Air Mati 9 Hari, Pengusaha Singapura di Villa Bukit Harimau Menderita

    spot_img

    Baca juga

    Jaksa Ikut Pelatihan Penanganan Terorisme, Tony T Spontana: Jangan Disiasiakan

    BATAM, POSMETRO: Kejaksaan RI meminta komitmen aparat penegak hukum...

    Indosat Ooredoo Hutchison Kembali Hadirkan SheHacks 2024

    >>>Bentuk Nyata Dukungan Bagi Pemberdayaan Perempuan JAKARTA, POSMETRO.CO : Indosat...

    Tindaklanjuti Laporan, DPC PROJO Karimun Sambangi Kementerian KKP

    KARIMUN, POSMETRO.CO : DPC PROJO Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan...

    Dari Lingga, Orang Tua Ramadhan Sananta Nobar di Batam

    BATAM, POSMETRO: Ribuan masyarakat Batam, memadati dataran Engku Putri...
    spot_img

    Share

    BATAM, PM: Asing di negeri orang, sudah sembilan hari, sejak Minggu 19 Maret 2023, Sally dan keluarganya menderita. Aliran air di rumahnya kawasan Villa Bukit Harimau, tepatnya di Jalan Ir Sutami, Kampung Dangas, Sekupang, Kota Batam, Kepri tidak mengalir.

    Jangankan mau mandi, untuk buang air besar saja, warga negara Singapura ini berpikir keras menggunakan air mineral. Tentu bukan soal hitungan materi, tapi lebih ke tanggungjawab si pelayan publik kepada konsumennya. Kini, Sally dan keluarga hidup dalam ketakutan, jika tangki air tidak datang.

    “Kami ada bertujuh di rumah dan lima ekor hewan peliharaan,” ujar Sally dihubungi POSMETRO, Selasa (28/3). Kondisi tersebut kini menghantuinya. Padahal, Sally bersama keluarga sudah 15 tahun tinggal di sana. “Sewaktu dikelola ATB memang tidak bagus juga, tapi tak seburuk yang sekarang (SPAM Batam),” sesalnya.

    Setidaknya ketika ada masalah dengan air, dirinya mendapat tanggapan cepat dari ATB. Tapi, dengan SPAM Batam, kata pengusaha di Singapura ini, itu tidak mungkin. “Sulit untuk menghubungi mereka (SPAM Batam) dan ketika dihubungi, kami hanya mendapat jawaban bahwa mereka akan menyelidiki masalah ini. Sampai saat ini, tentu saja tidak ada yang dilakukan,” kata Sally menduga.

    Parahnya lagi, baru semalam water tank SPAM Batam datang mengisi tong air miliknya. Itupun, lanjut Sally setelah dibantu koleganya mendapatkan kontak water tank yang tepat. “Namun sampai kapan ini harus dilakukan. Artinya setiap 2 hari kami harus memanggil SPAM Batam untuk mengirim water tank dan itupun tak dijamin water tank akan datang. Kami hidup dalam ketakutan tak akan ada air,” imbuhnya. Menurut Sally, satu water tank itu berisi 4 kubik dan hanya bertahan untuk satu hari.

    Meskipun masalah pasokan air yang tidak menentu beberapa bulan terakhir ini, Sally masih menerima tagihan bulanan lebih dari Rp 200 ribu. “Mengapa kami harus ditagih ketika tidak ada persediaan air?” tanya dia.

    Kondisi seperti ini, sambung Sally justru berbeda di negaranya. Batam menurutnya sebesar Singapura.
    Meskipun tidak memiliki cukup air hujan alami, pemerintahnya memastikan punya pasokan air bersih yang konsisten.
    “Singapura meskipun populasinya padat tak pernah menghentikan pasokan air,” singgungnya.

    Air SPAM Batam tak mengalir, banyak waktu Sally yang berharga terbuang dengan sia-sia. Menurutnya, di Singapura ketika ada keadaan darurat, pemerintah akan mengeluarkan pengumuman kepada publik untuk menjelaskan masalah dan solusi yang akan mereka lakukan. “Di Batam kita sangat gelap!” tegasnya.

    Terpisah, saat dikonfirmasi SPAM Batam melalui Humas PT Moya, Ginda Alamsyah mengakui, kawasan Sekupang saat ini padat dengan perumahan. Begitu juga dengan kondisi jaringan pipa yang sudah berumur. “Untuk di kawasan Bukit Harimau dan sekitarnya, saat ini masih ditelusuri penyebab aliran terhenti,” kata Ginda.(cnk)