Transformasi Pelabuhan Batu Ampar, Menuju Status International Transhipment Port

    spot_img

    Baca juga

    Tahun 2024, 731 JCH Batam Berangkat

    BATAM, POSMETRO.CO : Tercatat 731  Jamaah Calon Haji (JCH)...

    Gubernur Ansar: Modal Baik untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

    KEPRI, POSMETRO: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau...

    Jaga Kepercayaan Publik, BP Batam Tingkatkan Kualitas PPID BP Batam

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar acara Focus...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Pelabuhan Batu Ampar di Kota Batam, dikenal karena letaknya yang strategis di Selat Malaka, berpotensi menjadi pelabuhan internasional transhipment yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

    Posisinya yang berdekatan dengan Singapura membuatnya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, mencatat pertumbuhan ekonomi Batam sebesar 6,84% pada 2022, melampaui rata-rata nasional.

    Pada 2023, Pelabuhan Batu Ampar menyumbang 76% total ekspor Kepulauan Riau, mencapai USD 8,7 miliar. Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam mencatat kenaikan volume bongkar muat hingga 8%, mencapai 624.061 TEUs.

    Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar, menyebutkan, upaya mengembangkan pelabuhan sebagai internasional transhipment port dengan investasi mencapai Rp3,8 triliun hingga 2025.

    Saat ini diketahui, potensi internasional transhipment port masih didominasi oleh pelabuhan di Singapura 32,3 juta TEUs, Busan 12,2 juta TEUs, Tanjung Pelepas 10,6 juta TEUs, dan Port Klang 8,4 juta TEUs. Tiga diantara pelabuhan transhipment dunia tersebut sama-sama berada di jalur tersibuk di dunia, Selat Malaka yang dilintasi 90.000 kapal per-tahunnya.

    Dendi menyebutkan setidaknya ada tiga tahapan dalam upaya mengembangkan Pelabuhan Peti Kemas Batu Ampar menjadi transhipment port atau penghubung pelabuhan dunia, dengan memanfaatkan lintasan jalur perdagangan dunia di Selat Malaka dengan nilai investasi sebesar Rp3,8 triliun hingga tahun 2025.

    Tahap pertama, yang dimulai November 2023, melibatkan PT Persero Batam menjadikan Pelabuhan Batu Ampar fokus sebagai feeder ke Singapura dan Domestic Transhipment. Modernisasi infrastruktur dan penerapan Batam Terminal Operating System (B-TOS), telah meningkatkan efisiensi layanan.

    Tahap kedua, mulai Juli 2025, pelabuhan akan menjadi direct call dengan kapasitas kontainer 2500 TEUs. Perluasan lapangan penumpukan dan pengadaan empat unit container crane dari China, akan menopang kegiatan bongkar muat.

    Tahap ketiga pada Juli 2028, Pelabuhan Batu Ampar akan dikembangkan menjadi international transhipment port dengan kapasitas 1,6 hingga 2 juta TEUs.

    Perluasan lapangan penumpukan, perpanjangan dermaga, pendalaman alur kolam, dan penambahan container crane menjadi strategi untuk mencapai target tersebut.

    “Dengan harapan pengembangan ini akan menjadikan Pelabuhan Batu Ampar sebagai hub perdagangan dunia, memperkuat ekonomi Batam, dan meningkatkan peran Indonesia di pasar perdagangan global,” harap Dendi. (hbb)