Mengharumkan Suku Kampai di Kota Batam

    spot_img

    Baca juga

    Sederet Fakta Hingga ‘Lobi-Lobi’ Pengusaha Tambang Pasir Ilegal di Pulau Babi, Karimun

    BATAM, POSMETRO: Dampaknya dahsyat bagi lingkungan dan pesisir. Lebih...

    Kapolda Kepri Pastikan, Kapal Penghisap Pasir di Pulau Babi Tidak Kantongi Izin

    BATAM, POSMETRO: Kapolda Kepri Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah...

    Bapenda Kepri Perkenalkan Kartu Fuel Card Plus, untuk Optimalisasi Pajak Kendaraan

    BATAM, POSMETRO.CO : Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Kepri,...

    Peringatan Hardiknas Kota Batam 2024, Implementasi Merdeka Belajar

    BATAM, POSMETRO.CO : Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2...

    Anak Wakil Bupati Karimun Divonis Penjara 17 Tahun Lebih, Terkait Sabu 1.9 Kilogram

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Pengadilan Negeri (PN) Tanjungbalai Karimun akhirnya memutuskan...
    spot_img

    Share

    Ketum IKSB Batam, AKBP (Purn) HM Marion SH (kiri) mengukuhkan Yendri Sarman sebagai Ketum PSKB.

    BATAM, POSMETRO.CO : Maarak jamba. Ini sebuah tradisi di Ranah Minang. Jamba adalah sebuah talam. Di dalamnya berisi banyak makanan khas minang. Jamba itu diangkat di atas kepala. Dijunjung. Lalu diantar.

    Puluhan ibu-ibu ini berjalan beriringan. Di depannya ada barisan pemain musik tradisional minangkabau. Juga berjalan beriringan. Lalu, jamba diarak sampai tujuan.

    Layaknya baralek gadang, iring-iringan ini dibuat sama persis dengan negeri asalnya, ranah minang, Sumatera Barat.

    Namun malam itu, Sabtu (9/12), tradisi ini digelar di Batam. Tepatnya di halaman Kafe Lakitan, Tanjunguncang. Maarak Jamba, termasuk satu tradisi yang dilaksanakan dalam acara pengukuhan Persatuan Suku Kampai Batam (PSKB). Yendri Sarman SPd MM, malam itu dikukuhkan sebagai Ketua Umum PSKB periode pertama. Masa jabatan ini berlaku untuk 5 tahun ke depan.

    “Suku Kampai merupakan salah satu suku yg ada di ranah minang, yang kini berkembang dalam peradaban di masyarakat, baik itu di kampung maupun di tanah rantau,” kata Yendri Sarman kepada POSMETRO.

    Pada malam pengukuhan itu, Yendri terlihat gagah dengan baju adat yang dikenakannya. Ia disimbolkan sebagai ‘Mamak Gadang’ di rantau Batam.

    Tempat mengadu anak-kemenakan. Sebuah keris juga terselip di depan. Itu melambangkan kewibawaannya sebagai seorang pria pemimpin suku.

    Mamak, dalam adat minang merupakan paman yang bertanggung jawab atas kehormatan sebuah kaum atau suku.

    “Itulah tujuan utama kita mendirikan PSKB ini. Kita imbau semua Suku Kampai yang ada di Batam untuk bersatu. Saling peduli,” sebut pria yang juga menjabat sebagai kepala sekolah negeri 001 Batam Kota ini.

    Ide ini sudah lama tercetus. Namun butuh waktu untuk melegalkannya dalam sebuah organisasi. Yendri Sarman, salah satu dari beberapa orang bersuku kampai yang berjuang mendirikan PSKB.

    “Untuk memperkuat silaturahmi kita dari persatuan suku kampai Batam, malam ini kita lakukan pengukuhan,” imbuhnya.

    Tujuan dari dibentuknya persatuan suku kampai Batam adalah untuk menghimpun dusanak/saudara sesuku yang ada di perantauan Kota Batam untuk memperkuat silaturahmi serta mewujudkan warisan budaya yang dilakukan oleh pendahulu agar generasi berikutnya juga bisa mengenal kekayaan budaya minang.

    “Salah satu contoh budaya mengantar dan maarak jamba saat baralek,” sebutnya.

    Sangat penting, kata Yendri Sarman, menghimpun sanak saudara sasuku yang ada di Kota Batam “Agar saling mengenal supaya tidak terjadi kawin sa-suku,” imbuhnya.

    Masyarakat Suku Kampai, harapnya, bisa memberikan kontribusi untuk mendukung pembangunan di Kota Batam.

    “Itu lah harapan saya selaku ketua PSKB yang diamanahkan oleh dusanak-dunsanak kaum kampai yang ada di Kota Batam,” katanya.

