BATAM, PM: Layar monitor Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Menteri LHK mendeteksi kualitas udara di Batam dua hari belakangan tidak sehat. Dalam laporan, ISPU hari Rabu (10/8) pagi, tercatat diangka 115.
Tingkat kualitas udara itu ditandai berwarna oranye: yang bersifat merugikan pada manusia, hewan dan tumbuhan. Lantas apa yang menyebabkan kualitas udara di Batam sampai hari ini tidak sehat?
Forecaster BMKG Batam, Sarah Salsabila mengatakan, sejauh ini belum ada ditemukan titik hotspot atau api di Kepulauan Riau. Pihaknya menilai, terkait parameter penyumbang terbesar sehingga indeks kualitas udara masuk kategori tidak sehat adalah dari karbon monoksida (CO).
“Yang mana CO merupakan salah satu polutan emisi kendaraan bermotor. Dengan meningkatnya aktivitas masyarakat yang berkendara motor juga dapat meningkatkan konsentrasi parameter tersebut di atmosfer,” jelas Sarah Salsabila dikonfirmasi POSMETRO, Selasa (9/8) malam.
Menurut dia, khususnya di malam-dini hari sendiri lapisan batas atmosfer sedang rendah sehingga “memerangkap” polutan di dekat permukaan bumi tempat dimana saat ini orang beraktivitas sehingga hal itu memungkinkan pengukuran ISPU juga tinggi.
“Berbeda saat pagi menjelang siang hingga sore hari dimana penyinaran matarahi dapat menginduksi pegerakan massa udara sehingga mendispersikan polutan agar tidak terkonstenterasi di satu titik saja,” jelasnya.
Katanya lagi, banyak faktor yang tentunya mendukung tingkat kualitas udara. Salah satunya dimungkinkan juga dengan kondisi cuaca beberapa hari terakhir yang cukup cerah dibandingkan sebelumnya sehingga mendukung aktivitas masyarakat di luar ruangan – menaikkan volume kendaraan beberapa hari terakhir yang berkontibusi terhadap peningkatan polutan khususnya karbon moniksida.(cnk)