Thomas Arita: Kapal Penjaga Laut Harusnya Bisa Mendeteksi Pembuang Limbah

    spot_img

    Baca juga

    25 Wartawan Ikuti UKW ke-16 Gratis di Kepri dari PWI Pusat

    BATAM, POSMETRO.CO : Sebanyak 25 wartawan dari berbagai media...

    Spanduk Menakutkan Buat Pelaku Pembuang Sampah Sembarangan

    BATAM, POSMETRO.CO : Tumpukan sampah di pinggir jalan Trans...

    Ditpolair Polda Kepri Gagalkan Pengiriman PMI Bodong ke Malaysia

    BATAM, POSMETRO: Tim Subditgakkum Ditpolairud polda kepri kembali menggagalkan...

    Word Water Forum ke -10 Akan Dihadiri 14 Kepala Negara

    posmetro.co --Bali: Word Water Forum Ke-10 menjadi perhelatan besar...

    Kadis Kominfo Paparkan Potensi dan Kemajuan Batam ke Rombongan Pemprov Kaltim

    BATAM, POSMETRO.CO : Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo)...
    spot_img

    Share

    Ilustrasi lalulintas kapal di perairan Kepri dan perairan OPL. (Posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Terkait pencemaran limbah minyak hitam di Perairan Belakang Padang, anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Thomas Arita Sembiring mengatakan, kegiatan tank cleaning kapal di perairan Batam, Kepri dan perairan OPL (out of port limit) disinyalir kerap membuang limbah ke laut. Thomas ingin institusi yang menjaga laut harus lebih dimaksimalkan.

    “Untuk Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam harus pro aktif menuntaskan masalah langganan ini, karena sangat berdampak atas kehidupan masyarakat, terkhusus nelayan,” tegas Thomas kepada POSMETRO, Rabu (20/11).

    Selain itu, sebut Thomas, pegiat lingkungan  hidup bisa lebih fokus atas ulah pelaku usaha yang kerap membuang limbah tersebut dengan hanya mengejar keuntungan yang besar.

    “Pemerintah harus menyediakan infrastruktur dengan teknologi yang baik untuk mendeteksi atas perusakan ekosistem laut,” pintanya.

    Bahkan, sambung politikus PDI Perjuangan itu, saat ini kapal patroli penjaga laut sudah canggih dan seharusnya dapat mendeteksi kapal-kapal yang dengan sengaja membuang limbah ke laut.

    “Sebab, ada empat sumber limbah tersebut yakni; buangan dari darat ke laut, tank cleaning di perairan kita, tank cleaning di OPL dan kapal lintas sambil buang limbah,” ulasnya.

    Lanjut Thomas, seharusnya keempat sumber limbah itu dapat dengan cepat diidentifikasi oleh penjaga laut dan dinas terkait serta melibatkan LSM Lingkungan agar persoalan ini tidak hanya menjadi konsumsi lokal, tapi nasional bahkan international.

    “Kasus ini harus di-blow up agar semua stake holder di pusat tahu,” katanya. Thomas meminta kepada pemerintah kota yang juga perpanjangan tangan pemerintah pusat. Oleh sebab itu tidak bisa serta merta diserahkan kepada pusat.(cnk)