Koleksi Bersejarah Diabadikan di Gedung Jos Soedarso Seskoal

    spot_img

    Baca juga

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...

    Minggu Ini, Pengundian Final Season 4 di Grand Batam Mall

    BATAM, POSMETRO.CO : Pengundian Shop & di Win Grand...

    Kepala BP Batam: Industri Berkembang, Ekonomi Tumbuh, Batam Sejahtera

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad...

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...
    spot_img

    Share

    Kenang 60 Tahun Pertempuran Arafura

    Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Prof Indroyono Soesilo (kiri) menyerahkan koleksi foto Pahlawan Nasional Laksda Jos Soedarso kepada Komandan Seskoal, Laksda Tunggul Suropati (kanan), 14 Januari 2022Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Prof Indroyono Soesilo (kiri) menyerahkan koleksi foto Pahlawan Nasional Laksda Jos Soedarso kepada Komandan Seskoal, Laksda Tunggul Suropati (kanan).

    posmetro.co, Jakarta: Sejumlah koleksi bersejarah tentang Pertempuran Laut Arafura milik Musem Soesilo Soedarman diserahkan kepada Sekolah Staf & Komando TNI-AL (Seskoal), Jakarta.

    Penyerahan koleksi bersejarah tersebut untuk mengenang 60 tahun Pertempuran Laut Arafura yang terjadi pada 15 Januari 1962. Penyerahan koleksi bersejarah itu juga diharapkan bisa memicu semangat pengabdian dan pantang menyerah Perwira Siswa Seskoal seperti halnya Jos Soedarso dan para pahlawan yang terlibat dalam pertempuran Laut Arafura.

    Penyerahan koleksi bersejarah Pertempuran Laut Arafura dilakukan oleh Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Cilacap, Indroyono Soesilo kepada Komandan Seskoal, Laksda Tunggul Suropati di Jakarta, Jumat (14/01/2022).

    “Koleksi tersebut akan diabadikan di Gedung Jos Soedarso yang terletak di Kompleks Seskoal,” kata Indroyono Soesilo yang juga merupakan mantan Menko Kemaritiman RI.

    Koleksi bersejarah yang diserahkan mencakup Foto Resmi Komodor Laut Jos Soedarso, foto kapal fregat KRI Jos Soedarso-353, dan foto RI Matjan Tutul buatan Galangan Kapal Lurssen, Jerman.

    Juga turut diserahkan perangko Pertempuran Laut Arafura yang terbit tahun 1964 dan 1974, serta foto para perwira militer Indonesia yang studi di Belanda tahun 1952-1953, antara lain: Lettu Jos Soedarso (terakhir Laksamana Muda Anumerta, Pahlawan Nasional), Lettu Mulyadi (terakhir Laksamana TNI dan Mantan KSAL) dan Lettu Soesilo Soedarman (terakhir Jenderal TNI dan Mantan Menko Polkam RI).

    Pertempuran Laut Arafura merupakan salah satu pertempuran paling heroik dalam sejarah Indonesia. Saat itu Senin, 15 Januari 1962, pukul 17.00 sore, tiga kapal perang Angkatan Laut RI (ALRI) jenis Motor Torpedo Boat (MTB), yaitu RI Harimau dipimpin Mayor Laut Samuel Moeda, RI Matjan Tutul dipimpin Kapten Wiratno dan RI Matjan Koembang dipimpin Letnan Laut Sidhoparomo berlayar dari Pulau Ujir di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.

    Mereka membawa 150 prajurit sukarelawan yang akan didaratkan di Kaimana, Irian Barat, dalam rangka Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat. Turut dalam pelayaran MTB RI Matjan Tutul adalah Deputi-I KSAL, Komodor Laut Jos Soedarso.

    Sekitar pukul 20:15 malam, di perairan Laut Arafura, pesawat-pesawat Neptune AU Belanda mendeteksi konvoi kapal perang ALRI tadi dan mulai menembakkan peluru-peluru suar.

    Suasana laut menjadi terang-benderang. Ternyata, tiga kapal perang jenis destroyer dan fregat AL Belanda, yaitu HNLMS Evertseen, HNLMS Kortenaer dan HNLMS Utrech telah siap mencegat konvoi kapal-kapal perang ALRI tadi.

    Pada pukul 21:25, pertempuran laut tidak seimbang pecah. Meriam-meriam Bofor kaliber 40 mm dan senapan-senapan mesin berat kaliber 12.7 mm MTB ALRI tidak mampu menyaingi persenjataan berat kapal-kapal perang AL Belanda tadi.

    Untuk melindungi RI Harimau dan RI Matjan Kumbang, maka RI Matjan Tutul melaju kencang kearah armada AL Belanda tadi guna memberi kesempatan bagi dua MTB lainnya untuk berbalik arah dan menyelamatkan diri.

    Pada suasana genting tadi, Komodor Jos Soedarso mengambil alih komando RI Matjan Tutul dan memposisikan MTB-nya menjadi sasaran tembak kapal-kapal perang Belanda tadi. RI Matjan Tutul tenggelam bersama 24 awak kapalnya, termasuk Jos Soedarso dan Wiratno, sedang 50 awak lainnya ditawan Belanda. Melalui radio telefoni, Jos Soedarso sempat mengirimkan perintah terakhirnya: ”Kobarkan Semangat Pertempuran, RI Matjan Tutul Tenggelam Dalam Pertempuran Di Laut Secara Gentlemen dan Brave”.

    Pengorbanan RI Matjan Tutul dan para sukarelawan Trikora tidaklah sia-sia. Pada Agustus 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui PBB, dan pada 1 Mei 1963, Irian Barat resmi kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.

    Peristiwa Pertempuran Laut Arafura, 15 Januari 1962, dikenang dan diperingati sebagai Hari Dharma Samudera.

    Komandan Seskoal, Laksda Tunggul Suropati menyampaikan terimakasih dan penghargaan atas diserahkannya koleksi bersejarah dari Museum Soesilo Soedarman. Hal ini yang diharapkan dapat lebih memacu semangat pengabdian dan pantang menyerah bagi para Perwira Siswa Seskoal dengan mewarisi semangat Pahlawan Nasional Jos Soedarso.

    Hadir pada acara tadi, Mantan Sekjen Kemhan, Laksdya (Purn) Agus Setiadji, Mantan Sesmenko Maritim, Dr. Asep Muhammad, Mantan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG, Prof. Asep Karsidi, Mantan Kepala Badan Standarisasi Nasional, Dr. Bambang Setiadi dan Mantan Deputi Menteri Ristek, Dr. Idwan Soehardi.
    (fri)