Warga Tagih Janji Pemprov Bangun SMA di Lingga

    spot_img

    Baca juga

    Partai NasDem Buka Pendaftaran Penjaringan Calon Kepala Daerah Hingga 11 Mei  

    BATAM, POSMETRO.CO : Partai Nasional Demokrasi (NasDem), memperpanjang pendaftaran...

    Warga dan Pengembang Nyaris Bentrok di Sagulung  

    BATAM, POSMETRO.CO :  Warga yang bermukim di RW 01...

    Delegasi Indonesia Dorong Pemberdayaan Perempuan dan Pengurangan Kemiskinan

    JAKARTA, POSMETRO: Delegasi Indonesia mendorong implementasi kesetaraan pemberdayaan perempuan...

    Monitoring Laporan SP4N LAPOR, Ombudsman Kepri Menilai Pemda Belum Maksimal Lakukan Evaluasi

    BATAM, POSMETRO: Ombudsman RI Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) melaksanakan...

    Workshop Jelang Penilaian Kepatuhan

    BATAM, POSMETRO: Jelang Penilaian Kepatuhan Penyelenggara Pelayanan Publik tahun...
    spot_img

    Share

    Hanafi Ekra ketika menghadiri acara Pemkab Lingga beberapa waktu lalu. (posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Tak dibangunnya 3 gedung SMA di tiga titik wilayah Kabupaten Lingga Tahun 2019 oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), membuat masyarakat Lingga, marah.

    Hanafi Ekra, anggota DPRD Provinsi Kepri Dapil Bintan-Lingga yang kembali terpilih pada Pemilu 17 April 2019 mengaku, kala itu anggaran pembangunan di tiga tempat wilayah Kabupaten Lingga sudah dianggarkan tahun 2019, namun sampai sekarang tidak ada.

    “Sebanarnya sudah dianggarkan, namun sekarang tidak tahu entah kemana. Siapa yang mengalihkan, itu kita belum tahu, saya sangat menyayangkan sekali adanya kebijakan di luar koordinasi kami,” kata Hanafi Ekra saat dikonfirmasi via selulernya, Selasa (8/10).

    Dijelaskan Hanafi Ekra, SMA yang akan dibangun di tiga titik itu ada di Kecamatan Singkep Pesisir, Singkep Selatan dan Kecamatan Posek. Sedangkan masyarakat sudah gotong royong membersihkan lahan untuk sekolah.

    “Hampa hati masyarakat, tahu-tahunya sekolah itu tidak jadi dibangun. Kalau di Singkep Pesisir itu, masyarakat sudah bergotong royong dan bersemangat membersihkan lahan, karena sekolah SMA akan dibangun, ternyata mereka menelan pil pahit,” kata Hanafi mengeluarkan nada kecewanya kepada pihak provinsi.

    Lanjut pentolon Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini lagi, tahun 2020 ia akan meminta provinsi tidak main-main, disamping tanggung jawab, provinsi juga wajib membangun tahun di 2020, tanpa ada alasan, dan tidak membuat masyarakat kian bertambah marah dan kecewa.

    Dia mengaku heran, dalam rapat dengan instansi terkait di provinsi kala itu, pembangunan sekolah SMA di Resang, Kecamatan Singkep Selatan disepakati anggaran Rp 800 juta, namun yang muncul cuma Rp 500 juta, itupun sampai hari ini belum juga dimulai pekerjaannya.

    “Itu anggaran murni provinsi, sampai sekarang pekerjaan itu belum dilelang. Memang kita tidak tahu apa permasalahannya, akan tetapi dinas provinsi harus memberi alasan apa penyebabnya,” gerutunya lagi.

    Disinggung untuk pembangunan jembatan Marok Tua Kecamatan Singkep Barat, anggaran untuk pembangunan itu diperkirakan mencapai Rp 50 miliar lebih, kalau hanya 2 atau 3 miliar (Rupiah) sangat jauh dari harapan.

    “Kalau dianggarkan cuma 2 atau 3 miliar (Rupiah), itu hanya ecek-ecek aja. Mana mungkin membangun jembatan yang nilainya puluhan miliar itu kalau dianggarkan segitunya. Itu sangat tidak masuk akal,” ketusnya.

    Sementara, Junaidi Adjam, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lingga mengaku, kalau memang dibangun sekolah di tiga tempat tersebut ia merasa tidak mungkin, karena sampai sekarang yang ingin dibangun satu titik di Resang Kecamatan Singkep Selatan sampai sekarang belum dilelang.

    “Tidak jadi dibangun SMA di tiga titik di Lingga itu saya mendapat dari media sosial saja, katanya tidak ada anggaran. Kabar juga saya dapatkan pembangunan sekolah atau lokal di Resang sampai sekarang belum lelang. Sedangkan yang waktu tersisa dua bulan, apakah siap dengan batas waktu seperti itu,” ujar Junaidi juga mengaku tidak tahu adanya pengurangan anggaran pembangunan sekolah di Resang.

    Komitmen Provinsi Kepri dengan para mahasiswa Lingga di Tanjungpinang ketika ada pertemuan, sambung Junaidi, provinsi akan membangun pada Februari 2020 sekolah yang direncanakan itu, ia merasa sedikit tidak yakin dengan waktu lelang sesingkat itu.

    “Kabar itu saya dapatkan setelah membaca komitmen provinsi dengan adik-adik kita mahasiswa di Pinang, bahwa akan dibangun pada bulan itu,” kata Junaidi lagi.

    Secara pribadi, ia merasa pasimis dengan komitmen tersebut, pasalnya proses lelang tidak cukup dengan waktu satu bulan, dan di tahun 2020, sudah memasuki tahun ajaran baru antara 15 s/d 17 Juli 2020.

    “Saya pasimis sekali, apakah bisa ditempati lokal yang dibangun itu menjelang masuk tahun ajaran baru. Tetapi jika memang benar terealiasi, secara pribadi saya sangat-sangat salut sekali dengan kinerja provinsi,” pungkasnya.(mrs)