Kapal Kandas di Karimun, PR Besar yang Belum Terselesaikan

    spot_img

    Baca juga

    KPU Batam Resmikan Peluncuran Pilkada 2024  

    >>>Ajak Warga Berkolaborasi Sukseskan Pemilihan BATAM, POSMETRO.CO : Komisi Pemilihan...

    Dibuka Ibu Negara, Ketua Dekranasda Kepri Hadiri Perayaan HUT Dekranas ke-44 di Kota Solo

    KEPRI, POSMETRO: Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi...

    Pemprov Kepri Berkomitmen Ikut Perluas Implementasi Desa Antikorupsi

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berkomitmen meningkatkan peran...
    spot_img

    Share

    Proses Evakuasi MT Liberty berbendera Kamerun yang kandas di Perairan Karimun. (Foto- Dok TNI Al)

    SABTU (2/12) kapal tanker berbendera Kamerun, MT Liberty 83.724 GT, kandas di kandas di perairan Pulau Asam Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Tanker bermuatan apal tersebut membawa muatan 130.000 ton bahan bakar minyak minyak mentah itu kandas saat dalam proses pandu.

    MT Liberty hingga Senin (11/12) masih diupayakan untuk dievakuasi. Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (Ksop) kelas I Tanjungbalai Karimun memastikan masih menunggu peralatan Evakuasi tangker itu.

    PLT Kepala KSOP kelas I Tanjungbalai Karimun, Adi Affandi yang dikonfirmasi Posmetro, Senin (11/12) siang kemarin membenarkan kalau evaluasi hingga kini masih dalam proses.

    Kejadian ini menambah daftar panjang kapal yang kandas disekitar perairan Karimun dan Batam dan pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan, sebelumnya kapal kontainer vessel MV MSC Faith kandas di perairan Belakang Padang, Batam, Provinsi Kepri, pada Selasa (31/1/2023). Kapal berbendera Monrovia tersebut diketahui membawa muatan kontainer dari Perairan Singapura, menuju Yantian China.

    Beberapa waktu silam tepatnya Kamis (27/10/2022) Kapal tanker MT Young Yong berbendara Djibouti kandas di perairan Pulau Tekong Kecil, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Kapal ini sedang membawa ratusan ribu ton minyak.Ditarik kebelakang lagi, kapal MV. Shahraz berbendera Iran juga kandas di perairan Batu Berenti, Pulau Sambu, Kepulauan Riau pada 11 Mei 2020 lalu.

    Terulangnya kejadian kandasnya kapal di wilayah perairan Karimun sepertinya perlu dilakukan langkah pencegahan agar kejadian tidak terulang. Beberapa pihak pun mulai mempertanyakan hal tersebut. Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan atas keselamatan pelayaran dan menimbulkan sejumlah resiko serta dampak yang perlu diatasi dengan segera.

    Berdasarkan data otoritas maritim, jumlah kejadian kapal yang kandas di perairan Karimun telah meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang menyebutkan berbagai faktor jadi penyebabnya, termasuk cuaca ekstrem, navigasi yang kompleks, dan mungkin juga kelalaian manusia sebagai penyebab utama di balik serangkaian insiden tersebut.

    Kejadian kandas kapal tidak hanya meningkatkan risiko navigasi bagi kapal-kapal yang melintasi wilayah ini, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan awak kapal dan lingkungan maritim. Ombak tinggi dan arus kuat di beberapa lokasi dapat membuat navigasi menjadi sulit, meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

    Selain risiko terhadap keselamatan manusia, peristiwa kandas kapal juga memiliki dampak serius terhadap lingkungan maritim. Keberlanjutan ekosistem laut dapat terancam oleh tumpahan bahan bakar dan potensi kerusakan struktur terumbu karang, dapat mencemari perairan dan merusak ekosistem laut. Pencemaran ini dapat berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat pesisir, termasuk nelayan dan petani tambak.

    Dalam menghadapi tantangan ini, kerjasama lintas sektor antara otoritas maritim, pihak swasta, dan komunitas lokal dianggap krusial untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan menjaga keselamatan serta keberlanjutan lingkungan di perairan Karimun. Dan juga menunjukkan, bahwa perlu dilakukan evaluasi terhadap navigasi perairan, serta peningkatan pengawasan dan regulasi keamanan pelayaran di sekitar Karimun, untuk mencegah insiden serupa di masa depan.***