
Tujuannya dipagar, lanjut Gustian agar lokasi pasar steril untuk menjaga aset pemerintah.
“Artinya seluruh area pasar akan ditutup semua, walau diketahui terdapat beberapa pedagang yang masih berjualan di area pasar yang belum terpagar beton,” katanya.
Pedagang akan direlokasi ke pasar yang baru. “Jadi ini pemagaran dan pengosongan lahan secara keseluruhan,” tambahnya.
Sementara itu, Kasi Trantib Satpol PP Pemko Batam, Imam Tohari mengatakan, pihaknya tetap mengawasi dengan cara patroli sesuai dengan arahan dari Disperindag dan Pemko Batam. Sambil menunggu koordinasi selanjutnya apakah akan ditutup secara keseluruhan.
“Karena sudah dipagar otomatis tidak boleh masuk dan tidak ada aktifitas di dalamnya,” imbuh Imam.
Sekretaris DPD Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Batam, Susianti mengaku, pihaknya tidak terlibat dalam bentrok.
“Pedagang yang ikut disitu bisa ditanyakan langsung siapa saja. Intinya APKLI tidak ikut serta dalam bentrok itu,” katanya menjawab pertanyaan wartawan.
“Pedagang di sana diluar APKLI, yang tadi bentrok bukan bagian dari kita,” tuturnya.
Pihak APKLI sendiri hanya menuntut tempat berdagang sementara bagi korban penggusuran Pasar Induk Jodoh beberapa waktu lalu segera direalisasikan. “Revitalisasi kan prosesnya masih berjalan,” katanya.(cnk)