BATAM, POSMETRO.CO: Badan Pengusahaan (BP) Batam terus berupaya menjaga kebutuhan air baku di sejumlah dam di Kota Batam. Berbagai cara dilakukan. Mulai melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa hujan buatan bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan pembersihan eceng gondok di Dam Duriangkang. Berdasarkan penelusuran, di dam Duriangkang ada sekitar 180 hektare yang ditumbuhi eceng gondok.
“Saat ini sekitar 30 hektare eceng gondok yang sudah kita bersihkan,” ujar Manajer Air Baku BP Batam, Hadjad Widagdo, Kamis (23/7). Katanya, untuk menyikat eceng gondok secara keseluruhan, diperlukan waktu sekitar 15 bulan lagi.
Bahkan untuk mempermudah pekerjaan, pihaknya memasang pengahalang apung atau floating barrier sepanjang 200 meter. Floating barrier ini berfungsi sebagai penahan eceng gondok agar tidak keluar dari pembatas dan saat angin kencang pembatas kita buka agar keluar ke area yang telah kita tentukan.
Hadjad melanjutkan, eceng gondok dibersihkan dengan menggunakan mesin yang diproduksi di Jerman. Mesin itu bernama harvester.
“Dalam sehari rata-rata 6 ribuan meter persegi area di Dam Duriangkang dibersihkan dari eceng gondok,” katanya.
Diakuinya, memang banyak kendala yang ditemukan di lapangan. Diantaranya, banyaknya bubu atau jaring apung yang dipasang para nelayan di tengah waduk. Bahkan ada nelayan yang memotong floating barrier agar perahunya bisa lewat.
“Ini akan segera kita laporkan. Karena sudah merusak aset negara,” kesalnya.
Selain itu, keberadaan kebun liar dan limbah domestik juga mengancam daerah tangkapan air (DTA) waduk. Karena itulah pihaknya berencana menjadikan waduk-waduk di Kota Batam masuk dalam objek vital nasional (Obvitnas).
“Jadi setiap tindakan yang mengancam keberlangsungan waduk dapat ditindak tegas oleh aparat kepolisian,” tutupnya.(adv)