Jamselinas Batam; Menyemai Rindu, Menuai Kenangan

    spot_img

    Baca juga

    Ansar Silaturahmi dengan Masyarakat Kepri di Yogyakarta

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menyapa...

    Halal Bihalal dengan Masyarakat Kepri di Jakarta, Ansar Paparkan Capaian Pembangunan

    KEPRI, POSMETRO: Suasana penuh keakraban dan kerinduan menyelimuti Halal...

    Pemprov Kepri Kembali Raih Opini WTP, ke-14 Kali Berturut-turut

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau kembali meraih opini...

    Dewi Ansar: Menuju Pelayanan Unggul dan Pembangunan Berkelanjutan

    KEPRI, POSMETRO: Dalam rangka peningkatan kapasitas pengurus Badan Kontak...
    spot_img

    Share

     

     

    Catatan: Rizal Saputra

    BERJUMPA untuk bahagia merupakan salah satu ritual para pesepeda. Bersepeda sendirian saja bisa membuat mereka menempuh jarak yang jauh dan berujung dengan cerita nan riuh. Tentu dengan berkayuh bersama, mereka bisa menciptakan lebih banyak cerita yang muaranya adalah bahagia.

    Hal ini bukanlah pesan dari atlit sepeda. Tetapi hanya pesan pesepeda yang menjadikan aktivitas bersepeda sebagai salah satu cara mencari silaturahmi, yang menyenangkan. Dengan bersepeda pula mereka mendapat bonus sehat. Di samping itu, ketika mendapatkan kawan baru, seperti menjadi rezeki yang tak terkira dalam memperpanjang persaudaraan.

    Ketika umur seseorang bertambah, terkadang lingkar pertemanannya bisa semakin mengecil. Tapi, untuk pesepeda, rasanya lingkarnya semakin luas, lintasan dan cakupannya.

    Pertemuan berbagai lintasan pesepeda lipat itu, kali ini terjadi di Batam. Dalam acara bernama Jambore Sepeda Lipat Nasional atau lebih populer dengan sebutan Jamselinas. Tepatnya Jamselinas XII Batam yang terselenggara pada medio November ini, tepatnya tanggal 10 sampai 12. Ribuan peserta mendaftar. Sejauh ini, angka peserta itu menjadi yang terbanyak, terlebih untuk event yang diselenggarakan di luar Pulau Jawa.

    Kenapa minat peserta begitu banyak? Karena Jamselinas adalah Lebarannya pesepeda lipat. Ada pertemuan dan silaturahmi massal pada hari raya itu.

    Kegiatan ini, awalnya diselenggarakan di Jakarta pada 2011. Kurang lebih 489 pesepeda hadir. Tahun 2023 ini merupakan kali keduabelas penyelenggaraannya.

    Azwar Hadi Kusuma, Founder Indonesia Folding Bike (IdFB), penggagas utama event ini bercerita bahwa ide membuat Jamselinas itu muncul setelah adanya beberapa kegiatan gowes yang selalu dihadiri oleh pesepeda dari berbagai daerah. Om Bugs —demikian Azwar biasa disapa para pesepeda— menyebutkan daerah yang awal-awal selalu ikut gowes bareng di Jakarta, seperti Bandung Attack, Jogja Attack, Gowes Wanayasa-Ciater dan lainnya.

    Sejak tahun 2011 itu, Jamselinas rutin dilaksanakan. Sejumlah daerah begitu minat untuk menjadi penyelenggara. Di tahun 2023 saat ingin menjadi tuan rumah pun, Batam bersaing dengan Banjarbaru, Kalimantan Selatan dan kolaborasi empat kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Demak, Pati, Kudus, Jepara.

    Pelaksanaan event ini sempat terjeda pandemi covid19, ketika Bali menjadi tuan rumah. Penyelenggara terbentur kebijakan atas regulasi yang berlaku saat itu —tak ada kerumunan— sehingga event tahun 2021 tidak dilaksanakan. Sebelumnya, saat Magelang sebagai tuan rumah, tahun 2020, terpaksa dilaksanakan secara virtual karena virus covid sedang mengganas.

    Sebelum Batam, daerah luar Jawa yang pernah menjadi tuan rumah adalah Bangka, Palembang dan Makassar.

    Batam tentu ingin menyajikan sebuah event yang dirindukan, agar para pesepeda dari berbagai daerah ingin kembali ke Kota Baru ini. Kami selalu menyebutnya Batam Kota Baru, kota yang selalu dirindu.

