7th Daedo Taekwondo Open Championship, Kharisma Bangsa Batam Sabet 24 Medali

    spot_img

    Baca juga

    Tahun 2024, 731 JCH Batam Berangkat

    BATAM, POSMETRO.CO : Tercatat 731  Jamaah Calon Haji (JCH)...

    Gubernur Ansar: Modal Baik untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

    KEPRI, POSMETRO: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau...

    Jaga Kepercayaan Publik, BP Batam Tingkatkan Kualitas PPID BP Batam

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar acara Focus...
    spot_img

    Share

    Soewito Trikisuman (kiri bawah) foto bersama atlet. (Posmetro.co/chi)

    BATAM, POSMETRO.CO: Total ada 24 medali. Raihan yang luar biasa dari 32 atlet taekwondo yang diturunkan. Mereka adalah taekwondoin Kharisma Bangsa Batam. Atlet-atlet muda potensial. Dipupuk sejak usia dini.

    Perolehan medali itu didapat dari ajang bergengsi: 7th Daedo Taekwondo Open Championship.

    “Pesertanya dari Cina, Korea, Vietnam, Filipina, Singapura, Malaysia dan Indonesia,” jelas Soewito Trikusuman, pelatih Taekwondo Kharisma Bangsa pada POSMETRO.CO.

    Kejuaraan itu berlangsung di Toa Payoh Sport Hall Singapore dari tanggal 7-8 Desember 2019. Soewito merinci, 24 medali itu terdiri dari 4 emas, 11 perak dan 9 perunggu.

    “Empat medali emas direbut dari kategori kyorugi (tarung), 11 medali perak juga dari kategori kyorugi dan sembilan medali perunggu dari kategori poomsae (jurus) dan kyorugi,” ia menjelaskan.

    Kata Soewito, Daedo VII Singapore International bukan ajang sembarangan. Banyak negara yang ikut serta. “Yang ikut, mereka atlet yang terpilih,” kata dia.

    Menyadari atlet yang diturunkan dalam kejuaraan tersebut bukanlah atlet ‘karbitan’, Soewito menyebut, Tim Taekwondo Kharisma Bangsa juga melakukan penyeleksian atlet yang sangat ketat.

    Dia optimis, semua taekwondoin Kharisma Bangsa yang diturunkan dalam event tersebut berpotensi untuk menang.

    “Secara teknik dan strategi, sebenarnya sudah matang,” ujarnya.

    Tapi, Soewito menyadari, dalam pertandingan selalu ada kalah dan menang. Apalagi, kejuaraan tahunan itu juga menjadi tolak ukur perkembangan teknik atlet dari negara-negara peserta.

    “Ini juga jadi tolak ukur kami untuk tampil kedepan,” imbuhnya.

    Namun, ia tetap menegaskan, hasil selalu berbanding lurus dengan usaha yang sudah dilakukan. Menurut Soewito, prtestasi yang digapai kali ini merupakan yang terbaik.

    Berada di puncak prestasi, Soewito mengatakan bahwa untuk menggapai sebuah prestasi, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

    Ia mengapresiasi latihan keras atletnya. “Seseorang yang ingin jadi atlet harus latihan terus,” sebut DAN IV Kukkiwon itu. “Jangan berlatih jika hanya mendekati event saja.”

    Hasilnya, saat tampil di arena, Soewito merasa, tak satu pun atletnya yang demam panggung.

    Sedikit membocorkan pola latihan, selama ini, ia fokus melatih pada kecepatan dan kekuatan tendangan. Apalagi, bagi atlet yang turun pada nomor kyorugi. Latihan fisik, digelar tersendiri pada atlet poomsae dan kyorugi.

    “Kami tidak pernah putus dalam menerapkan pembinaan secara terpusat dan berkesinambungan,” katanya.

    Soewito mengakui, ia tak melatih sendirian. Berapa orang pelatih lainnya, di antaranya: Master Siauw Lung Wu, Sabeum Bintang, Sabeum Henderi, Sabeum Hianwi Fardiman, dan Ketua UTI Pro Kepri, Rudy Alie.(chi)