Buaya 3 Meter Ditemukan Mati, Kata Nelayan Pertanda Begini

    spot_img

    Baca juga

    Genset Indomaret Digondol Maling, Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Orang Buron

    BATAM, POSMETRO: Satu unit genset Indomaret Botania 2, Kecamatan...

    Ahmad Yuda Siregar Calon Bupati yang Bakar Istri, Dituntut Hukuman Mati

    BATAM, POSMETRO: Hukuman mati menurut Windi Martika, pantas bagi...

    Halal Bihalal Bersama PMI di 12 Negara, IBA: PMI Menopang Perekonomian Nasional

    BATAM, POSMETRO: Internasional Bisnis Asosiasi (IBA) kembali menggelar acara...

    Gubernur Serahkan Bantuan Senilai Rp7,45 Miliar di Tarempa, Anambas

    KEPRI, POSMETRO: Menutup kunjungan kerja di Kabupaten Kepulauan Anambas,...
    spot_img

    Share

    Nelayan saat akan membuka tali yang menjerat badan buaya yang sudah mati. Foto: jho

    BATAM, POSMETRO.CO: Satu bangkai buaya yang cukup besar ditemukan nelayan yang hendak melaut. Buaya itu berukuran 3 meter dengan bobot diperkirakan 100 kilogram. Dengan penemuan tersebut, membuat nelayan semakin ketakutan.

    “Mungkin habitatnya terganggu karena adanya reklamasi lahan, akhirnya buaya itu berkeliaran dan terikat tali, sebab di badannya ada tali,” ucap Kervi, seorang warga di sana, Jumat (9/10).

    Kervi melanjutkan, penemuan bangkai buaya ini cukup mengganggu nelayan di sana, karena ketakutan nelayan seminggu tak melaut. Hal itu karena bangkai buaya dikerumuni buaya lainnya yang berukuran besar.

    “Kemarin itu, nelayan hanya membuka tali yang terlilit di badan buaya. Lalu, bangkainya di lepas karena memang di sekitaran bangkai buaya masih ada buaya lain yang ukurannya besar, kami pun takut melaut,” paparnya.

    Pria yang bekerja sebagai nelayan ini mengaku, jumlah buaya liar di dalam rawa cukup banyak. Bahkan setiap malam, buaya pasti menampakkan dirinya seolah berpesan untuk tidak mengganggu habitatnya.

    “Saya pernah liat buaya besar sekitar 6 meter sambil membuka lebar mulutnya. Ini pertanda bahwa satwa itu tak punya tempat tinggal hingga sembarang berjemur di tempat yang sering dilalui nelayan,” tuturnya.

    Kervi menerangkan, menebang bakau di sana harusnya dihentikan. Karena bakau merupakan tempat berlindung satwa liar.

    “Menurut saya, selagi habitanya tidak diganggu, maka buaya ini tidak bakal mengganggu nelayan, tapi jika sudah menampakkan diri, maka buaya itu sudah merasa terganggu,” paparnya lagi.

    Kedepannya, Kervi berharap agar pemerintah tetap memperhatikan habitat satwa liar yang ada di sana. Jika bakau terus menerus ditebang, maka satwa liar dikhawatirkan mendatangi permukiman warga.

    “Keberadaan satwa liar ini juga perlu dihargai. Sebab sebelum adanya permukiman ini, satwa tersebut sudah duluan ada,” tutupnya.(jho)