MRO di Bandara Hang Nadim, Industri Dirgantara

    spot_img

    Baca juga

    Perdalam Materi Ekosistem Logistik, BP Batam Gelar Workshop

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Unit...

    Buka UKW, Muhammad Rudi Harap Lahir Wartawan Profesional dan Berkompeten

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaa (BP) Batam, Muhammad Rudi,...

    Kepala BP Batam Apresiasi Antusiasme Masyarakat Dukung Kemenangan Timnas Indonesia U23

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad...

    SMSI Provinsi Riau Sambangi BP Batam, Muhammad Rudi: Mari Dukung Pembangunan

    BATAM, POSMETRO: Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi...

    Ini 30 Nama Anggota DPRD Karimun Terpilih 2024-2029 Hasil Pleno KPU Karimun

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karimun resmi...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Kawasan Pelabuhan Perdagangan Bebas (KPPB) Pulau Batam, terus dikembangkan pemerintah. KEK ini memberikan berbagai fasilitas dan insentif bagi industri seperti kemudahan perizinan, keringanan fiskal dan bea masuk.

    Salah satu industri yang tengah dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus Batam adalah industri perawatan Pesawat terbang atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO). Industri ini dikembangkan oleh Batam Aero Technic (BAT).

    Batam Aero Technic menargetkan pembangunan kawasan khusus dirgantara di Batam bisa selesai pada 2030.

    “Kawasan perawatan pesawat Batam Aero Technic saat ini sedang masuk pembangunan hanggar tahap II,” ujar Customer Relation Lion Air Group Suci Prawiranegara, Rabu (26/8).

    Katanya, satu haggar akan bisa memuat atau merawat 6 pesawat sekaligus. Jika fasilitas semua sudah selesai, maka bisa merawat 53 pesawat sekaligus beserta komponen- komponennya.

    Katanya, pengerjaan fisik hanggar saat ini antara lain taksi way dan pengerjaan stuktur baja apron. Saat ini sudah mencapai 40 persen. Ditargetkan pada kuartal III secara fisik fasilitas hanggar bisa selesai.

    “Kendala saat ini lambatnya kedatangan komponen yang diimpor terganjal ke kepabeanan,” keluhnya.

    Diketahui, BAT memiliki luas lahan 30 hingga 32 hektare. Nilai investasi Rp 6,2 triliun sampai dengan tahun 2030. KEK ini dapat menyerap tenaga kerja 9.976 orang pada tahun 2030.

    Pengusulnya adalah PT Batam Teknik. Perusahaan ini mulai beroperasi tahun 2014 di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam sebagai perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat (MRO). PT Batam Teknik telah berpengalaman dalam melayani MRO untuk pesawat-pesawat Lion Air Group.

    Kehadiran KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 65-70 persen dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.

    Dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12 Ribu unit pesawat dan nilai bisnis sebesar USD 100 miliar pada tahun 2025.

    Lalu, bisa meningkatkan kapasitas SDM di bidang industi MRO dan penyerapan jumlah tenaga kerja mencapai 9.976 hingga tahun 2030.

    Rencana Bisnis KEK MRO ini adalah perawatan dan perbaikan pesawat. Untuk base maintenance, maintenance hangar (Airframe, Cabin) dengan kapasitas 53 pesawat narrow body; painting hangar 1 pesawat narrow body; Cleaning hangar 1 pesawat narrow body; dan shop maintenance (APU, landing gear, dan lainnya). (cnk/adv)