
BATAM, POSMETRO.CO: Evaluasi terkait pemindahan pelabuhan penumpang Pelni dikembalikan ke Sekupang, tak kunjung terealisasi. Menanggapi hal tersebut Wali Kota Ex-officio Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, HM Rudi akan membahas hal tersebut satu di antaranya mengenai biaya perdalaman alur Pelabuhan Beton, Sekupang.
“Pelni besok kita rapatkan sekalian. Saya minta laporan Deputi IV sejauh mana kerja sama dengan Persero dengan Pelni ini sendiri. Apa kendalanya, termasuk biaya siapa yang akan melakukan pengerukan arus,” kata Rudi selepas memimpin upacara HUT PGRI di Dataran Engku Putri, Batamcentre, Senin (26/11).
Lebih lanjut tegas Rudi, ada atau tidak adanya biaya untuk mengerjakan pengerukan, pengerjaan harus tetap dilakukan. Karena menyangkut kebutuhan khalayak ramai, melihat animo masyarakat pengguna transportasi laut ini cukup tinggi. Selain itu, keluhan yang sering dilontarkan sejumlah penumpang Pelni.
“Saya bilang kalau tidak ada, kita (Pemko) aja yang ambil alih. Karena tugas kita Pelni akan dipindahkan, balik ke situ (Sekupang). Hasilnya tunggu besok. Kita mau tahu biaya pendalaman sudah ada atau belum. Kalau sudah ada sebentar saja dikerjakan,” jelasnya.
Rudi menjelaskan, perbaikan dan peningkatan infrastruktur pelabuhan akan dilaksanakan tahun depan. Untuk itu, semua akan dibahas bersama agar ada solusi terbaik untuk penumpang Pelni.
“Kalau fasilitas gedung saya kira seperti dulu juga. Tinggal kita rapikan saja, semua tergantung uang,” sebut mantan anggotan legislatif Batam itu.
Meskipun ada pembahasan pemindahan, akan tetapi untuk Natal dan Tahun Baru tetap dilakukan di Pelabuhan Batuampar. Karena belum ada perubahan. Hal ini disampaikan Kepala Operasional PT Pelni Batam, Dicky Dermawandi waktu lalu.
“Kami (Pelni) belum ada pindah. Kami masih di sana. Jadi kalau ada pembahasan pindah itu bukan dari kami. Jadi kita menunggu saja,” ujar Dicky.
Ia mengakui, jika kondisi Pelabuhan Beton Sekupang yang sudah lama tidak terpakai, itu memerlukan penanganan sebelum difungsikan kembali. Sejak dipindahkan pertengahan tahun 2016 lalu, hingga kini pelabuhan itu belum tersentuh pengerjaan maupun infrastruktur ruang tunggu pelabuhan.
“Kami siap jika memang diminta pindah. Namun, sebelumnya pelabuhan Beton harus lebih layak agar pengguna KM Kelud nyaman dan aman,” katanya lagi.
Hal yang harus jadi perhatian yakni pengerukan alur yang sudah dangkal, agar kapal yang bersandar tidak kandas. Bahkan, fasilitas di pelabuhan juga harus dilengkapi dengan adanya kursi ruang tunggu, pendingin ruangan, kamar mandi dan lainnya.
“Jika semua sudah terlaksana. Kami bisa pindah. Karena kasihan penumpang kalau harus pindah tapi fasilitas sama saja,” harapnya.(hbb)