Posmetro.co — Jakarta: HUT ke-3 Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) dan HUT ke -5 DBTI ( Dokter Bhinneka Tunggal Ika) bertepatan dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila yang ke-77 diadakan di Gedung Stovia Jakarta Pusat Rabu 01 Juni 2022. Hari Ulang Tahun GPP diisi dengan sarasehan nasional bertema “Strategi Membumikan Pancasila Sebagai Upaya Progresif Mencegah dan Menangkal Deideologisasi di Bumi Pertiwi Indonesia”.
Hadir sebagai pembicara:
Dr. Antonius D.R. Manurung, M.Si
(ketua Umum DPP GPP),
Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P
(Pemerhati Pancasila/ Ketua Umum KAGAMA), Andre Rahadian, S.H., LLM., M.Sc (Pemerhati Pancasila/ Ketua Umum ILUNI), Guntur Soekarno (Putra Sulung Bung Karno), Prof.DR. Arief Hidayat, SH, MH (Akademisi/Mahkamah Konstitusi RI), M.Marhaendra Putra S., S.H., M.H (Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno/Ketua BPP Ajaran Bung Karno), Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum (Sekretaris Jenderal DPP GPP/Sejarawan),
dr.Putu Moda Arsana, SpPD, K-EMD, Finasim (Perintis DBTI/ Ketua Konsil Kedokteran Indonesia.
“Kami dari Gerakan Pembumian Pancasila ingin mengobarkan semangat nasionalisme bagi seluruh rakyat Indonesia dan untuk Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila supaya menempatkan patriotisme sebagai akar ideologi pancasila,” ujar Dr. Antonius D.R.Manurung,M.Si selaku ketua Umum DPP Gerakan Pembumian Pancasila via zoom Rabu (01/06/2022).
“Dengan Patriotisme kita bisa memahami pancasila tanpa patriotisme kita tak bisa memiliki kandungan nilai pancasila,” imbuhnya.
Prof.Dr.Arief Hidayat,SH,MH mengatakan sebelum pancasila lahir Soekarno telah memiliki 5 prinsip yaitu: Kebangsaan Indonesia, internasionalisme, mufakat/ demokrasi, kesejahteraan sosial, ketuhanan yang berkebudayaan. Pancasila adalah perekat bagi kita semua yang majemuk. Mari jadikan pancasila sebagai landasan hidup bernegara. Mari kita lawan ujaran kebencian/ hoax di media sosial karena hal ini hanya akan melemahkan masyarakat Indonesia.
Guntur Soekarno Putra juga menyampaikan hal senada, strategi membumikan pancasila adalah membuat pancasila menjadi pandangan hidup untuk seluruh rakyat Indonesia. Di jaman Soekarno sudah ada demokrasi politik dan demokradi ekonomi. Yang terdapat dalam marhaenisme pada tahun 1927. Ini adalah gagasan Bung Karno. Menurutnya pancasila bisa di peras menjadi Trisila dan Ekasila. Ekasila adalah gotong- royong namun meliputi semua sila. “Tak perlu kuatir dan salah kaprah karena ini hanya simbolis,” tutupnya.
(lina)