    Dukungan pemerintah daerah begitu besar untuk kesuksesan event Jamselinas, terutama di bawah nakhoda H Muhammad Rudi, Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam. Pemko dan BP Batam ikut mengemas dengan detil dan semarak rangkaian event ini. Infrastruktur jalan yang akan dilalui pun, seakan-akan disiapkan untuk kesemarakan Jamselinas. Apalagi jalur yang akan dilalui para pesepeda itu, dari Dataran Engku Putri ke Nuvasa, Nongsa, memang melalui jalan yang dibuat begitu “gagah” untuk sebuah daerah tingkat dua.

    Kita, peserta Jamselinas, seolah-olah diberi kewenangan untuk meresmikannya. Bersama ribuan pesepeda yang sedang berada di Kota Batam, kitalah “yang meresmikan” secara kolosal dengan berkayuh bersama di atas infrastruktur jalan baru. Yang “selesai dibangun” bersamaan dengan pelaksanaan Jamselinas XII, tahun ini.

    “Jamselinas? Akan ada penyesalan kalau pesepeda gak ikut “berlebaran”, terutama di Batam,” itu kata Om Bugs saat diminta komentarnya ketika diberi satu kata: Jamselinas.

    Sementara, S Purwanti, yang kini menjadi nakhoda IdFB fokus pada kata silaturahmi dan bahagia. Bagi Ipung —demikian sapaan pesepeda untuk S Purwanti—, ketika mendengar kata Jamselinas, otaknya pun berkecamuk pada muara kebahagiaan dan kesuksesan.

    “Ketika mendengar kata Jamselinas, kalau buat aku sebagai Ketua IDFB, sudah pasti banyak hal yang terlintas di benak dan kepala, seperti harus bentuk team yang bisa support dalam setiap proses pelaksanaanya, menjaga marwah Jamselinas yang sudah dilaksanakan sebelumnya agar setiap pelaksanaannya menjadi lebih baik, menjadikan partisipan dan panitia sukses, gembira, bahagia dalam pelaksanaannya,” kata Ipung kepada saya dengan mimik serius.

    Sebenarnya perbincangan kali ini sifatnya santai saja, tapi jika menyinggung kata Jamselinas akan membuat semangatnya membuncah. Apalagi ini event pertama yang diinisiasi dia selaku Ketua IDFB dalam penunjukan tuan rumah Jamselinas melalui proses fit and proper test.

    Ipung pun selalu mengajak pesepeda lipat berlebaran di Batam. Begitu banyak kebahagiaan yang akan didapat. Demikian juga dengan persaudaraan dan silaturahmi yang semakin meluas. Akan ada pengalaman berbeda dari tiap pelaksanaannya.

    “Usahakan ikut doongg, supaya punya cerita menarik Jamselinas di setiap wilayah, dan tahun ini mari mengukir cerita indah di Batam,” ajak Ipung.

    Cerita yang seru, kata Om Bugs meyakinkan, akan tersaji di Batam. Karena Jamselinas adalah sebuah wadah silaturahmi pesepeda lipat, sebuah ajang berkumpulnya komunitas sepeda lipat terbesar di Indonesia. Akan sangat bahagia sekali ketika bertemu dan bersilaturahmi dengan para pesepeda lipat dari seluruh indonesia yang selama ini hanya dapat berinteraksi melalui media sosial.

    “Sangat disayangkan apabila terlewatkan, terlebih Jamselinas tahun 2023 ini akan diadakan di Batam yang akan dihadiri tidak saja perwakilan pesepeda dari seluruh Indonesia tetapi juga dihadiri oleh pesepeda lipat dari negara tetangga,” kata Om Bugs.

    Mencermati bahwa bersepeda adalah kebahagiaan, apalagi dirayakan secara massal, maka akan dapat dikorelasikan pada sebuah petuah yang entah siapa membuatnya dan beredar luas di dunia maya: kamu tidak bisa bersedih ketika mengendarai sepeda. Sendiri saja tidak bersedih, apalagi dikayuh bersama-sama. Karena itu mungkin Batam mengampanyekan moto: berkayuh bersama bertambah saudara.

    Pada lebaran kali ini, para pesepeda lipat pun akan tahu serunya rangkaian tanjakan di Nongsa, menjelang mereka tiba di Nuvasa. Di rangkaian itu, sepertinya bakal banyak kata rindu yang tercipta. Salah satunya: sejak bersepeda denganmu (di Batam), sejak itulah Jamselinas selalu dirindu.***