Fakta Menarik Waduk Duriangkang

    spot_img

    Baca juga

    Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Kolaborasi Berdayakan Indonesia dengan AI

    >>>Catat Pertumbuhan Cemerlang di Kuartal I 2024 JAKARTA, POSMETRO.CO :...

    May Day di Batam, Tuntutan Serikat Pekerja dan Harapan untuk Perubahan

    BATAM, POSMETRO.CO : Dalam peringatan Hari Buruh Internasional di...

    Komitmen Bersama Pemko Batam dan Posmetro, Menuju Batam yang Maju dan Inklusif

    BATAM, POSMETRO.CO : Posmetro, sebuah lembaga media lokal yang...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Waduk Duriangkang merupakan waduk paling besar dari seluruh waduk yang ada di Batam. Tentunya waduk ini menjadi perhatian khusus dibandingkan waduk-waduk lainnya.

    Dari data BP Batam, waduk ini memiliki volume sebesar 78.180.080 m3 dengan kapasitas 2.122,53 liter per detik. Tidak heran jika waduk ini menjadi penyuplai terbesar air, yakni mencapai 70 persen untuk masyarakat dan seluruh aktifitasnya.

    Waduk ini dibangun mulai 1990 dan dioperasionalkan pada 2001, lokasinya berada di dalam kawasan hutan lindung. Sayangnya, area waduk ini, kerap dimanfaatkan aktifitas ilegal.

    Seperti beternak, membuat keramba ikan, memancing, berkebun, dan lainnya. Bahkan ada yang menebang pohon-pohon secara ilegal di daerah tangkapan air di sekitar waduk.

    Namun, kini aktifitas tersebut sudah ditertibkan. Jika tidak dilakukan tindakan tegas terhadap pelaku aktifitas ilegal itu, dikhawatirkan Waduk Duriangkang akan rusak. Seperti Waduk Baloi yang sudah menjadi toilet umum.

    Untuk menjaga waduk ini, Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam bersama Ditpam BP Batam selalu melakukan pengawasan rutin. Soalnya, dengan area yang begitu luas, ada saja orang-orang tidak bertanggungjawab melakukan kegiatan ilegal di area waduk.

    Tidak hanya menjaga area waduk, juga dijaga dari berkembangnya tumbuhan liar seperti enceng gondok. Hal ini terjadi karena air yang masuk dalam waduk mengandung zat kimia dan biologis

    Guna mengantisipasi hal itu, saat sekarang tengah dikerjakan proyek Instalasi Pengelohan Air Limbah (IPAL). Proyek ini bertujuan untuk menyaring limbah kimia dan biologis dari rumah-rumah warga yang selama ini langsung mengalir ke waduk.

    Lewat IPAL ini, air yang masuk ke waduk-waduk di Batam termasuk Duriangkang merupakan air yang bersih dari limbah. Dengan begitu, kualitas air baku di waduk bisa terjaga.

    Diketahui, selain Duriangkang, Batam memiliki waduk lainnya, diantaranya:

    – Muka Kuning, volume 12.270.000 m3 dengan kapasitas 284,35 liter per detik; – Nongsa, volume 720.000 m3 kapasitas 34,82 liter per detik;

    – Sei Harapan, volume 3.600.000 m3 dengan kapasitas 210, 91 liter per detik;

    – Sei Ladi, volume 9.490.000 m3 dengan kapasitas 240,68 liter per detik;

    – Tembesi, volume 41.876.080 m3 dengan kapasitas 600 liter per detik;

    – Rempang, volume 5.166.400 m3 dengan kapasitas 232 liter per detik. (cnk/adv)