Fakta Jembatan VI Bernama Raja Kecik

    spot_img

    Baca juga

    Ditinggal Penghuni, Kamar Kos Putri di Orchid Park Terbakar

    BATAM, POSMETRO: Diah, galau. Dari tempatnya bekerja, caddy golf...

    PLN Batam Siap Hadapi PSN Rempang

    >>>Metro Forum Bersama Sekretaris Perusahaan PT PLN Batam, Zulhamdi KESUKSESAN...

    Pemkab Natuna Gelar Hardiknas ke 77 Kabupaten Natuna

    NATUNA, POSMETRO.CO : Pemerintah Kabupaten Natuna menggelar Upacara peringatan...

    Ultras HMR Lingga Siap Menangkan H Muhammad Rudi

    LINGGA, POSMETRO.CO : Dukungan untuk H Muhammad Rudi terus...

    Nazaruddin Nasir Hadiri Taaruf PKB

    >>>Nyatakan Siap Maju di Pilkada Meranti JAKARTA, POSMRTRO.CO : Ir...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Jembatan VI atau bernama Raja Kecik, merupakan jembatan penghubung antara Pulau Galang dan Pulau Galang Baru dengan panjang 180 meter dan lebar 18 meter, yang masing-masing 45 meter dengan sistem peletakan di atas 2 tumpuan dengan menggunakan double box beton prategang.

    Lantai jembatan terdiri dari dua jalur yang dipisahkan oleh median selebar 1 meter dengan trotoar selebar 2,1 meter dan masing-masing sisinya dan setiap jalur terdiri dari dua lajur kendaraan.

    Ruang bebas antara jembatan dan permukaan air laut adalah sekitar 9,5 meter. Lebar boks adalah 9 meter dan mempuyai ketinggian konstan 2,5 meter.

    Kontraktor pembangunan jembatan ini adalah PT Bangun Cipta Kontraktor dan Subkontraktor PT VSL Indonesia. Manajemen konstruksinya dilakukan oleh PT Profes Cipta Wahana Teknik.

    Lama pengerjaan pembangunan jembatan adalah 820 hari dan selesai pada tanggal 15 November 1996. Tenaga kerja yang terlibat di dalamnya, masing-masing-masing adalah 6-8 orang sarjana (engineer), 14-22 tenaga menengah, dan 150-170 orang pekerja.

    Pengembangan Pulau Galang Baru diperuntukkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan suaka alam dan cagar alam. Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I dikenal dengan panggilan Raja Kecik atau Raja Kecil dari Pagaruyung.

    Ia mendirikan infrastruktur yang ada di Pulau Batam, Rempang dan Galang, pembangunan bandara dan pelabuhan tidaklah diperlukan lagi karena semua kegiatan ekspor-impor, dapat dilakukan melalui Pulau Batam, yaitu dengan menggunakan Jalan Trans Barelang.

    Pembangunan Jembatan Barelang selesai akhir Januari 1998 dan diresmikan oleh B.J Habibie sebagai Presiden RI pada tahun yang sama. (cnk/adv)