Nasaruddin Umar: Kedamaian Untuk Semua Agama

    spot_img

    Baca juga

    Suami Pembunuh Sang Istri di Kundur di Dor

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Pelaku IW, sang suami yang tega membunuh...

    Da’i Kamtibmas Bantu Tugas Polisi Sejukkan Hati Jamaah

    BATAM, POSMETETRO: Wujudkan situasi keamanan ketertiban masyarakat atau Kamtibmas,...

    3 Kapal Asing Curi Ikan Gunakan Trawl, Pung: Kerusakan Ekologinya Lebih Besar

    BATAM, POSMETRO: Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berhasil...
    spot_img

    Share

    posmetro.co — Jakarta: Konferensi Internasional tentang perdamaian diselenggarakan di Aula Mesjid Istiqlal, Senin (16/10/2023).

    “Perdamaian bukan hanya untuk ummat Islam tapi untuk seluruh agama di dunia, pada Konferensi Perdamaian Internasional kami mengundang perwakilan dari berbagai agama di beberapa negara,” kata Imam besar Mesjid Istiqlal Prof.Dr.K.H.Nasaruddin Umar, M.A

    Ia juga mengatakan, bahwa di Mesjid Istiqlal telah disediakan minuman dan makanan dari para donatur. Mereka takut nyumbang ke pemerintah karena bisa disalahgunakan, maka itu para donatur lebih percaya pada Mesjid Istiqlal. Setidaknya dana yang terkumpul di Masjid Istiqlal mencapai 29 Miliar. Dana yang terkumpul adalah suatu fakta bahwa menggunakan bahasa agama lebih menyentuh bathin daripada bahasa politik.

    “Alhamdulillah di Indonesia ada toleransi, Di Mesjid Istiqlal kita punya halaman, ada senam jantung sehat untuk semua agama. Saat perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus, kami pasang bendera berbagai agama. Kita adakan tarik tambang. Ini pembauran yang luar biasa, kami harap semua mesjid dapat mencontoh Istiqlal dalam soal pembauran,” paparnya.

    Istiqlal secara berkala menyelenggarakan diskusi- diskusi publik. Referensi yang kita peroleh dari Amerika. Bukan hanya untuk ummat Islam siapapun bisa datang. Jurnal yang baru terbit di Amerika langsung bisa dibuka. Kawasan Asia pasipik juga ada kerjasama dalam hal kemanusiaan.

    “Setiap malam Jumat kami adakan pengajian. Kamis buka puasa bersama. Ini adalah basic untuk masyarakat metropolitan, tempat menangis dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Air mata harus ditumpahkan karena kalau masuk lagi akan merusak lambung”, ucapnya.

    Dikatakan Prof.Dr.K.H.Nasaruddin, hanya bahasa agama yang bisa menyelamatkan dunia dari kerusakan global, tidak boleh menganggap alam sebagai objek. Oleh sebab itu tokoh lintas agama perlu menyerukan untuk menyelamatkan dunia.

    “Melihat alam semesta sebagai sahabat untuk pertahankan kehidupan. Karena tidak cukup hanya pemerintah untuk menyelamatkan alam. Tema kemanusiaan yang harus diangkat, bukan lagi tentang perbedaan agama. Semoga acara ini mampu menjadi jalan keluar untuk menyelesaikan masalah kita bersama,” tutupnya.
    (Lina)