Dua Hari Udara Batam Tidak Sehat, BMKG: Penyumbang Terbesarnya dari Aktivitas Ini…

    spot_img

    Baca juga

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...

    Minggu Ini, Pengundian Final Season 4 di Grand Batam Mall

    BATAM, POSMETRO.CO : Pengundian Shop & di Win Grand...

    Kepala BP Batam: Industri Berkembang, Ekonomi Tumbuh, Batam Sejahtera

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad...

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...
    spot_img

    Share

    BATAM, PM: Layar monitor Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Menteri LHK mendeteksi kualitas udara di Batam dua hari belakangan tidak sehat. Dalam laporan, ISPU hari Rabu (10/8) pagi, tercatat diangka 115.

    Tingkat kualitas udara itu ditandai berwarna oranye: yang bersifat merugikan pada manusia, hewan dan tumbuhan. Lantas apa yang menyebabkan kualitas udara di Batam sampai hari ini tidak sehat?

    Forecaster BMKG Batam, Sarah Salsabila mengatakan, sejauh ini belum ada ditemukan titik hotspot atau api di Kepulauan Riau. Pihaknya menilai, terkait parameter penyumbang terbesar sehingga indeks kualitas udara masuk kategori tidak sehat adalah dari karbon monoksida (CO).

    “Yang mana CO merupakan salah satu polutan emisi kendaraan bermotor. Dengan meningkatnya aktivitas masyarakat yang berkendara motor juga dapat meningkatkan konsentrasi parameter tersebut di atmosfer,” jelas Sarah Salsabila dikonfirmasi POSMETRO, Selasa (9/8) malam.

    Menurut dia, khususnya di malam-dini hari sendiri lapisan batas atmosfer sedang rendah sehingga “memerangkap” polutan di dekat permukaan bumi tempat dimana saat ini orang beraktivitas sehingga hal itu memungkinkan pengukuran ISPU juga tinggi.

    “Berbeda saat pagi menjelang siang hingga sore hari dimana penyinaran matarahi dapat menginduksi pegerakan massa udara sehingga mendispersikan polutan agar tidak terkonstenterasi di satu titik saja,” jelasnya.

    Katanya lagi, banyak faktor yang tentunya mendukung tingkat kualitas udara. Salah satunya dimungkinkan juga dengan kondisi cuaca beberapa hari terakhir yang cukup cerah dibandingkan sebelumnya sehingga mendukung aktivitas masyarakat di luar ruangan – menaikkan volume kendaraan beberapa hari terakhir yang berkontibusi terhadap peningkatan polutan khususnya karbon moniksida.(cnk)