Dampak Tiket Pesawat hingga Virus Corona, Pariwisata di Batam Sepi

    spot_img

    Baca juga

    Sebanyak 96 Atlet dan 47 Pelatih PON XXI Dapat Dana Apresiasi dari Pemprov Kepri

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepri bersama Komite Olahraga Nasional...

    Indosat Ooredoo Hutchison Perkuat Kolaborasi Berdayakan Indonesia dengan AI

    >>>Catat Pertumbuhan Cemerlang di Kuartal I 2024 JAKARTA, POSMETRO.CO :...

    May Day di Batam, Tuntutan Serikat Pekerja dan Harapan untuk Perubahan

    BATAM, POSMETRO.CO : Dalam peringatan Hari Buruh Internasional di...
    spot_img

    Share

    Kunjungan wisatawan terpantau sepi di Pelabuhan Ferry Batamcentre. (Posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam kembali mengeluh. Belum kelar masalah harga tiket pesawat yang mahal sejak awal tahun 2019, baru-baru ini makin diperburuk dengan wabah virus corona.

    “Tentu ada pengaruhnya,” ujar Ketua PHRI Kota Batam, Mansyur menjawab pertanyaan POSMETRO.CO, Kamis (6/2).

    Mansyur menyebut, untuk hotel di Batam saat ini okupansi masih di bawah 50 persen. Tidak hanya itu, kata Mansyur, ada beberapa biro perjalanan yang ditunda dan juga di-cancel karena masalah virus corana tersebut. “Namun kita harus tetap optimis, kalau ini sifatnya hanya sementara.
    Apalagi ini masih di awal bulan, dan libur Imlek baru saja selesai,” ujarnya.

    Namun pihaknya belum bisa memberikan data secara detail berapa persen dampak tersebut, karena belum memperoleh data secara nasional dari berbagai hotel yang tergabung dalam PHRI. Sebelumnya, Mansyur mengatakan, kalau saat ini memang sedang musim rendah untuk pariwisata, ditambah lagi dengan kenaikan harga tiket pesawat, semakin memperburuk keadaan.

    Biasanya wisatawan nusantara menginap di Batam beberapa hari sebelum atau sesudah kunjungan ke Singapura. Namun kini, pelancong domestik lebih memilih langsung ke Singapura, tanpa singgah di Batam karena harga tiket pesawat yang lebih murah.

    Terpisah, salah satu tempat kunjungan wisata mangrove di Kampung Tua Terih, Sambau, Nongsa juga berdampak dengan wabah virus corona ini.

    “Sepi,” kata Nung, pengelola mangrove. Menurut Nung, weekend atau hari libur biasanya turis Malaysia dan Singapura sudah ramai berkunjung.

    “Tapi sejak ada kabar ini (virus corona), jadi sepi. Biasanya satu rombongan sampai belasan orang,” timpal Nung. Untuk itu pihaknya akan terus berinovasi mencari hal-hal baru agar wisatawan lokal juga ramai berkunjung ke wisata mangrove.(cnk)