakukan bisnis haram itu, Cantik merasa jijik bercampur geli. Apalagi tamu yang dilayaninya seorang pria berumur 40 an tahun.

    “Sumpah loh, saya jijik ama, udah itu geli rasanya. Namun dipikiran saya, toh juga keperawanan saya dah hilang. Lagian saya hanya butuh duitnya,” ucapnya.

    Sekitar 1 jam melakukan perbuatan terlarang itu, ia mendapatkan upah Rp 500 ribu dari mucikarinya. Sedangkan mucikarinya mendapatkan untung Rp 1 juta.

    “Begitu dapat uang, saya beli baju dan kebutuhan sehari-hari,” aku wanita berambut pirang itu.

    Hari ke hari, ternyata uang Cantik semakin menipis. Bahkan ia memiliki utang Rp 300 ribu kepada temannya. Tawaran untuk melayani lelaki hidung belang kembali diterimanya.

    “Kawan saya kembali tawarkan job, saya tak bisa nolak, apalagi utang dah banyak, belum lagi kebutuhan,” jelasnya.

    Kedua kali melakukan, Cantik tetap merasakan jijik dan geli. Apalagi pria satu ini memaksanya untuk melakukan oral. Bahkan pria aksinya itu diminta dividiokan. “Saya tak mau,” tolaknya.

    Saat mendapat uang, ia pun membayar utangnya. Akhirnya, ia menjadi terbiasa melayani nafsu pria hidung belang. Toh ia berikir perawannya sudah hilang dan tak akan mungkin kembali lagi.

    “Untuk apalagi dijaga-jaga, kalo bisa menghasilkan uang, kenapa nggak,” katanya mengenai kehormatannya itu.

    Di umurnya yang masih 15 tahun, tentu saja Cantik tidak mengerti apa itu HIV. Yang ada di pikirkannya adalah bagaimana cara mendapatkan uang.

    “Saya pernah mendengar HIV, tapi saya tak ngerti apa itu HIV. Setiap shortime (kencan kilat), saya tak pernah pakai pengaman, tembak luar saja,” ujar bocah bertato ini.

    Perbuatan tak seonohnya itu akhirnya terbongkar. Jajaran Polsek Batuaji berhasil mengendus bisnis haram itu. Ternyata kemolekan Cantik dimanfaatkan oleh dua orang mucikari via online.

    “Barulah saya sadar apa itu eksploitasi anak. Ternyata selama ini saya dimanfaatkan kawan saya itu,” keluhnya.

    Kini, Cantik sudah diamankan di Mapolsek Batuaji. Dalam kasus tersebut, ia dinyatakan sebagai korban eksploitasi anak, sementara mucikari yang terdiri satu laki-laki dan satu perempuan sebayanya dengan Cantik sudah diamankan.

    “Hancur sudah pak. Saya nyesal telah kabur dari rumah dan hasilnya seperti ini. Cita-cita saya jadi dokter mungkin tidak bisa saya raih lagi,” sesalnya.

    Menurut Cantik, ayahnya sudah mengetahui semua kelakuannya. Bahkan saat datang ke Mapolsek Batuaji, sang ayah sempat bertanya kepada Cantik.

    “Apa yang kamu lakukan ini nak,” kata Cantik mengulangi perkataan ayahnya.

    Namun di Mapolsek Batuaji, Kompol Syafruddin Dalimunthe, Kapolsek Batuaji sempat memberikan semangat kepada Cantik. Ia mengatakan tak ada kata terlambat untuk mengejar cita-cita.

    “Jangan putus asa. Kamu masih bisa sekolah, cita-citamu jadi dokter masih bisa dikejar, apalagi kami masih muda,” kata Syafruddin Dalimunthe menasihati Cantik.

    Sementara kepada POSMETRO.CO, Syafruddin memyebut pihaknya selalu membubarkan anak-anak yang nongkrong hingga larut malam. Untuk itu, peran orang tua untuk mengawasi anaknya sangat diperlukan.

    “Jangan sampai seperti yang dialami oleh Cantik, jadi orang tua harus memperhatikan anaknya meskipun ada permasalahan di dalam keluarga,” tegasnya.

    Terakhirnya, Syafruddin Dalimunthe membenarkan bahwa Cantik pernah diamankan polisi atas laporan orang tuanya tentang orang meninggalkan rumah.

    “Saat mengamankan yang bersangkutan, Cantik langsung diserahkan kepada orang tuanya. Eh, tenyata Cantik kembali kabur dari rumah dan hasilnya jadi seperti ini,” tutupnya.(jho)