Yang Tersisa di Hutan Wisata Mata Kucing (bagian 3)

    spot_img

    Baca juga

    Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Kolaborasi Berdayakan Indonesia dengan AI

    >>>Catat Pertumbuhan Cemerlang di Kuartal I 2024 JAKARTA, POSMETRO.CO :...

    May Day di Batam, Tuntutan Serikat Pekerja dan Harapan untuk Perubahan

    BATAM, POSMETRO.CO : Dalam peringatan Hari Buruh Internasional di...

    Komitmen Bersama Pemko Batam dan Posmetro, Menuju Batam yang Maju dan Inklusif

    BATAM, POSMETRO.CO : Posmetro, sebuah lembaga media lokal yang...
    spot_img

    Share

    SELAKU pengelola, Nety Herawati akan merubah sedikit bentuk. “Sebenarnya fokus kita dikonservasi hutan. Perlindungan pada pohon-pohon. Hewan itu titipan orang-orang. Tujuan utama mata kucing itu untuk menjaga hutan,” kata Nety Herawati.

    Lanjut Nety Herawati, berbagai pohon seperti Bintangor, Pelawan, Gaharu sudah belasan tahun ditanamnya di hutan tersebut. “Kalau pohon Gaharu dibeli dari Kalimantan, 1000 batang. Terus ditambal sulam di dalam hutan,”
    katanya.

    Pohon Gaharu, sebut Nety sangat bagus untuk menahan air. Kini usia pohon Gaharu sekitar 16 tahun. Tingginya bervariasi mulai dari 3-5 meter. “Hanya beberapa tanaman yang subur karena tanah kita hanya beberapa meter yang subur. Sisanya tanah bauksit,” timpal salah satu ahli konservasi Hutan, untuk hayati dan nabati, yang cukup tua di Batam itu.

    Lanjut Nety, sudah banyak pohon yang diambil dari Hutan Wisata Mata Kucing untuk dibawa ke Kebun Raya Batam di Nongsa. Mengenai jumlah satwa di Hutan Wisata Mata Kucing, dirinya tidak tahu persis keseluruhan nya.

    Penyerahan satwa ke pihak Bidang KSDA Wilayah I Seksi Konservasi Wilayah II Batam diakuinya itu jalan terakhir. Dan sudah diatur dalam UU. “Jadi ada aturannya, waktu masih bisa merawat, ada yang menjamin keselamatan mereka, kita dikasih izin untuk merawat. Sementara tuannya sekarang sakit, bagaimana cara merawat nya,” kata Nety lagi. Bahkan lanjut Nety, itu sifatnya permanen.(aulia ichsan)