Corona Merebak, Nelayan Lingga Kesulitan Menjual Ikan

    spot_img

    Baca juga

    Kepala BP Batam: Industri Berkembang, Ekonomi Tumbuh, Batam Sejahtera

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad...

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...
    spot_img

    Share

    Distrawandi foto bersama pelaku usaha usai bertemu pihak perdagangan di Daik Lingga, Jumat (3/4). (Posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Pandemi virus Corona (Covid-19) berpengaruh pada perekonomian masyarakat nelayan Kabupaten Lingga. Hal ini diungkapkan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Kabupaten Lingga, Distrawandi.

    “Siapa bilang tidak ada berpengaruh dengan ekonomi nelayan dengan adanya isu Covid-19 ini, sebab tangkapan nelayan tidak dapat dijual keluar Lingga,” kata Distrawandi ketika ditemui di Daik Lingga kepada POSMETRO.CO, Jumat (3/4).

    Menurut Distrawandi, Kabupaten Lingga terdiri dari 11 ribuan warga lebih yang tersebar di 13 Kecamatan se-Kabupaten Lingga, dengan 136 pelaku usaha kesulitan menjual ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di pesisir Lingga.

    “Jujur isu Covid-19 ini berpengaruh terhadap ekonomi nelayan dan pelaku usaha. Pelaku usaha membeli ikan dengan nelayan ingin dijual kemana, sementara Bloking Area terhadap isu Covid-19 masih berjalan,” jelas dia.

    Mengatasi permasalahan tersebut, ia berharap Bupati Lingga serius membantu dan mendukung pihak HNSI untuk mencari jalan keluar supaya pelaku usaha dapat menjual ikan keluar Lingga.

    “Baru-baru ini bupati sudah membentuk satgas nelayan, bahkan rapat dengan kepala desa juga untuk membahasa nasib nelayan di Kabupaten Lingga dengan adanya wabah virus yang telah mengkhawatirkan kita semua,” jelasnya.

    Solusi lain akan mereka tempuh bersama instansi pemerintah Kabupaten Lingga, bagaimana pelaku usaha dapat membawa ikan kembali ke luar Lingga.

    Sebelum adanya isu Covid-19 ini, sambut Distrawandi, ikan-ikan dapat dikirim melalui ferry reguler, sekarang ferry masih menjalankan proses Bloking Area, yang mudah-mudahan badai terus berlalu sehingga nelayan dan pelaku usaha dapat berusaha seperti semula.

    “Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak perdagangan Lingga, untuk bersama-sama mencari solusi terkait melemahnya ekonomi masyarakat nelayan yang dampaknya dari isu yang sudah mendunia ini,” imbuhnya.

    Jadi saya sangat membantah kalau ada orang berbicara tentang nelayan yang tidak ada pengaruhnya dengan isu Covid-19, sebab pelaku usaha sulit menjual hasil tangkapan nelayan tradisional Lingga.

    “Saya sendiri selaku pelaku usaha, kalau tidak ada jalan untuk membawa ke luar Lingga, kami tidak berani membeli dengan nelayan. Otomatis nelayan mau makan apa, sedangkan kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak di luar Lingga setiap bulan harus ditanggung,” ucapnya.

    Jujur, saya katakan, siapa yang berani mengambil ikan dari kami 1 ton setiap hari, sebutnya, kalau memang bisa ia siap mendistribusikannya.

    “Kalau ada yang berani mengambil satu ton, hubungi saya, sebab ada kabar miring permasalahan ikan tidak ada masalah. Saya tahu persis kondisi nelayan sekarang ini,” pungkasnya.(mrs)