Pelayanan Air Bersih Batam  Dinilai tak Maksimal

    spot_img

    Baca juga

    Minggu Ini, Pengundian Final Season 4 di Grand Batam Mall

    BATAM, POSMETRO.CO : Pengundian Shop & di Win Grand...

    Kepala BP Batam: Industri Berkembang, Ekonomi Tumbuh, Batam Sejahtera

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad...

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...
    spot_img

    Share

    Direktur POSMETRO Haryanto (kiri) bersama mitra SPAM Batam, Johnson Fidoli Sibuea. 

    >>>Masyarakat & Rekanan Bisnis Pun Mengeluh

    PELAYANAN air bersih di Batam terus menjadi keluhan masyarakat. Mulai dari tidak lancarnya aliran air ke rumah-rumah, sampai pada kondisi air yang keruh. Warga berharap, SPAM Batam harus lebih peduli terhadap kondisi ini.

    “Kalau di tempat saya jam jam tertentu airnya ngalir ke dalam rumah dan selalu mati,” ujar Eko, salah seorang warga di Perumahan Buana Vista di kawasan Batam Kota. Kondisi ini menurutnya sangat tidak nyaman.

    “Ya tiap hari jadi harus nampung,” katanya. Sementara menurutnya, pembayaran untuk tagihan air juga tidak pernah berubah dari dulu sebelum adanya pergantian pengelola air bersih ini.

    “Kalau urusan tagihan, dari masa ATB dulu sampai sekarang ini yang katanya ditangani Moya, sama aja. Bayar ya segitu-gitu. Tapi ini kok pelayanannya beda. Artinya masyarakat dirugikan,” tuturnya. Eko mengaku tak peduli siapa yang menjadi pengelola air bersih, tapi masyarakat hanya berharap mendapat pelayanan yang baik.

    Kondisi serupa juga terjadi di sebagian Taman Raya. Meski intensitas mengalir airnya lebih baik, tapi terkadang airnya keruh.

    “Kalau habis mati, terus nyala lagi itu airnya keruh banget. Kita harus nunggu lama baru jernih,” kata Sony, warga di kawasan tesebut. Dikatakannya, memang saat ini pelayanan air bersih cenderung menurun dari pengelola yang lama.

    “Ya kalau ganti malah lebih kurang bagus untuk apa. Tapi katanya sekarang ditangani SPAM yang itu pemerintah dari BP Batam sendiri, dan menggandengan Moya, kenapa kok malah lebih gak bagus?” paparnya.

    Soal menurunnya pelayanan ini juga dirasakan oleh salah satu mitra dari SPAM Batam. Johnson Fidoli Sibuea, salah satu rekanan soal pengelolaan air bersih ini, juga menyayangkan hal ini.

    “Sebenarnya kami sebagai rekanan kan juga untuk meingkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Namun, jika beberapa kebijakan yang mungkin tidak bisa kita lakukan, mungkin akan berefek pada pelayanan,” paparnya saat berdiskusi dengan POSMETRO, Jumat (17/6).

    Menurutnya, keputusan mengambil alih pengelolaan air bersih dari swasata yagn dulunya dikelola PT ATB, kini diambil alih oleh SPAM Batam yang bagian dari pemerintah (BP Batam) ini sangat bagus.

    “Bagus sekali, karena akan memberikan keuntungan lebih, dan efeknya mestinya harus lebih juga terhadap pelayanan masyarakat, karena sudah dibayarkan masyrakat akan kembali ke masyarakat mestinya,” tuturnya lagi.

    Johnson menyarankan, mestinya SPAM Batam dalam menerapkan aturan atau pun kebijakan, harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai pemerintah. artinya harus lebih dari saat air bersih ditangan oleh PT ATB. “Masyarakat ini jangan terabaikan,” ujarnya.

    Johnson hanya berharap pihak BP Batam terutama dalam mengeluarkan kebijakan mesti banyak yang diperhatikan, efek kepada masyarakat demi kepentingan bersama.

    “Ya kepada bapak Kepala (Kepala BP Batam) dalam mengeluarkan perka misalnya, mestinya juga memperhatikan yang akan berefek kepada pelayanan,” ujarnya.

    Dicontohkan Johnson, seperti kebijakan pemasangan jaringan pipa. Saat ini kebijakannya sudah berbeda. Ia menilai akan memperlambat pelayanan terhadap masyarakat.

    “Dulu itu bisa langsung masyarakat dengan kita (rekanan), sekarang tidak bisa lagi langsung ke SPAM,” ujarnya.

    Situasi ini menurut Johnson akan sangat mempengaruhi kepada pelayanan.

    “Sekarang pelanggan yang sudah harus membayar lunas biaya pemasangan, barulah bisa kami kerjakan. Proses ini akan memperlambat, barulah turun ke kami sebagai rekanan untuk mengerjakan itu,” ucapnya menjelaskan.

    Sebagai rekanan Johnson juga mengusulkan mestinya, saat masa transisi, pihak SPAM mesti belajar banyak terhadap PT ATB untuk pengelolaan air bersih ini.

    “Masyarakat bisa menilai sendirilah. Dulu ATB itu sangat unggul di teknologi, hingga tingkat kebocorannya sangat rendah bahakan seluruh Indonesia untuk perusahaan pengelola air bersih. Begitu juga sistem pembayaran, bisa dilihatlah,” paparnya lagi.(tim)