Waswas Tinggal di Dekat Pollux Habibie, Warga: Ini Namanya Bom Waktu

    spot_img

    Baca juga

    25 Wartawan Ikuti UKW ke-16 Gratis di Kepri dari PWI Pusat

    BATAM, POSMETRO.CO : Sebanyak 25 wartawan dari berbagai media...

    Spanduk Menakutkan Buat Pelaku Pembuang Sampah Sembarangan

    BATAM, POSMETRO.CO : Tumpukan sampah di pinggir jalan Trans...

    Ditpolair Polda Kepri Gagalkan Pengiriman PMI Bodong ke Malaysia

    BATAM, POSMETRO: Tim Subditgakkum Ditpolairud polda kepri kembali menggagalkan...

    Word Water Forum ke -10 Akan Dihadiri 14 Kepala Negara

    posmetro.co --Bali: Word Water Forum Ke-10 menjadi perhelatan besar...

    Kadis Kominfo Paparkan Potensi dan Kemajuan Batam ke Rombongan Pemprov Kaltim

    BATAM, POSMETRO.CO : Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo)...
    spot_img

    Share

    Tembok pembatas proyek Meisterstadt Pollux Habibie yang roboh permukiman warga sekitar pada Rabu (29/1) sore. (Posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Syaiful menghela nafas panjang. Warga Perumahan Citra Batam, RT 02 RW 01, Kelurahan Teluk Tering, Kecamatan Batamkota ini menduga apa yang ada dalam benaknya selama ini, akhirnya kejadian juga. Bahkan sampai tidur pun Syaiful dan keluarga tak nyaman sejak bangunan gedung pencakar langit itu dibangun.

    “Saat di kamar, mau tidur, ngintip dari balik jendela, seakan-akan bangunan tinggi itu mau roboh dan menimpa rumah. Ternyata, mungkin ini namanya bom waktu,” kata Saiful saat menyaksikan tembok pembatas Mega Proyek Meisterstadt Pollux Habibie dengan perumahan roboh dan menimpa sejumlah rumah warga sekitar pada Rabu (29/1) sore.

    Tak banyak yang dapat diperbuat Syaiful dan tetangga lainnya. Selain membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah dan mengemasi barang-barangnya yang terendam air sambil menunggu tanggungjawab dari perusahaan.

    Lantas, ada yang salahkah dari konstruksi bangunan dinding pembatas tersebut? Atau warga tak dilibatkan dalam kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) mega proyek sebelumnya? Beberapa warga yang ditemui POSMETRO.CO ada pro-kontra.

    “Tak ada kami dilibatkan, pandai-pandai mereka aja nyah itu,” kata wanita paruhbaya yang tak mau namanya dikorankan.

    “Beginilah penderitaan kami. Dari dulu kecil-kecil (cobaan), sekarang ambruk. Mampuslah situ,” katanya lagi.

    “Selama ini sengaja mereka bikin dinding tinggi biar kita nggak bisa nengok itu. Tapi jarak tembok bangunan yang roboh dengan dinding hanya segini. Lama-lama dia hancur,” timpal warga lain yang dari logat bahasanya berasal dari daerah Sumatera Utara itu.

    Pantauan POSMETRO.CO di lokasi, terlihat parit warga dibangun kecil. Dan saluran air itu juga menampung jatuhan air dari Taman Aspirasi di jalan utama (depan Politeknik). Warga menduga, pihak Pollux Habibie juga memanfaatkan parit kecil warga untuk saluran airnya.

    Sementara itu, Fera, Legal Manager Pollux Habibie Batam yang juga ada di lokasi menjelaskan, pihaknya mendapat laporan terkait runtuhnya pagar tersebut pada pukul 17.30 WIB. Pihak Pollux Habibie langsung melakukan koordinasi.

    “Dan kita langsung turun ke lapangan untuk melihat langsung keadaannya. Kita turunkan alat berat dan semua karyawan juga diturunkan untuk membantu membersihkan puing-puing reruntuhan,” kata Fera.(cnk)