Lagi, 1 Rumah di Pesisir Lingga, Roboh Dihantam Ombak

    spot_img

    Baca juga

    Ini 30 Nama Anggota DPRD Karimun Terpilih 2024-2029 Hasil Pleno KPU Karimun

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karimun resmi...

    25 Wartawan Ikuti UKW ke-16 Gratis di Kepri dari PWI Pusat

    BATAM, POSMETRO.CO : Sebanyak 25 wartawan dari berbagai media...

    Spanduk Menakutkan Buat Pelaku Pembuang Sampah Sembarangan

    BATAM, POSMETRO.CO : Tumpukan sampah di pinggir jalan Trans...

    Ditpolair Polda Kepri Gagalkan Pengiriman PMI Bodong ke Malaysia

    BATAM, POSMETRO: Tim Subditgakkum Ditpolairud polda kepri kembali menggagalkan...

    Word Water Forum ke -10 Akan Dihadiri 14 Kepala Negara

    posmetro.co --Bali: Word Water Forum Ke-10 menjadi perhelatan besar...
    spot_img

    Share

    Rumah warga yang roboh dihantam ombak dan angin Selatan di Dusun II Pulau Buluh, Desa Penaah Kecamatan Senayang. (Posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Satu rumah kembali roboh dihantam ombak dan angin Selatan di pesisir Lingga, tepatnya di Dusun II Pulau Buluh, Desa Penaah Kecamatan Senayang. Padahal rumah itu baru 7 bulan ditempati.

    Rumah milik Supeno (50) yang tinggal di pesisir Pulau Buluh ambruk ke bawah tidak tahan dihantam gelombang air pasang dan angin.

    Kepala Desa Penaah, Abang Marwan menuturkan, peristiwa itu terjadi pada hari Selasa (22/10) pukul 14.30 WIB.

    “Sebelum ambruk, rumah milik Supeno sempat miring dahulu dihantam gelombang selatan yang disertai angin dan hujan. Melihat tidak memungkinkan Supeno bersama istri dan dua anaknya cepat keluar dari rumah,” cerita Abang Marwan, Kamis (24/10).

    Dikatakan Abang Marwan, sebenarnya saat ini angin sudah mulai mereda. Namun pada Selasa, gelombang disertai angin kencang dan hujan datang secara tiba-tiba. Akibatnya, tongkat rumah kian terkikis. Saat dihantam gelombang, rumah korban langsung ambruk.

    “Ketika rumah miring, Supeno dan keluarga sempat keluar dari rumah, tapi tidak dapat menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam rumah. Kerugiannya belum dapat ditaksir,” terang dia.

    Katanya lagi, rumah Supeno sekitar 7 bulan baru ditempati bersama isteri dan dua anaknya, itupun Supeno harus berhutang ingin mendirikan rumah yang terbuat dari kayu beratapkan seng itu, membuat dia terbebani ketika kejadian itu menimpa dirinya.

    “Adanya kejadian itu, Ipah (istri Supeno) sering menangis, selain kerugian barang-barang yang ada di rumah tidak terselamatkan, juga beban suaminya semakin berat, maka air mata selalu berlinang akibat beban berfikir,” tutur dia.

    Sebenarnya, rumah yang sudah ambruk itu dapat di angkat tapi harus menggunakan alat berat (kobe) sambung Abang Marwan, sebab tingkat rumah di kikis air membuat rumah Supeno terduduk ke bawah.(mrs)