Lewat Proyek Ufarm, SCash Global dan Induk KUD Revolusioner Majukan Pedagang, Petani, dan Nelayan Indonesia

    spot_img

    Baca juga

    Genset Indomaret Digondol Maling, Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Orang Buron

    BATAM, POSMETRO: Satu unit genset Indomaret Botania 2, Kecamatan...

    Ahmad Yuda Siregar Calon Bupati yang Bakar Istri, Dituntut Hukuman Mati

    BATAM, POSMETRO: Hukuman mati menurut Windi Martika, pantas bagi...

    Halal Bihalal Bersama PMI di 12 Negara, IBA: PMI Menopang Perekonomian Nasional

    BATAM, POSMETRO: Internasional Bisnis Asosiasi (IBA) kembali menggelar acara...

    Gubernur Serahkan Bantuan Senilai Rp7,45 Miliar di Tarempa, Anambas

    KEPRI, POSMETRO: Menutup kunjungan kerja di Kabupaten Kepulauan Anambas,...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Perusahaan Singapura, SCash Global, dan Induk Koperasi Unit Desa (KUD), bersatu untuk meluncurkan proyek revolusioner UFarm di Indonesia.

    Michael Lee, CEO SCash Global menyebutkan, UFarm bertujuan mengatasi kesenjangan dengan menyediakan akses pasar langsung dan solusi digital inovatif bagi lebih dari 13 juta anggota KUD.

    “Contoh nyatanya terlihat di Malang, di mana proyek percontohan sukses mengekspor kubis atau kol langsung ke Taiwan,” kata Michael, Rabu, (10/1).

    Masih katanya, langkah yang secara resmi dimulai di Jakarta pada 4 November 2023 lalu, menjadi tonggak penting dalam usaha memberdayakan lebih dari 13 juta anggota Induk KUD di seluruh Indonesia.

    Bahkan, pencapaian ini dilakukan dengan menghilangkan peran distributor dalam skema perdagangan tradisional, dan memberikan keuntungan maksimal kepada para petani.

    Inisiatif ini melibatkan perwakilan dari 9.437 divisi KUD di 29 provinsi. Dengan fokus mengatasi tantangan, seperti akses terbatas ke pinjaman, ketidakpastian pasar, dan infrastruktur yang kurang memadai.

    “UFarm Super App, yang kami kembangkan menjadi inti dari inisiatif ini. Aplikasi ini tidak hanya berfokus pada keuangan mikro, tetapi juga menyediakan akses pinjaman yang efisien, pasar elektronik yang dinamis, dan beragam alat digital untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas anggotanya,” tambahnya.

    Proyek ini telah mendapatkan dukungan finansial signifikan, dengan rencana untuk mendapatkan pendanaan lebih lanjut pada kuartal pertama tahun 2024. Diharapkan pada akhir tahun 2025, manfaat bagi anggota mencapai Rp600 triliun, dengan transaksi perdagangan melonjak hingga Rp11,7 triliun.

    “Dengan fokus pada pasar Indonesia sebagai produsen utama minyak kelapa sawit, beras, jagung, kacang tanah, dan kacang kedelai di pasar global dan domestik, UFarm membuka peluang pertumbuhan bagi petani Indonesia,” kata dia.

    Efek dari kolaborasi ini diharapkan tidak hanya terasa di level lokal Indonesia. Dengan menggabungkan solusi digital dan praktik pertanian tradisional, Induk KUD dan SCash Global menjadi teladan untuk reformasi pertanian secara global.

    Dengan kerjasama dengan entitas global seperti Alibaba Cloud dan Alipay semakin memperluas dampak ini, menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci di panggung internasional.

    Michael menjelaskan, inisiatif UFarm tidak hanya berkutat pada peningkatan teknologi semata; ini merepresentasi pergeseran menuju sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan di Indonesia.

    Dengan memberdayakan petani melalui digitalisasi dan kemudahan pada akses pendanaan, proyek ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup banyak orang, memastikan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.

    Seiring dengan ekspansi dan penyempurnaan upaya digital oleh INDUK KUD dan SCash Global, masa depan sektor pertanian Indonesia akan semakin cerah.

    Proyek keberlanjutan pangan dan pemberdayaan masyarakat yang memiliki dampak nyata ini, menjadi bukti kekuatan kolaborasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan dunia nyata.

    “Membentuk masa depan yang lebih terhubung, makmur, dan berkelanjutan bagi banyak orang di seluruh Indonesia,” pungkas dia. (hbb)