JAKARTA, POSMETRO.CO: Usai pembubaran Front Pembela Islam oleh pemerintah, di hari yang sama Front Persatuan Islam lahir dan dideklarasikan. Kuasa hukum Front Persatuan Islam, Aziz Yanuar, membenarkan jika pihaknya telah melakukan deklarasi pada Rabu (30/12) sore.
“Benar sudah dideklarasikan,” ujar Aziz, Rabu malam.
Dia pun menyebutkan, sejumlah tokoh yang menjadi deklarator Front Persatuan Islam, adalah; Habib Abu Fihir Alattas, Abdurrahman Anwar, Ahmad Sabri Lubis, Munarman, Abdul Qadir Aka Awit Mashuri, Haris Ubaidillah. Lalu ada Habib Idrus Al Habsyi, Idrus Hasan, Habib Ali Alattas, Habib Ali Alattas, I Tuankota Basalamah, Habib Syafiq Alaydrus, Baharuzaman, Amir Ortega, Syahroji, Waluyo, Joko, dan M. Luthfi.
“Saya sendiri sebagai kuasa hukum Front Persatuan Islam,” kata Aziz.
Sementara itu, dari siaran pers Front Persatuan Islam menyatakan, pembubaran yang dilakukan pemerintah terhadap Front Pembela Islam adalah de javu NasaKom.
“Bahwa Keputusan Bersama melalui enam instansi pemerintah kami pandang adalah sebagai bentuk pengalihan isu dan penghalang-halangan pencarian keadilan terhadap peristiwa pembunuhan enam anggota Front Pembela Islam dan bentuk kezaliman yang nyata terhadap rakyat sendiri,” sebagaimana isi pernyataan Front Persatuan Islam.
Sementara itu, anggota DPR Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon mengucapkan selamat atas lahirnya organisasi Front Persatuan Islam (FPI).
Organisasi FPI baru ini lahir setelah pemerintah melarang Front Pembela Islam beraktivitas.
“Selamat atas lahirnya “Front Persatuan Islam”,” kata Fadli Zon di akun @fadlizon di Twitter, Kamis (31/13).
Mantan wakil ketua DPR itu mengajak FPI untuk merawat demokrasi dan hak-hak warga negara dalam berserikat dan berkumpul sesuai UUD RI 1945.
“Jangan sampai direbut oligarki dan tirani,” tegas Fadli.
Sebelumnya, Fadli juga mengkritik pembubaran Front Pembela Islam atau FPI. Fadli menegaskan bahwa sikap pemerintah itu menunjukkan sebuah praktik otoritarianisme.
“Saya tegaskan, pelarangan organisasi tanpa proses pengadilan adalah praktik otoritarianisme. Ini pembunuhan terhadap demokrasi dan telah menyelewengkan konstitusi,” kata Fadli Zon, Rabu (30/12).(jpnn)