Ini Penjelasan Risma Soal Mahasiswa Papua di Surabaya

    spot_img

    Baca juga

    Warga dan Pihak Sekolah Yayasan Yos Sudarso Ambil Kesepakatan Lewat Mediasi

    BATAM, POSMETRO.CO :  Cek cok sempat terjadi. Warga Kampung...

    Minggu Ini, Pengundian Final Season 4 di Grand Batam Mall

    BATAM, POSMETRO.CO : Pengundian Shop & di Win Grand...

    Kepala BP Batam: Industri Berkembang, Ekonomi Tumbuh, Batam Sejahtera

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad...

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...
    spot_img

    Share

    Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. (posmetro.co/ foto jpnn)

    SURABAYA, POSMETRO.CO: Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyatakan tidak benar ada upaya pengusiran mahasiswa asal Papua di asrama mahasiswa di kota yang dipimpinnya itu. Pernyataan ini disampaikan Risma menjawab pertanyaan wartawan atas kejadian di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, yang berujung kepada kerusuhan di Manokwari, Papua.

    Disebut-sebut aksi di Manokwari adalah sebagai balas dendam atas pengusiran mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya.

    Menurut Risma, pengusiran mahasiswa asal Papua di Surabaya adalah sama sekali tidak benar. Tidak mungkin hal itu terjadi karena dirinya sendiri adalah semacam orang tua bagi para mahasiswa asal Papua itu.

    “Kalau ada anak Papua diusir di Surabaya, itu tidak betul. Kabag Humas saya dari Papua. Dia ada di bawah. Itu dari Papua. Dan beberapa camat dan pejabat saya juga dari Papua. Jadi (pengusiran) itu tidak betul,” kata Risma di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/8).

    Risma lalu menyebut bahwa dirinya diangkat oleh warga Papua sebagai Mama Papua. “Jadi karena itu, sekali lagi saya berharap saudara-saudara saya, keluarga-keluarga saya, mama papa saya, para pendeta di Papua, sekali lagi tidak ada kejadian apapun di Surabaya,” katanya.

    Risma menjelaskan, yang terjadi kemarin adalah adanya penurunan Bendera Merah Putih bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-74 . Dan itu terjadi di asrama mahasiswa asal Papua. Lalu ada organisasi masyarakat yang meminta kepolisian untuk melakukan tindakan atas hal itu.

    “Tapi tidak benar kalau ada pengusiran itu. Kalau itu terjadi, tentu pejabat saya (asal Papua) yang duluan (diusir). Tapi pejabat saya tetap bekerja. Seluruh mahasiswa asal Papua juga masih normal,” kata Risma.

    Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan ini mempersilakan semua pihak untuk memeriksa kondisi mahasiswa Papua di Surabaya. Dia juga mengajak semua pihak untuk menjaga kerukunan dan persatuan.

    “Sayang sekali selama ini kita sudah bangun dengan susah payah, kemudian hancur begitu saja hanya karena emosi kita. Kalau memang itu ada kesalahan di kami di Surabaya, saya mohon maaf. Tapi tidak benar kalau kami dengan sengaja mengusir, tidak ada itu,” jelas Risma.(jpnn)