20 Tahun Irwansyah Mengabdi: Sudah Saatnya Memimpin Bandar Madani

    spot_img

    Baca juga

    Suami Pembunuh Sang Istri di Kundur di Dor

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Pelaku IW, sang suami yang tega membunuh...

    Da’i Kamtibmas Bantu Tugas Polisi Sejukkan Hati Jamaah

    BATAM, POSMETETRO: Wujudkan situasi keamanan ketertiban masyarakat atau Kamtibmas,...

    3 Kapal Asing Curi Ikan Gunakan Trawl, Pung: Kerusakan Ekologinya Lebih Besar

    BATAM, POSMETRO: Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berhasil...
    spot_img

    Share

    20 tahun sudah Irwansyah berkarir di legislatif. Tentunya bukan waktu yang singkat untuk sebuah karir politik.

    Selama berkarir di dunia yang telah membesarkan namanya, begitu banyak yang dikerjakan pria bersahaja ini. Kenyang asam garam dalam dunia politik, nama Irwansyah masuk dalam survei calon Walikota Batam potensial yang dirilis salah satu lembaga.

    “Ini merupakan hasil jerih payah saya selama ini,” kata Irwansyah. Memperbanyak silaturah­mi, mengadvokasi persoalan masyarakat bahkan memfasilitasi pembangunan jalan hingga rumah ibadah, itulah yang dikerjakan Irwansyah sepanjang karir politiknya.

    Meski namanya masuk radar survei, namun Irwansyah tak jumawa. Dia hanya ingin terus bekerja dan bersilaturahmi de­ngan masyarakat. “Setiap hari tiada hari tanpa silaturahmi bersama masyarakat,” ujar pria murah senyum ini.
    Apakah sudah saatnya berkantor di Engku Putri?

    Bagaimana Irwansyah menyikapi hasil survei, dukungan keluarga terhadap karir politiknya bahkan langkah politiknya ke depan, semua diungkap tuntas dalam sebuah wawancara santai sambil menyeruput secangkir kopi yang asapnya masih mengepul, Jumat (10/6) lalu. Berikut petikannya:

    Berdasarkan hasil survei salah satu lembaga di tahun 2022 ini, nama Anda masuk dalam salah satu calon Walikota Batam tahun 2024. Tanggapan Anda?

    Terima kasih. Terus terang saya agak terkejut, surprise dengan hasil yang dirilis lembaga survei (Liberte) tersebut. Saya tidak menyangka bahwa posisi elektabilitas saya berada di nomor 2 di bawah Pak Amsakar (Amsakar Ahmad) dan kami berdua surveinya berada di angka dua digit. Saya berada di angka 15,5 persen. Tentu itu penghargaan bagi saya dan saya tidak menyangka dan mudah-mudahan itu menjadi cerminan dan harapan masyarakat terhadap saya. Jika kita berbicara Pilwako tentu masih panjang lagi.

    Hasil survei itu tentu tidak muncul begitu saja. Menurut Anda, apa yang telah Anda lakukan selama ini?

    Saya sudah 4 periode menjadi anggota DPRD, kurang lebih 20 tahun. Saya dua periode menjadi Anggota DPRD Batam yakni periode 2004-2009 kemudian periode 2009-2014. Di tahun 2014 saya maju ke DPRD Provinsi Kepri, Alhamdullilah meraih suara terbanyak se-Batam sebanyak 15 ribu suara. Alhamdullilah saya terpilih kembali di periode 2019-2024. Selama menjadi Anggota DPRD, saya ba­nyak memfasilitasi dan mengadvokasi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat melalui pembangunan-pembangunan. Misalnya semenisasi jalan, posyandu, ruang serbaguna, rumah ibadah dan banyak hal lain dan mungkin semua itu dinilai masyarakat bahwa saya dengan pengalaman sebagai anggota legislatif sehingga pengalaman sudah banyak, sudah paham masalah pemerintahan. Sehingga, saat disurvei, masyarakat menjatuhkan pilihannya kepada saya.

    Berapa lama Anda telah bekerja sampai munculnya hasil survei tersebut?

    Sebagai anggota DPRD, setiap tahun saya melakukan tiga kali reses dan bertemu masyarakat dan menampung aspirasi masyarakat. Begitu juga saat Bulan Puasa, saya juga melakukan safari Ramadan keliling dan memperbanyak silaturahmi ke masyarakat. Saya banyak menghadiri undangan masyarakat, setiap Sabtu dan Minggu saya menghadiri banyak undangan pernikahan, acara hari besar saya upayakan hadir. Sehingga melalui seluruh kegiatan itu akhirnya masyarakat banyak me­ngenal saya. Itu pekerjaan saya selama 20 tahun. Tidak ada yang spesifik atau hal yang khusus saya lakukan. Jika saya tidak menghadiri acara di luar maka masyarakat yang datang ke rumah saya. Seperti itulah dan saya merasakan itulah pekerjaan saya sebagai anggota DPRD guna menampung aspirasi masyarakat.

