Lubuk Papan, Tempat Pemandian Rakyat di Zaman Kesultanan Riau-Lingga

    spot_img

    Baca juga

    KPU Kepri Perkenalkan Rami dan Kesi, Maskot Pilkada Kepri 2024

    PINANG, POSMETRO: Sabtu (27/4) malam, suasana pelataran area Taman...

    Giat Minggu Kasih Polres Bintan Kembali Digelar

    BINTAN, POSMETRO: Pelayanan kepada masyarakat baik dikantor ataupun tatap...

    Aturan Dinas Perkim Bintan: Pegawai Merokok di Area Kantor, Denda Rp500 Ribu

    BINTAN, PM: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten...

    Rani Rafitriyani Ajak Pengusaha Dukung Pembinaan Olahraga di Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Ratusan warga antusias mengikuti agenda Halalbihalal...

    BPJS Kesehatan Selenggarakan Forum bersama Kejaksaan Negeri Batam

    >>>Tingkatkan Kepatuhan Badan Usaha BATAM, POSMETRO.CO : Sebagai upaya meningkatkan...
    spot_img

    Share

    OBJEK wisata pemandian Lubuk Papan Kelurahan Daik Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau dahulunya tempat tersebut menjadi tempat pemandian rakyat Istana Damnah di zaman Kesultanan Linga-Riau.

    Jarak pemandian Lubuk Papan dari Istana Damnah kurang lebih 60 meter, telah menjadi saksi sejarah zaman Kesultanan karena di Lubuk Papan merupakan tempat pemandian rakyat istana masa lampau.

    Dulunya, lokasi pemandian dikelilingi pepohonan besar dan rindang air jernih dan dingin serta di kelilingi tebing yang tinggi juga bebatuan besar di dalam sungai hingga terlihat alami.

    Sejak Lingga sudah menjadi kabupaten, tempat yang dulunya gelap di kelilingi pepohonan besar bahkan hutan, kini telah menjadi terang benderang dan banyak di kunjungi para wisatawan untuk mandi dan bersantai-santai.

    Dengan pengelolaan yang baik oleh pemerintah daerah menjadikan Lubuk Papan menjadi salah satu objek wisata pemandian andalan khsusnya di Kelurahan Daik Kecamatan Lingga.

    Berdekatan dengan Reflika Istana Damnah, Lubuk Papan kerap di jadikan tempat sakral dan tempat hiburan rakyat pada hari-hari tertentu tak heran jika Lubuk Papan memiliki khas tersendiri karena airnya berasal dari Gunung Daik.

    Dahulu, tempat pemandian rakyat tersebut memang diisi oleh rakyat sekitar istana, sedangkan untuk pemandian kuda di hilir sungai Lubuk Papan yang di beri nama Lubuk Batang.

    Di tebing pemandian, masih dirawat pohon-pohon pelawan besar yang rindang di tebing sungai pemandian membuat suasana terasa sejuk meski di tengah terik panas matahari, semua itu adanya pengaruh pepohonan yang rindang berpadu dengan air dan bebatuan sungai yang menjadikan sekitaran sungai terasa adem.

    Wisatawan luar negeri kerap sekali mandi di sungai tersebut, tempatnya tidak jauh dari struktur Istana Damnah, Kamar 44 (Empat Puluh Empat), Istana Kota Baru dan Reflika Istana Damnah yang jaraknya kurang lebih 50 meter dari situs ke situs sejarah.

    Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Luki Zaiman Prawira melalui Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran pada Dinas Pariwisata Kepri, Afitri Susanti, kepada Posmetro, berdasarkan SK Gubernur, Dinas Pariwisata Pemprov Kepri sangat fokus menggaet wisatawan luar negeri. Tapi, bukan berarti tidak fokus dengan upaya menarik kunjungan wisatan domestik.

    “Kita tetap fokus dan berusaha semaksimal mungkin membenahi segala fasilitas yang ada, demi meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Kepri, baik itu wisatawan domestik, dan wisatawan mancanegara,” ujarnya.

    Menurut, Afitri, Gubernur Kepri Ansar Ahmad memiliki punya strategi untuk Kepri konsentrasi luxurius tourism. Menampilkan daya tarik wisata untuk kelas menengah ke atas agar lebih banyak mendatangkan keuntungan buat Kepri.

    Teramasuk Pemandian Lubuk Papan ini, telah tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepri Nomor 1263 tahun 2022 tentang, Destinasi Pariwisata, Kawasan Strategis Pariwisata dan Daya Tarik Wisata Provinsi Kepri.

    Gubernur Ansar Ahmad mengatakan, penetapan itu bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat, meratakan kesempatan berusaha dan optimalisasi potensi ekonomi dan karakteristik daerah.

    “Serta untuk mengangkat dan melindungi nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat, dan menjaga kelestarian alam,” katanya kepada wartawan.

    Penetapan itu juga dalam rangka pembangunan dan pengembangan pariwisata di Provinsi Kepri. Sehingga, diperlukan penentuan wilayah pariwisata dan daya tarik wisata agar pengembangan yang dilakukan dapat lebih terarah.(mrs/aiq)