BATAM, POSMETRO.CO : Manajer Air Waduk BU Fasling BP Batam, Hajad Widagdo, mengatakan, jika lingkungan rusak, tentunya akan berimbas kepada ketersediaan air baku di sejumlah waduk.
Pihaknya mengingatkan, jika air baku terbatas, Batam tidak akan kompetitif lagi. Hajad meminta, agar semua pihak peduli dan sama-sama menjaga waduk dari aktivitas ilegal.
“Aktivitas ilegal yang kerap dilakukan di sekitar waduk adalah perkebunan, keramba apung serta adanya masyarakat yang memancing,” ujar Hajad, Kamis (27/8).
Hajad menegaskan, tidak dibenarkan ada aktivitas kebun liar dan orang memancing di waduk, karena ketika mereka masuk dan ramai akan menyebabkan waduk tercemar.
Katanya, seperti kondisi Waduk Baloi saat ini. Waduk Baloi tidak bisa lagi digunakan untuk menampung air baku karena kondisinya sudah sangat tidak layak. Hal ini disebabkan banyaknya aktivitas masyarakat di sekitar Waduk Baloi.
“Waduk Baloi sekarang sudah menjadi toilet umum, dan jika waduknya tercemar, maka kualitas air baku menurun,” tegasnya sambil mengatakan, pihaknya pun tak ingin itu kembali terulang di waduk-waduk lainnya.
Namun, berbagai upaya untuk menjaga ketahanan waduk-waduk yang ada di Pulau Batam terus dilakukan oleh jajaran Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Salah satunya dengan melakukan pengawasan dan patroli oleh Direktorat Pengamanan Aset (Ditpam), bersama Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan (BU Fasling) BP Batam di sekitaran Daerah Tangkapan Air (DTA).
“BP Batam bersama pihak terkait juga selalu melakukan penghijauan kembali di hutan dan lahan sekitar DTA,” ujar Hajad.
Katanya, penghijauan kembali itu telah dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BP Batam, kawasan industri dan masyarakat.
“Dengan adanya tegakan pohon dapat mencegah erosi dan sedimentasi di sekitar DTA. Serta dapat meningkatkan holding capacity dari tegakan hutan untuk menyimpan air serta menjaga lingkungan di sekitar waduk,” tutupnya. (cnk/adv)