    Langkah apa yang akan Anda ambil ke depan menyikapi hasil survei tersebut?

    Sebagai orang politik dimana saya berasal dari Partai Persatuan Pemba­ngunan (PPP), tentu saja saya melihat peluang ini dan bagaimana bisa katakanlah ikut meramaikan kontestasi Walikota Batam pada bulan November 2024. Tentu saja saya akan terus bekerja memperbanyak silaturahmi dan memperkenalkan diri kepada masyarakat Batam. Tentu saja sekali lagi saya bersyukur dan berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Batam yang telah mendukung saya melalui survei tersebut.

    Pasca hasil survei tersebut apakah Anda akan membentuk tim?

    Kalau saat ini saya belum berencana membentuk tim karena saya merasa waktunya masih panjang. Menurut saya ini ini baru permulaan. Mungkin lembaga survei ingin mengetahui siapa-siapa saja tokoh yang dianggap memiliki kans atau peluang. Kalau dita­nya tim secara khusus saya tidak memiliki tapi saya tentu saja tetap bekerja seperti biasa yakni melaksanakan tugas sebagai anggota DPRD. Tadi pagi saya masih rapat membahas masalah listrik di Graha Kepri yakni mengenai pemadaman bergilir. Jadi memang semuanya saya biarkan mengalir dan sambil kita lihat bagaimana nanti di tahun 2024. Ini juga tergantung pada ba­nyak faktor di antaranya faktor partai, pasangan, kesiap sediaan semua dan mudah-mudahan jika Allah mentakdirkan saya untuk maju tentu saja ada jalan yang dibuat Allah menuju ke sana.

    Apakah Anda akan lebih intens menjalin komunikasi politisi atau partai politik lainnya?

    Untuk diketahui bahwa agenda kita ke depan adalah di bulan Agustus 2022 sudah dimulai proses tahapan pemilu yaitu pendaftaran partai politik (parpol). Kemudian, tahun depan itu sudah mulai pendaftaran caleg sekaligus pendaftaran capres, karena bulan Februari 2024 itu Pilpres dan Pemilu Legislatif, sedangkan pilkada baru dilaksanakan bulan November 2024. Jadi untuk mendaftar di pilkada itu mengacu pada hasil Pemilu yang digelar pada bulan Februari 2024. Kita tahu syarat maju pilwako itu mesti 20 persen berarti sekitar 10 kursi, jadi kita harus cari tiket dulu, perahu untuk bisa mendaftar. Ya mudah-mudahan ada partai yang melirik kita atau ingin berkoalisi dengan PPP. Semoga PPP meraih kursi yang banyak di 2024 sehingga kita bisa berkoalisi dengan partai-partai lain dengan tujuan membangun Batam lebih baik ke depan.

    Tanggapan rekan-rekan Anda sesama politisi terha­dap hasil survei itu?
    Mereka memberikan ucapan selamat dan memanggil saya Pak Wali. Saya pikir itu hal yang biasa karena mereka me­nganggap saya sudah senior karena sudah 4 periode menjadi anggota DPRD dan sekali lagi saya berterima kasih. Saya pikir ini bukan barometer, ini masih awal sekali tapi setidaknya sudah ada modal bagi saya bahwa sudah ada 14,5 persen pemilih Batam menginginkan saya maju jadi Walikota.

    Bagaimana Anda me-maintain hasil survei ini?

    Kalau dari partai tentu saja saya punya pengurus partai tingkat kelurahan dan kecamatan serta saya juga memiliki sahabat relawan. Mereka membantu tapi saya sebatas menyampaikan bahwa saya punya rencana maju ke pilwako dan tentu saja ini kita biarkan bergulir dan kita ingin melihat seberapa besar serta tahun depan mungkin akan disurvei kembali. Intinya kita sebagai orang politik tentunya siap ditugaskan kemana saja, apakah itu legislatif atau eksekutif, partai yang menentukan.

    Apa tanggapan keluarga Anda terhadap hasil survei?

    Alhamdullilah keluarga mendukung, mensupport karena mereka tahu saya sudah menjadi milik masyarakat, menjadi orang politik sejak tahun 2004. Sejauh ini keluarga sangat mendukung saya sehingga dengan kesibukan saya, istri saya bisa mengurus keluarga dengan baik, mengurus saya, menjadi motivasi, semangat. Keluarga saya sangat mendukung karir saya di politik.

