BPBD Kepri Gandeng Pencinta Alam Kibarkan Bendera 10 Meter di Puncak Gunung Lengkuas

    spot_img

    Baca juga

    Sebanyak 96 Atlet dan 47 Pelatih PON XXI Dapat Dana Apresiasi dari Pemprov Kepri

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepri bersama Komite Olahraga Nasional...

    Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Kolaborasi Berdayakan Indonesia dengan AI

    >>>Catat Pertumbuhan Cemerlang di Kuartal I 2024 JAKARTA, POSMETRO.CO :...

    May Day di Batam, Tuntutan Serikat Pekerja dan Harapan untuk Perubahan

    BATAM, POSMETRO.CO : Dalam peringatan Hari Buruh Internasional di...
    spot_img

    Share

    BPBD Kepri dan pencinta alam mengibarkan bendera merah putih sepanjang 10 meter di puncak Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur. (Posmetro.co/ist)

    BINTAN, POSMETRO.CO: Di tengah pandemi virus corona, setiap orang punya cara tersendiri untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-75.

    Seperti halnya yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepri. Instansi ini, mengibarkan bendera merah putih berukuran 10 meter, di puncak Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur.

    Pengibaran bendera itu, dilakukan bareng sekelompok komunitas pencinta alam, yang tergabung dalam Adventure Photograpy (ADPG) Kepri. Ritual pengibaran bendera itu merupakan salah satu bentuk penghormatan dalam rangka HUT RI.

    Kata Pencentus ADPG Kepri, Ibnu Abas kegiatan pengibaran bendera berukuran raksasa itu, dilakukan berbarengan dengan berbagai rangkaian kegiatan lainnya, yang masih bertema HUT Kemerdekaan RI ke-75. Mulai dari mendaki, bermalam di puncak, hingga menunggu detik-detik proklamasi.

    “Jadi sehari sebelum tiba HUT RI ke 75, kita sudah mulai melakukan perjalanan. Kita coba mendaki, dengan mengitari dan menjelajahi bukit atau lebih dikenal Gunung Lengkuas ini,” sebut Ibnu Abas.

    Hingga akhirnya tiba di puncak, sekitar pukul 18.00 WIB, yang disambut dengan nyanyian burung dan gesekan dedaunan. Tak menunggu waktu lama, tenda camping pun langsung didirikan, mengingat hari sudah mulai gelap.

    “Saat itu juga hujan pun menerpa tenda kami, untungnya tenda sudah berdiri. Sehingga barang dan perbekalan, tidak basah di guyur hujan,” kata Ibas.

    Saat malam hujan berangsur berhenti, ranting-ranting pepohonan dimanfaatkan untuk dijadikan bahan bakar api unggun. Alternatif agar badan tetap hangat setelah diselimuti dinginnya cuaca hujan.

    Malam semakin larut, suasana di puncak berangsur sunyi. Hanya menyisakan suara-suara binatang, yang menghuni puncak Gunung Lengkuas. Cukup memanjakan kuping hingga mata pun terpejam, sampai hari kembali terang.

    Saat dinanti-nanti pun tiba, momen yang memiliki sejarah penting di negara ini. Persiapan pengibaran bendera merah putih dimulai, tim gabungan yang tercatat belasan orang sibuk mempersiapkan menyambut detik-detik proklamasi, 17 Agustus 2020.

    “Saat tiba waktunya, kami mengelar prosesi berdiri sempurna dengan mengahadap bendara merah putih berukuran 10 meter, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya,” kata Abas.

    Suasana saat itu benar-benar hikmad, perlahan lelah perjalanan hilang seketika. Kilas perjuangan para pahlawan untuk negara ini menari nari diingatan, rasa ingin terus menjaga alam makin kuat tertanam di hati. (aiq)