    Sekilas, Yendri Sarman menjelaskan, Suku Kampai merupakan salah satu suku (klan) yang ada di Minangkabau. Suku Kampai banyak ditemukan di Pesisir Selatan. Secara etimologi, Kampai berarti ‘tempat padi bersemai’.

    Dalam adat Minangkabau, suku diwariskan melalui garis ibu. Sebab, dalam adat minang kabau menerapkan matrilineal: kekerabatan diturunkan melalui garis perempuan.

    “Jadi, dalam adat, kedudukan pria memang sangat penting sebagai Mamak (paman) dalam mengayomi anak-kemenakan. Namun, untuk suku yang kita dapat ini merupakan garis keturunan dari ibu,” jelasnya.

    Kedepan akan banyak program yang akan digagas oleh PSKB. “Tentu utamanya dalam melestarikan adat budaya,” katanya.

    Bidang sosial juga menjadi hal terpenting. Untuk itu juga, selain struktur Ketua, Sekretaris dan Bendahara, organisasi PSKB juga dilengkapi oleh 10 bidang kepengurusan: Bundo Kanduang; Keamanan/Dubalang; Pendidikan Agama/Malin; Adat & Seni Budaya; Organisasi, Keanggotaan & Kaderisasi; Humas antar Lembaga; Sosial; Kepemudaan/ Paganagari; Olahraga serta Mande Bapak (Sumando).

    Yendri berpesan, walau kepengurusan organisasi yang menaungi Suku Kampai sudah terbentuk di Batam, namun untuk mengharumkan nama Suku Kampai di Batam, itu menjadi tanggung jawab pengurus, para Suku Kampai dan kaum pria yang terikat tali perkawinan dengan perempuan Kampai.

    Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Sumatera Barat (IKSB) Batam AKBP (Purn) HM Maryon SH, usai mengukuhkan kepengurusan PSKB, berpesan agar kaum Kampai di Batam bisa saling bersinergi dengan organisasi lainnya, khususnya organisasi di bawah naungan IKSB untuk membangun Batam.

    “Terpenting adalah kita bisa meningkatkan kekompakan,” ujarnya. Kepada Ketum PSKB, Marion berpesan agar bisa menjadi ‘Kayu Gadang’ tempat mengadu Kaum Kampai yang ada di Batam.

    Ketua Panitia Pengukuhan PSKB, Mardianto menyebut, dalam pengukuhan itu memang sengaja digelar berbagai kegiatan yang merupakan tradisi yang biasa dilakukan di kampung halaman.

    Ia berharap, ragam hiburan yang ditampilkan malam itu bisa mengobati rasa rindu perantau Batam pada kampung halamannya.

    “Suku Kampai ini memang banyak berasal dari Pesisir Selatan, Sumatera Barat, namun untuk organisasi PSKB ini menaungi semua Suku Kampai yang ada di Kota Batam. Mereka tak hanya dari Pesisir Selatan, tapi juga Suku Kampai dari daerah lainnya,” sebutnya.

    Mardianto merinci, saat ini ada sekitar 300 lebih masyarakat Suku Kampai yang ada di Batam. “Aktif di organisasi aja hampir dua ratus orang,” katanya.

    Rudi Sakyakirti mewakili Walikota Batam, berpesan agar pengurus yang dilantik bisa mengemban amanah. “Mari bersama-sama kita bangun Kota Batam ini,” ajak Rudi.

    Ia kembali mengingatkan masyarakat yang hadir dengan hasil kerja keras Wali Kota Batam HM Rudi dalam membangun Batam. “Hal itu bisa kita lihat langsung. Itu semua dilakukan wali kota kita demi kesejahteraan masyarakat Batam,” ujarnya.

    Rudi menegaskan, setiap masyarakat Kota Batam memiliki kontribusi membangun Batam, termasuk kaum Suku Kampai yang ada di Batam.

    Acara pengukuhan itu diakhiri makan bersama. Tentu saja tata cara makan juga memakai kebiasaan di ranah minang dengan duduk bersila. Para mamak dan tamu ‘duduak baselo’ menikmati hidangan makanan. Sembari menikmati makanan, para tamu juga disuguhi oleh ragam hiburan termasuk randai dan beberapa lagu dari Minang.

    Acara pengukuhan itu juga dihadiri oleh banyak organisasi di bawah jajaran IKSB Batam. Termasuk Ketum Gema Minang, Leo Putra.

    Di antara para suku kampai yang hadir malam itu, tak semuanya terlahir di ranah minang. Banyak juga lahir dan besar di Batam. Mira, seorang perantau asal Kecamatan Lengayang, Pesisir Selatan menyebut sengaja membawa putrinya agar bisa mengenal budaya dan tradisi Minang.

    Pun dengan masyakat Suku Kampai lainnya. Mereka membawa serta putra-putrinya yang memang sudah lahir, besar dan berkeluarga di Batam.(chi)