Beredar Isu Puluhan Siswa SMAN 1 Batam Tinggal Kelas, Kepsek: Bukan Tinggal Kelas tapi Belum Tuntas

    spot_img

    Baca juga

    Kepala BP Batam: Industri Berkembang, Ekonomi Tumbuh, Batam Sejahtera

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad...

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...
    spot_img

    Share

    Dari sederet sekolah menengah atas (SMA) di Kota Batam, Kepulauan Riau, SMA Negeri 1 Batam, juga mencuri perhatian. Meski bagunan dua lantai menghadap ke Jalan R. Soeprapto No.1, Sei Harapan, Sekupang itu terlihat biasa saja. Tapi isi didalamnya, bergengsi.

    Sekolah yang didirikan sejak 1987 itu, mempunyai segudang piala dan piagam penghargaan. Sebut saja, kompetisi apa? Semua itu tersusun rapi dalam lemari yang sengaja disediakan sekolah.

    Tak diragukan lagi, SMAN 1 Batam menjadi sekolah favorit di Kepri. Sama dengan SMA pada umumnya, masa pendidikan ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran. Mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Bahkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, sejumlah fasilitas disediakan: Kelas, Perpustakaan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia, Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa, Lapangan Futsal serta Lapangan Basket.

    Kamis (23/6) menjelang istirahat makan siang, POSMETRO berkunjung ke sana. Ada isu yang harus diklarifikasi. Terkait marwah sekolah unggul itu. Desas-desus yang beredar, ada kurang lebih 60 siswa di sekolah itu yang tinggal kelas. “Tahu darimana? Kalau data itu (tinggal kelas) bukan kompeten saya untuk menjawabnya. Silahkan ke bagian kurikulum,” ucap salah satu guru berkerudung di sela kesibukannya menyiapkan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sedang berlansung secara online.

    Guru kurikulum yang dimaksud itu adalah D. Namun, saat ditanya lagi, yang bersangkutan tidak berada di tempat. “Beliau (menyebut nama D sambil menunjuk arah ruangannya) kebetulan lagi tidak di sekolah,” katanya sambil menyarankan datang esok hari.

    Tidak banyak informasi yang POSMETRO dapat dari SMA Negeri 1 Batam terkait siswa yang tinggal kelas tersebut. Kepala SMAN 1 Batam, Bahtiar yang dikonfirmasi mengatakan, itu hanya berita angin yang menyebut ada sekitar 64 anak didiknya yang tidak naik kelas tahun ini.

    “Info dari mana itu? Itu isu saja,” ujar Bahtiar dikonfirmasi POSMETRO, Rabu (22/6). Namun, Bahtiar mengakui setelah ujian akhir tahun kenaikan kelas, memang masih ada siswa yang hasil belajarnya belum tuntas.

    “Akan tetapi kita minta siswa agar menuntaskan tugas-tugas yang mereka belum selesai. Nah hasilnya sudah banyak anak-anak yang menuntaskan pelajarannya,” katanya. Menurut Bahtiar, itu bukan tinggal kelas. Tapi belum tuntas saja namanya. “Iya benar. Dan jumlahnya tidak sebanyak itu,” jawabnya.

    Disinggung mata pelajaran atau mapel apa yang belum tuntas dan apa yang menjadi kendala siswa yang belum tuntas mapel tersebut? Bahtiar tidak bisa menjelaskannya. “Kalau mau tahu itu, tak bisa saya jelaskan. Saya sedang acara Lemhanas 2 hari ini,” jelasnya.

    Diketahui, sejak tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; sebelumnya dengan KBK. Selain itu, diketahui juga selama lima belas tahun terakhir alokasi anggaran negara untuk pendidikan meningkat berlipat ganda dan bisa disebut double for nothing.

    Lantas seperti apa cara mengajar dan melengkapi bahan pelajaran untuk murid selama ini? Salah satu guru, di SMA Negeri di Batam
    juga tak berani mengomentari sekolah favorit tersebut. Namun, menurut narasumber POSMETRO ini, menilai di SMAN 1 Batam itu banyak guru senior tapi menerapkan pola lama dalam mengajar.

    “Jika ada siswa yang tidak tuntas, itu menjadi tanggungjawab guru. Guru harusnya pro aktif,” singgung narasumber yang notabene juga seorang guru. Setahu dia, di SMAN 1 Batam saat itu proses belajar mengajar masih daring (dalam jaringan) atau online. Kebanyakan di sekolah, mapel yang belum tuntas menurut narsumber itu, IPA: Fisika, Kimia.

    “Jadi itu kan tugas guru. Marwah sekolah yang dipertarungkan. Dan juga di sana gurunya sudah sertifikasi. Perbulan dapat tunjangan, gaji, komite kalau tak salah,” singgungnya. Dia tak ingin, persoalan ini jangan zonasi yang dikambing hitamkan nantinya. Terkait pertarungan marwah sekolah nan favorit tersebut, POSMETRO sudah menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Andi Agung belum menjawab pesan yang ditanyakan terkait itu.(aulia ichsan)