1,8 Juta Vaksin Covid-19 Tambahan Tiba di Indonesia

    spot_img

    Baca juga

    Sederet Fakta Hingga ‘Lobi-Lobi’ Pengusaha Tambang Pasir Ilegal di Pulau Babi, Karimun

    BATAM, POSMETRO: Dampaknya dahsyat bagi lingkungan dan pesisir. Lebih...

    Kapolda Kepri Pastikan, Kapal Penghisap Pasir di Pulau Babi Tidak Kantongi Izin

    BATAM, POSMETRO: Kapolda Kepri Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah...

    Bapenda Kepri Perkenalkan Kartu Fuel Card Plus, untuk Optimalisasi Pajak Kendaraan

    BATAM, POSMETRO.CO : Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Kepri,...

    Peringatan Hardiknas Kota Batam 2024, Implementasi Merdeka Belajar

    BATAM, POSMETRO.CO : Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2...

    Anak Wakil Bupati Karimun Divonis Penjara 17 Tahun Lebih, Terkait Sabu 1.9 Kilogram

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Pengadilan Negeri (PN) Tanjungbalai Karimun akhirnya memutuskan...
    spot_img

    Share

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyaksikan kedatangan tahap ke-2 vaksin di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Kamis (31/12). Foto: ist

    BATAM, POSMETRO.CO: Pemerintah Indonesia mendatangkan tambahan vaksin Covid-19, sebanyak 1,8 juta dosis. Vaksin produksi Sinovac ini tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (31/12) pukul 11.55 WIB.

    Vaksin Covid-19 dibawa pesawat Boeing 777-300 ER dari maskapai Garuda Indonesia.Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, vaksin yang dimuat dalam 11 buah Envirotrainer, peti kemas berpendingin, yang kemudian dibawa ke warehouse Garuda Indonesia terlebih dahulu untuk dilakukan pengisian ulang daya Envirotainer.

    Rencananya, vaksin akan langsung dibawa dengan 4 buat truk flatbed ukuran 49 feet untuk disimpan di lokasi penyimpanan khusus milik Bio Farma di Bandung untuk penyimpanan sesuai dengan protokol penyimpanan vaksin secara aman sesuai dengan standar WHO.

    Kedatangan vaksin ini merupakan kedua kalinya setelah sebelumnya 1,2 juta vaksin Sinovac tiba pada 6 Desember 2020 lalu. Sehingga, ada penambahan ketersediaan vaksin bentuk jadi asal Sinovac menjadi 3 juta dosis.

    Selanjutnya akan diikuti dengan pengiriman suplai vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku (bulk) sebanyak 140 juta dosis secara bertahap dimulai dari bulan Januari 2021.

    Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai kedatangan vaksin menyatakan, bahwa Presiden RI Joko Widodo menugaskan pemerintah untuk selama liburan tahun baru ini untuk terus bekerja keras agar vaksinasi nasional bisa berjalan sebaik-baiknya melayani seluruh masyarakat.

    “Hari ini kita menyaksikan kedatangan tahap ke-2 vaksin Sinovac ke Indonesia. Insya Allah, dengan doa seluruh rakyat Indonesia, kami harapkan sebelum rakyat Indonesia kembali masuk bekerja di Januari vaksin ini sudah bisa kami distribusikan ke-34 Provinsi di seluruh Indonesia. Untuk kita bisa memulai program vaksinasi bagi para tenaga kesehatan kita,” katanya melalui rilis, Kamis (31/12) Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

    Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan dari awal pemerintah terus berkomunikasi untuk mengamankan suplai dari berbagai sumber lainnya. Secara paralel dan berkesinambungan saat ini juga sedang dilakukan dengan Pfizer (dan BioNTech) yang berasal dari Amerika Serikat dan Jerman.

    “Kemarin kita menerima kabar bahwa Emergency Use Authorization (EUA) untuk AstraZeneca telah diberikan oleh Medicine and Healthcare product
    Regulatory Agency (MHRA) Inggris,” ulasnya.

    Ini tentunya kata Retno, merupakan kabar baik. Karena MHRA merupakan salah satu enam stringent regulatory authorities yang memiliki mekanisme reliance dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Melalui mekanisme reliance proses penerbitan dari UEA oleh Badan POM, atas AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah.

    “Hasil dari EUA di Inggris dapat dijadikan basis dan review EUA di Indonesia,” papar Retno.

    Lanjutnya, diplomasi lanjutan terus dilakukan Kementerian Luar Negeri, juga terus mengawal melalui Vaccine Request Form Part B, mengenai indemnisasi yang menurut rencana akan diserahkan, pada 8 Januari 2021. Dan Cold Chain Equipment (CCE) Support Request terkait kapasitas penyediaan sistem pendingin vaksin di kuartal I 2021.

    Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri, serta pihak lain akan terus berkoordinasi erat. Untuk memastikan semua infrastruktur logistik vaksin di dalam negeri sesuai dengan kebutuhan jenis vaksin yang dipesan dari jalur multilateral ini.

    “Sebelum digunakan, semua vaksin yang disetujui. Dan dihadirkan pemerintah menjalani proses evaluasi sesuai standar WHO dan internasional untuk mendapatkan izin penggunaan dari BPOM, serta rekomendasi dari MUI,” tegasnya.

    Menteri Budi Gunadi Sadikin mengharapkan dukungan seluruh rakyat Indonesia demi suksesnya program vaksinasi. Program vaksinasi ini adalah salah satu strategi utama untuk menyelesaikan pandemi. Dibutuhkan waktu lebih dari 12 bulan untuk bisa menyelesaikan program vaksinasi ini.

    “Untuk itu jangan lupa untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Dengan berjalannya program vaksinasi kita justru harus tetap menjalani protokol 3M. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan saat ini bisa didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Karena tidak mungkin pemerintah bisa melakukan ini sendiri. Saya percaya bersama kita bisa,” ucap dia.(*/hbb)