    Mengenai aktivitas sebagai Anggota DPRD Provinsi Kepri, apa yang sudah Anda perjuangkan untuk kepentingan masyarakat?

    Saya melaksanakan banyak pembangunan semenisasi jalan di kampung-kampung. Di Sagulung saya banyak memba­ngun posyandu, membangun gedung serbaguna, lapangan olahraga. Bahkan, di Sagulung itu saya dipanggil Bapak Pembangu­nan. Kemudian untuk masyarakat Batam, saya memperjuangkan jalan-jalan provinsi dan kebijakan-kebijakan sesuai kewenangan provinsi yang dimiliki karena yang sebenarnya yang memiliki daerah itu kabupaten/kota. Insya Allah, kita banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat Batam.

    Bagaimana Anda mendorong agar Pemerintah Provinsi Kepri memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan Batam?

    Sebenarnya dibanding kabupaten/kota yang lain, Batam relatif sudah sangat maju. APBD Batam juga cukup tinggi yakni Rp3,4 T atau Rp3,3 T, sementara APBD Provinsi Rp3,8 T dan itu harus dibagi kepada 7 kabupaten/kota. Kemudian di Batam ini juga ada BP Batam yang memiliki anggaran juga, sehingga Batam memiliki anggaran sebesar Rp6 T yang bisa dipakai untuk pembangunan. Sementara, APBD Provinsi Kepri itu harus berbagi dengan 7 kabupaten/kota lain yang membutuhkan perhatian besar seperti Lingga, Natuna, Anambas, Karimun dan provinsi hadir di semua kabupaten/kota tersebut untuk memberikan kontribusi pembangunan.

    Terkait masalah kelistrikan yang menjadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi III DPRD Kepri, apa yang Anda lakukan guna mengatasi permasalahan kelistrikan di Batam?

    Kalau Kepri kita mendorong rasio eletrifikasi. Ada 120 pulau-pulau yang berpenghuni yang belum mendapat listrik, kemudian banyak pulau yang listriknya nyala hanya beberapa jam saja. Ada pula yang listriknya nyala 6 jam, 7 jam, 12 jam dan hanya sedikit sekali pulau yang listriknya nyala 24 jam. Itu menjadi perhatian kita, mendorong PT PLN (Persero) untuk bisa segera membuat listrik di pulau-pulau itu nyala 24 jam. Kepri ini daerahnya luas, pulaunya ribuan sehingga tentu saja itu tidak mudah mewujudkannya. Untuk Batam ada PT Bright PLN Batam, anak perusahaan PLN yang profesional, pe­ngalaman dalam hal penanganan listrik di Batam dan bahkan listrik dari Bintan dan Tanjungpinang itu listriknya disuplai dari Batam dan akan terus berkembang, beban puncaknya 530 MW, besar sekali. Pasca Covid-19, setelah dua tahun lesu, maka sekarang sudah mulai menggeliat. Banyak permintaan listrik baru untuk industri, salah satunya shipyard yang saat ini booming karena banyak permintaan pembuatan kapal pengangkut batubara. Industri shipyard itu membutuhkan listrik dan tenaga kerja dan mereka membutuhkan listrik hingga puluhan MW. Di Batamm, selain permintaan listrik yang tinggi tentu saja mesin-mesin pembangkit itu juga butuh perawatan, sehingga membuat ada pemadaman listrik bergilir. Kita (Komisi III DPRD Kepri) mengawal semaksimal mungkin bagaimana mereka bekerja menangani pemadaman bergilir itu. Masalahnya ada berma­cam-macam, ada yang rusak, ada pemeliharaan gas, pembangkit. Kita belum memiliki cadangan yang cukup karena bicara cadangan tentu saja perlu investasinya besar. Sampai sekarang walaupun ada pemadaman bergilir tapi aktualnya tidak. Insya Allah semuanya dalam pengawasan kita.

    Salah satu pengguna listrik di Batam adalah industri. Apa yang dilakukan agar industri tidak terganggu oleh pemadaman listrik bergilir?

    Tarif listrik di Batam cukup bagus, lebih murah dibanding nasional. Karena industri di Batam harus bersaing dengan lain, maka kita mendukung industri tidak pergi ke Vietnam, Malaysia dan negara lainnya. Tinggal bagaimana jangkauan listrik itu bisa lebih maksimal ke pulau-pulau, itu jadi persoalan lain. Di Belakangpadang masih ada pulau yang belum teraliri listrik, kemudian ada pulau yang listriknya cuma 6 jam, 7 jam, itu menjadi PR kita. Kami sudah rapat dengan Dinas ESDM guna membahas bagaimana PLN bisa hadir dan listrik nyala hingga 24 jam. Sejauh ini, listrik di Batam sudah tidak ada masalah.

