Tren Kuliner Nusantara mulai Digemari, Pelaku Bisnis Ini Aplikasikan Budaya Indonesia ‘Ngeriung’

    spot_img

    Baca juga

    Motor Listrik Honda EM1 e: Resmi Hadir di Kota Batam  

    BATAM, POSMETRO.CO :  PT Capella Dinamik Nusantara selaku main...

    Kapolda Kepri: Tata Kelola Warga Cipta Regency Luar Biasa

    BATAM, POSMETRO: Hadir pada acara halal bi halal warga...

    Motor Listrik Honda EM1 e: Resmi Hadir di Kota Batam

    BATAM, POSMETRO: PT Capella Dinamik Nusantara selaku main dealer...

    Sekdaprov Adi Pimpin Upacara Hari Peringatan Otonomi Daerah ke-28 Tahun 2024

      KEPRI, POSMETRO: Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Adi Prihantara,...
    spot_img

    Share

    Jakarta, Posmetro.co:  Melihat tren kuliner di Indonesia memang terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Menurut pelaku bisnis perlu mengaplikasikan sebuah budaya dalam menumbuhkan bisnis kuliner.

    Salah satunya, Dapur Solo yang melihat kebiasaan warga Indonesia yaitu ngeriung atau ngumpul makan bersama maka meningkatkan kualitas dan ruang dine in. Menurut Dwi Rahayu, Marketing Director Eatwell Culinary Indonesia kebiasaan jadi budaya tersebut tak tergerus oleh jaman digitalisasi, dikatakan mampu tingkatkan penjualan sampai 90%.

    “Trend penjualan, bahkan kontribusi 90 persen dari Dine in memang sumbangsih deliver tertinggi dari Dine in. Walaupun orang bicara serba online bahwa kenyataan naturenya orang Indonesia ngeriung kumpul,” katanya pada wartawan di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

    Selain dari itu, kata Dwi pelaku bisnis perlu melakukan berbagai strategi untuk menjaga kualitas. Dapur Solo, menurutnya juga terus berkembang menghadirkan berbagai new variant sampai diskon.

    “Strategi selain dengan inovasi menu baru, promo, kerjasama dengan pihak bank, ojol juga. Jadi Dine ini deliver utama karakter utama masyarakat Indonesia ngeriung, weekend ke mall,” sambungnya

    “Jadi channel utama kita untuk setiap kali buka di Mall, 90 persen Dine in,” jelas Dwi

    Dalam kesempatan yang sama, Dwi juga mengatakan kalau image makanan khas Solo ialah manis itupun terlihat dari hasil survei yang pihaknya lakukan pada costumer. Sehingga mendorong untuk terus melakukan updating menu, seperti hadirnya menu pedas.

    Sekali pun menu pedas seperti sego soun dan soun bandeng, sebagainya memang jarang terdengar di tenaga masyarakat. Ia mendorong agar pihak marketing bisa mendorong komunikasi agar menu-menu baru diketahui masyarakat luas.

    “Kami baru lakukan survei costumer, jadi karena kita tadi melakukan konsep seperti ini menarik audience usia muda nggak pengen dipersive bahwa dapur solo yang datang selalu generasi tua. Dihasil survei itu keluar kalau makanan khas solo identik sudah manis gitu gudeg, sambalnya manis dan lainnya, tapi perlu dicoba karena di dapur solo ada banyak rangkaian produk pedasnya sepedas ‘mulut netizen’ (guraunya),” katanya

    “Nanti bisa coba gurame ada topping sambal dan sego soun sambal dan soun bandeng itu luar biasa sambalnya, kita punya bisa dicoba. Jadi ini jadi tugas marketing dapur solo, walaupun namanya dapur solo kita punya line up brand yang sebenarnya pedas,” ucap Dwi

    Perlu diketahui, Dapur Solo menambah jumlah outletnya di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta Selatan, AEON MALL Tanjung Barat.

    Dapur Solo AEON MALL Tanjung Barat adalah outlet Dapur Solo ke-38. Dengan kapasitas dine-in hingga 60 orang, Dapur Solo siap melayani pengunjung dalam nuansa tradisional Jawa dengan sentuhan modern.(mcl/*)