    Selain listrik, air bersih juga masih menjadi masalah di Batam di antaranya air yang keruh, mati air dan biaya pemasangan sambu­ngan air bersih yang cukup mahal. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hal itu?

    Masalah air bersih ini juga menjadi hal yang penting karena menyangkut hajat hidup orang ba­nyak, menyangkut kebutuhan masyarakat, sehingga negara harus menjamin ketersediaan air bersih. Selama 25 tahun kebutuhan air bersih masyarakat dilayani oleh PT ATB, selanjutnya kontrak berakhir dan kini pengelolaan air kini berada di PT Moya. Masalah kontinuitas air bersih ini menjadi masalah karena jam 12 malam sampai jam 5 subuh mati. Saya berharap dengan kontrak yang baru ini, PT Moya segera mengambil tindakan dengan melakukan investasi dengan mengganti pipa-pipa sehingga air bersih tidak hanya hidup jam 12 malam. Ini menjadi persoalan di Batam yang hingga sekarang belum terselesaikan. Kami berharap PT Moya bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. PT ATB dulu cukup bagus karena bisa mengatasi tingkat keboco­ran air bersih sehingga menjadi yang terbaik di Indonesia, kinerjanya cukup bagus, tapi kita tidak tahu bagaimana ceritanya sehingga PT ATB tidak bisa ikut tender lagi. Namun, saya sebagai anggota DPRD Kepri ingin memastikan bahwa masyarakat di Batam itu bisa mendapat air bersih dengan mudah dan murah. Air merupakan karunia Allah sehingga harus bisa dinikmati masyarakat.

    Bagaimana kiner­ja PT Moya selaku penge­lola air bersih di Batam?

    Kami memang melihat kinerja PT Moya tapi makin lama saya mendengar semakin banyak masukan tentang air bersih di Bengkong yang baru menga­lir malam hari, airnya keruh sehingga warganya ribut. Bahkan, saya bertemu ibu-ibu di rusun Tanjunguncang yang kegugurang karena terpaksa mengambil air dari lantai 5 ke lantai bawah di malam hari. Belum lagi ba­nyak keluarga yang ribut karena begadang akibat menunggu air ngalir malam hari, menampung air bersih memakai ember. Saya berharap Kepala BP Batam mengambil tindakan agar persoalan air bersih ini bisa tuntas, karena PT Moya sudah diberikan kontrak konsesi yang panjang sehingga harus lebih baik dibanding sebelumnya. Jika layanan air bersih PT Moya tidak bisa lebih baik tentu saja ini menjadi persoalan bagi masyarakat.

    Masalah pelabuhan penumpang juga cukup penting di Batam. Pendapat Anda?

    Batam merupakan miniatur Indonesia sehingga banyak yang menggunakan transportasi laut karena transportasi udara mahal. Sampai sekarang belum ada pelabuhan penum­pang yang representatif. Batuampar itu pelabuhan barang bukan pelabuhan penumpang. Pelabuhan Pelni Sekupang itu yang masih digunakan sampai sekarang. Saya minta Kepala BP Batam yang domainnya, tupoksinya mengurus pelabuhan segera menyiapkan pelabuhan penumpang Pelni. Untuk pelabuhan barang, kita berharap bisa dikembangkan agar bisa menampung seluruh barang yang akan diekspor ke luar negeri.
    Batam ini didesain untuk bisa lebih baik diban­ding daerah lain. Karena Batam dekat de­ngan Singa­pura, kita berharap satu saat Batam bisa menyaingi Singapura dan bisa sama dengan negara tersebut. Tapi kita tahu sekarang Batam belumlah seperti itu. Arah Batam ini mau ke mana juga belum jelas, transhipment belum jalan, pariwisata juga tidak jalan karena tidak ada obyek wisatanya tidak seperti Bali, Jawa yang semuanya memang memiliki obyek wisata. Jika bicara tentang pariwisata, tentu saja harus diperbanyak obyek wisata dan kesenian-keseniannya. Selanjutnya jika industri, kita melihat industri yang cukup bisa berkembang adalah industri shipyard tapi itu pun ada masanya. Industri manufaktur juga mengalami penurunan sehingga diperlukan langkah-langkah agar Batam bisa menarik lagi, bisa menciptakan lapangan kerja, menarik investor, bisa berkembang, maju seperti Singapura.***